"Viara, berhenti lo!"
Viara berdecak kesal saat namanya dipanggil dengan suara lantang dari belakang. Gadis itu kesal karena rencananya untuk mengikuti Arion dan meminta penjelasan tentang perkataan yang didengarnya tadi, sekarang ini jadi gagal. Viara terpaksa membalikkan badannya untuk mengurus mantan sahabatnya yang sekarang ini akan membuat masalah lagi.
"Apa?" tanya Viara dengan suara ketus.
Plak!
"Akh!" Viara memekik keras saat sebuah tamparan mendarat mulus di pipinya. Gadis itu memandang tajam ke arah Resa. Kedua tangannya dia kepal kuat dan bersiap untuk melayangkan tamparan yang sama. Namun, niatnya itu langsung terurung. Viara memutuskan untuk menerima tamparan itu.
"Sialan lo! Berani nampar gue?" pekik Viara sembari memegang pipinya yang mulai memerah.
"Menurut lo? Apa yang lo lakuin sama gue, apa gak sebanding sama satu tamparan ini?" Resa memperlihatkan tatapan marahnya pada Viara. Aura permusuhan menguar hebat di seluruh tubuhnya. Viara yang melihat itu hanya tersenyum puas.
"Udah dikeluarin, masih bikin masalah aja. Gak pa-pa, gue terima tamparan ini. Anggap aja sebagai hadiah perpisahan buat lo. Ke depannya, jangan bikin hal konyol lagi, ya. Malu." Viara tidak ingin menanggapi Resa lebih lanjut. Gadis itu membalikkan badan dan hendak pergi dari sana. Namun, langkahnya terhenti saat tangan kanannya dicekal oleh seseorang. Kevin menahan Viara agar tidak pergi.
"Lepas! Apaan sih?" ketus Viara menepis tangan Kevin.
"Via, maafin gue. Gue salah karena udah manfaatin lo. Mulai sekarang, gue gak bakal manfaatin lo. Gue baru sadar, ternyata selama ini dikit-dikit gue mulai sayang sama lo. Via, menurut lo, apa gue punya kesempatan buat deketin lo lagi? Kita mulai dari awal gimana?"
Viara mengernyit saat mendengar perkataan Kevin yang tiba-tiba itu. Dia masih berusaha untuk mencerna perkataan yang baru saja di dengarnya. Namun, saat dia melihat wajah Resa yang semakin merah karena marah, barulah dia sadar akan sesuatu. Viara sekarang bahkan sudah memikirkan ide kejam untuk menghadapi mantan pacar dan mantan sahabatnya secara bersamaan.
"Hm, kalau dipikir-pikir, lo juga kadang baik sih sama gue. Walaupun gue gak tau itu tulus atau gak, tapi boleh juga. Oke, no problem. Gue maafin lo. Sekarang ikut gue ke kantin, jajanin gue. Gimana?"
"Oke. Yuk!"
Dengan penuh semangat Kevin menggenggam lembut tangan Viara dan menganjak gadis itu ke kantin. Resa yang melihatnya jadi semakin kesal. Dia merasa telah dikhianati oleh Kevin.
***
"Maksud lo apa sih, Vin? Lo ninggalin gue?" Resa menarik tangan Kevin setelah dia menyusul ke kantin. Dia tidak terima kalau Kevin memperlakukannya bak barang yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Dia merasa seperti dibuang begitu saja setelah dimanfaatkan.
"Res, please! Gue udah gak punya masa depan lagi kalau sama lo. Lo udah dikeluarin. Lebih baik sekarang lo beresin barang-barang lo dan pergi dari sini. Gue mau memperbaiki hubungan gue sama Viara." Kevin menepis tangan Resa dan kembali duduk di samping Viara. Melihat drama yang belum selesai itu, Viara hanya bisa tersenyum senang. Dia sempat mengejek Resa dengan ekspresi meledeknya.
"Viara sialan! Liat aja nanti, gue pasti gak akan biarin lo hidup tenang!" geram Resa dan segera meninggalkan kantin. Dia sekarang ini tengah menjadi pusat perhatian.
***
"Gak usah pegang-pegang. Najis tangan gue disentuh lo."
"Maksud lo?" Kevin kebingungan saat Viara tiba-tiba menepis tangannya setelah Resa sudah pergi dari kantin. Pemuda itu menatap tidak mengerti pada Viara, tetapi Viara tidak memedulikannya. Viara terus melanjutkan kegiatannya untuk menghabiskan makanan di hadapannya. Terlalu banyak yang terjadi hari ini, dia bahkan tidak sempat makan sesuatu untuk mengganjal perutnya.
"Maksud lo barusan apa, Via? Kenapa sikap lo tiba-tiba berubah? Bukannya udah sepakat kalau kita mau mulai lagi dari awal?"
