18. Liatin Mandi Boleh Kali?

1.3K 75 16
                                    

“Kak Rinaaaaaa.”

Viara berteriak kesenangan saat melihat Rina datang bersama Dion dari arah berlawanan. Gadis itu sudah berada di mall selama satu jam untuk membeli pakaiannya yang salah dibeli. Arion sengaja meminta asisten dan sekretarisnya untuk datang ke sana. Dia ingin lepas tangan atas urusan Viara memilih pakaian. Arion tahu betul kalau menemani perempuan berbelanja bukanlah hal yang menyenangkan. Itu hanya akan membuat kakinya pegal saja.

“Tu-Tuan, yang akan menemani Nona Viara berbelanja kan Rina. Kenapa saya juga dipanggil?” Dion merasa tidak adil saat dipanggil Arion untuk menemani Viara berbelanja. Arion saja berpikir untuk lepas tangan menemani Viara berbelanja, kenapa sekarang malah dia juga disuruh untuk datang? Apalagi ini di luar jam kerjanya.

“Kenapa? Kamu keberatan?” tanya Arion dengan tatapan dinginnya. Sebenarnya Arion tahu bagaimana isi pikiran asistennya.

“A-ah, ti-tidak, Tuan,” balas Dion menundukkan kepalanya karena nyalinya yang tadi ingin protes, sekarang jadi ciut duluan.

“Kamu temani aku mengobrol,” ujar Arion datar dan pergi mengikuti Viara dan Rina yang mulai memasuki sebuah toko. Sengaja, dia sedang mencari tempat duduk.

“Bagaimana dengan ini? Ini? Atau ini?”
Viara memperlihatkan pakaian-pakaian yang menurutnya bagus. Dimulai dari atasan, bawahan, termasuk aksesoris. Arion hanya memalingkan wajahnya saat ditanya seperti itu. Pria itu malah menyuruh Viara untuk bertanya pada Dion.

“Ish, geleng-geleng mulu. Kasih pendapat kek!” kesal Viara sembari berkacak pinggang. “Kan lo di sini buat nemenin gue belanja. Ngasih pendapat tuh salah satunya. Lagian gue kan istri lo, kenapa malah nyuruh nanya cowok lain? Emang lo gak cemburu?” terus Viara dan berhasil membuat Arion terbata-bata.

“Kamu terlalu lama dalam hal belanja, aku sudah bosan. Aku sengaja memanggil Rina untuk membantumu. Kenapa masih bertanya padaku?” balas Arion yang tak ingin kalah. Entah kenapa, menghadapi Viara, jiwa mudanya jadi kembali. Dia tiba-tiba ingin menang berdebat dengan istri barunya. Belum lagi dia sudah ditanya selama lebih dari satu jam, tetapi Viara masih belum memutuskan untuk membeli satu pun pakaian.

“Apa seharusnya kita melihat ini?” tanya Rina berbisik pada Dion yang sudah berada di sampingnya. Sejak tadi Dion duduk di samping Arion dengan aura yang tak bersahabat. Dia sedikit senang karena bisa pergi dari samping bosnya itu.

“Aku tidak tahu. Sepertinya kita harus pergi dari sini. Biarkan mereka bertengkar. Kita kembali setelah mereka selesai,” balas Dion yang juga berbisik.

Mendengar jawaban itu, Rina langsung menarik Dion untuk keluar dari sana. Mereka ingin menghindari pertengkaran yang biasa terjadi dalam prahara rumah tangga itu.

“Berhenti! Kembali!” titah Arion dan Viara bersamaan di tengah-tengah pertengkaran mereka. Rupanya keduanya sadar akan tingkah Rina dan Dion.

“Hahh, sepertinya kita memang tidak bisa terhindar dari ini semua,” bisik Rina dan diangguki Dion.

***

“Bagaimana, sudah puas berbelanjanya? Ingin pulang sekarang?”

Setelah melihat ada belasan paper bag di jok belakang mobilnya, dengan tampang tidak mengenakkan Arion memastikan satu hal pada Viara. Mendengar pertanyaan itu Viara tidak menjawab apa pun, dia langsung duduk di jok samping kemudi sembari berseru, “Let’s goooo!”

“Hahh, dasar anak remaja baru puber,” umpat Arion menggeleng kepalanya. Pria itu segera mengemudikan mobil hitamnya. Dia terlebih dahulu pergi ke rumah Viara untuk mengambil beberapa pakaian.

***

“Air, lo ngapain di sini?”

Sebuah pekikan terdengar di gendang telinga Alathair saat pemuda itu tidak sengaja ketiduran di depan rumah Viara. Sang pemilik rumah memasang wajah tidak senang mendapati pemandangan yang tidak terduga itu. Apalagi di sampingnya ini sudah berdiri seorang Arion. Harus bagaimana dia menjelaskan pada suaminya itu tentang siapa dan kenapa Alathair bisa ketiduran di depan rumahnya?

YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang