“Ekhem! Pelayan baru ya? Sini dong deketan sama Om.”
Viara menyengir saat baru saja dia keluar dari ruang ganti sudah ada seorang pria yang memanggil dirinya. Bergegas gadis itu mendekat dengan lenggak-lenggoknya. Sok cantik memang. Namun, bagaimana lagi, memang pada kenyataannya gadis itu cantik. Cantik sekali.
“Iya, Om. Aku pelayan baru di sini. Om, udah lama di sini?”
Viara terlihat sok tidak tahu, padahal dirinya sudah sering melihat om-om kaya itu datang ke sana. Dia juga tahu kalau pria berumur itu sangat loyal pada pelayan yang melayaninya. Selalu minta dibungkus. Jadi, dia harus bisa mendapatkan hati om tua itu agar apa yang diinginkannya bisa dia dapatkan.
“Jangan sok tidak tahu, saya sering lihat kamu di pojok sana.”
Viara membulatkan matanya. Rupanya dia tidak perlu berpura-pura lagi.
“Ah, gitu ya. Iya sih, aku dulu emang sering datang ke sini buat kumpul sama temen-temen, tapi sekarang—”
“Sekarang kamu kekurangan uang jadi terpaksa harus jadi pelayan?"
Pria tua itu menarik pinggang Viara dan mendudukkannya di atas pangkuannya. Bau tanah yang menyeruak dari tubuh pria itu membuat Viara jijik. Namun, karena bau uangnya lebih menyengat, maka gadis itu harus bisa menahannya.
“Ya ... seperti itulah, Om. Om juga pastinya sudah tau.”
Viara mulai melayani pelanggan VIP itu dengan mengambil gelas kosong di tangan pria tua itu dan mengisinya dengan minuman mahal yang sudah dipesannya. Gadis itu memberikan gelasnya seraya menyentuh punggung tangan pria tua itu sebagai isyarat.
Isyarat apa? Entahlah. Viara hanya sengaja menggodanya.
“Jangan hanya saya dong yang minum, kamu juga.”
Pria tua dengan setelah jas yang sudah acak-acakan itu terlihat mengambilkan satu gelas kosong dan mengisinya dengan minuman di atas mejanya. Masih di atas pangkuannya, pria itu memberikan gelas di tangannya pada Viara.
“No, Om. Aku gak bisa minum, masih harus melayani yang lain.”
“Kamu ini, cukup melayani saya saja. Saya bisa memenuhi semua kebutuhan kamu. Gimana?”
Mendengar penolakan dari Viara, pria berjas itu kembali mengangkat tangannya dan membelai lembutnya rambut lurus Viara. Gadis itu memang selalu kekurangan uang, tapi untuk perawatan tubuhnya, dia akan sangat memprioritaskannya. Jadi, rambutnya masih terlihat tebal dan sehat walaupun uang di dompetnya tinggal 500 perak.
“Hm, gimana ya?”
Viara mulai sok jual mahal. Sebenarnya dia bisa mendapatkan yang lebih. Jadi, dia agak mikir untuk menerimanya.
“Najis. Bisa-bisanya tuh cewek ngerendahin diri buat dapetin duit. Duit yang gue kasih kurang apa? Ya ... meskipun tadi gue emang ngasih 100, tapi kan itu karena dia cuma cuci piring, belum lagi sama dua gelas kesayangan gue yang udah dipecahin. Harusnya gue ngasih dia 50. Dasar gak tau diuntung. Kalau di mau jadi pembantu di rumah gue, gue jamin kasih dia gaji dua kali lipat. Ini malah jadi sugar baby. Dasar si Viara.”
Alathair terus saja mengumpati tetangganya itu. Dia sejak tadi melihat tingkah menjijikkan Viara. Rasa-rasanya dia ingin menarik Viara dari sana. Pemuda itu ingin membawa Viara ke sebuah ruangan dan dia ceramahi gadis itu sampai pagi. Melihatnya sungguh membuat matanya sakit.
“Gimana, Sayang? Mau gak sama Om?”
Viara merasa geli saat pipinya disentuh dengan sentuhan yang ... sebenarnya lembut, tapi agak menjijikkan. Namun, sepertinya boleh juga. Nanti dia tinggal cari saja yang lain kalau tidak puas.
![](https://img.wattpad.com/cover/336852379-288-k733764.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)
Teen FictionJangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05 . Menikah muda di usia 18 tahun? Ah, entah ini nasib buruk atau nasib baik untuk Viara. Namun, satu hal yang bisa dipastikan. Kalau Viara tidak menerima tawaran ini, maka kehidupannya akan semakin bu...