Viara yang sudah menghabiskan makanannya seketika tertawa lebar saat mendengar ucapan Kevin. Gadis itu mengambil selembar tisu dan membersihkan mulutnya. Tisu bekas yang barusan dia pakai langsung dia buang ke hadapan Kevin. Kevin yang melihatnya seketika marah. Dia merasa sedang direndahkan oleh mantan pacarnya itu.
"Lo bilang apa? Mulai dari awal? Cih, lo pikir siapa yang mau mulai lagi dari awal sama cowok brengsek kayak lo? Najis. Buang-buang waktu gue aja. Denger, ya! Gue tadi cuma manfaatin lo supaya si Resa makin sakit hati, selebihnya, gue udah muak sama lo. Jadi, mulai sekarang mending lo jauh-jauh dari gue. Ngerti?" Viara menepuk bahu Kevin setelah dia berbisik tepat di telinga pemuda itu. Gadis itu bersiap untuk pergi dari sana. Namun, karena ada sesuatu yang lupa dia katakan, akhirnya Viara kembali mendekati Kevin dan berbisik, "Gue tau lo tadi nguping pembicaraan gue sama orang yang namanya Arion. Menurut lo, kalau lo sampai ngasih tau apa yang lo denger tadi ke semua orang, dengan status gue sebagai calon istri pemilik sekolah ini, lo akan bertahan berapa lama di sini? Dan alasan epik apa yang bakal gue kasih buat lo sebagai alasan lo di DO dari sekolah ini?"
"Lo ... lo tau?" Kevin terkejut bukan main saat Viara tahu kalau dirinya tadi tidak sengaja menguping pembicaraannya dengan Arion. Tadinya dia berencana memanfaatkan hal itu untuk mengancam Viara supaya dia tidak dikeluarkan dari SMA Angkasa seperti yang dilakukan kepada Resa. Namun, sepertinya malah dirinya yang sudah diancam duluan oleh Viara.
"Menurut lo? So, gak usah main-main kalau gak mau masa depan lo hancur. Gak susah buat lo jauh-jauh dari gue. Gue bisa pindahin lo ke kelas lain kalau lo mau. Jadi ... lo masih mau main-main sama gue?" Dengan tampang angkuhnya Viara berhasil membuat Kevin terdiam di tempatnya. Semakin lama Kevin dibuat takut olehnya, semakin puas Viara melihatnya.
"Udah, ya, hari ini sampai sini. Gak usah bahas-bahas yang gak perlu. Gue capek. Gue mau balik ke kelas. Bye." Viara melenggang pergi dari kantin dan berjalan menuju kelasnya. Di sepanjang jalan dirinya menjadi bahan omongan. Bukan lagi sebagai pelaku, tetapi sebagai korban.
"Seneng lo karena si Resa yang dikeluarin dan bukannya lo?"
Viara mengernyitkan dahinya mendengar ucapan yang tiba-tiba itu. Dia menatap tajam pada seseorang yang berjalan mendekatinya. Keadaan kelas yang sepi tidak membuat Viara marah mendengar hal itu. Dia hanya ingin menyumpal mulut Alathair saja.
"Diem lo! Awas kalau sampai lo ngomong macam-macam!" ancam Viara menodongkan penggarisnya dan langsung Alathair rampas.
"Kok bisa-bisanya malah si Resa yang dikeluarin? Lo mainin trik apa lagi?" Alathair penasaran dengan keadaan yang benar-benar di luar dugaannya. Dia duduk di atas meja Viara menunggu penjelasan dari gadis itu. Namun, sepertinya Alathair tidak akan mendapatkan jawaban apa pun. Viara tidak buka suara sedikit pun.
"Gak perlu lo tau. Mending sekarang kerjain PR gue sebelum istirahat habis."
"Ogah. Kerjain sendiri!" Alathair pergi dengan tampang kesalnya. Dia memberikan tatapan permusuhannya sebelum menutup pintu kelas dengan kencang.
"Cih. Kayak cewek lagi PMS," umpat Viara memicingkan kedua matanya. Sekarang gadis itu membuka ponselnya karena ada sebuah pesan masuk.
+62xxxxxx
Dion akan menjemputmu sepulang sekolah. Dia akan membawamu untuk fitting baju.
"What?" Viara memekik saat membaca isi pesan itu. Dia kira Arion hanya mempermainkannya, ternyata pria itu benar-benar akan membawanya untuk fitting baju.
"Ini om-om kebelet kawin apa gimana sih? Jangan-jangan gue langsung diterkam lagi nantinya. Ihhh, seremmm." Viara bergidik ngeri membayangkan hal yang tidak-tidak. Gadis itu berjalan ke luar kelas untuk menjauhkan pikiran-pikiran random di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOUNG MARRIAGE (Viara Aquella)
Teen FictionJangan lupa follow IG author ya @hayatulhusnii_05 . Menikah muda di usia 18 tahun? Ah, entah ini nasib buruk atau nasib baik untuk Viara. Namun, satu hal yang bisa dipastikan. Kalau Viara tidak menerima tawaran ini, maka kehidupannya akan semakin bu...