Bab 6

1.2K 77 17
                                    

Member Enhypen kini berada di drom. Masing-masing dari mereka sudah masuk ke dalam kamar masing-masing kecuali Heeseung.

Isi kepalanya begitu bising ketika ia duduk sendirian di ruang kumpul yang begitu sepi. Tatapannya kosong melambangkan luka mendalam.

Heeseung menghela nafas. Setelah ini, Heeseung sangat yakin, banyak yang harus dia urus besok. Untuk sementara, pasti dirinya yang disuruh menjadi leader.

Heeseung takut, sangat takut. Dia takut member membenci nya, secara dirinya tadi mendengar membernya mengatakan kalo takan ada yang menggantikan posisi Jungwon di Enhypen.

Pikirannya sangat kalut, sebenarnya Heeseung pun tak terima atas kematian Jungwon, dirinya tak terima dengan pembunuhan ini. Dirinya sangat ingin marah dan menangis. Namun, jika dirinya marah dan menangis, siapa yang akan menjadi penenang untuk adik-adik nya.

"Hyung, kamu belum tidur?" Tanya Golden maknae Enhypen.

Heeseung memaksakan dirinya tersenyum.

"Belum, Hyung belum mengantuk" jawab Heeseung.

Ni-Ki mengangguk mengerti, dirinya duduk di sebelah Heeseung. Heeseung menyadari kalo Ni-Ki saat ini sedang hancur dan Heeseung tau, apa penyebabnya.

"Menangis lah, jangan dipendam" kata Heeseung.

Suara isakan Ni-Ki mulai terdengar. Heeseung memeluk Ni-Ki, mengusap punggung tegap itu dengan lembut.

Beberapa saat kemudian, tangisan itu mulai reda. Heeseung pun dengan cepat melepas pelukan nya dengan Ni-Ki. Ni-Ki menatapnya dengan mata memerah. Hal itu membuatnya gemas dengan member termuda Enhypen itu.

"Hyung, temani aku tidur" kata Ni-Ki.

"Baiklah, ayok tidur!" kata Heeseung.

Ni-Ki dan Heeseung beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah ke kamar para maknae.

Kini mereka berdua tengah berbaring di kasur. Heeseung berada di pinggir dekat tembok. Masalahnya kalo Heeseung tidur dipinggir kasur lainnya nanti dia jatuh, secara Ni-Ki badannya gede udah gitu tinggi lagi.

"Hyung" panggil Ni-Ki.

"Wae Ni-Ki-ya?" Jawab Heeseung.

"Apa hyung berpikir hal yang sama dengan ku?" Tanya Ni-Ki.

Heeseung mengernyit bingung saat mendengar pertanyaan Ni-Ki.

"Apa maksud mu?" Tanya balik Heeseung.

"Aku berpikir kalo Jungwon hyung tak akan tenang, jika kita tidak membalas pembunuh itu" kata Ni-Ki.

Heeseung kini menatap tangan Ni-Ki. Tangan Ni-Ki terkepal kuat seolah akan memukul Heeseung.

"Jungwon hyung pasti tak terima dengan pembunuhannya hyung, kita sebagai member yang dipimpin oleh Jungwon hyung sudah seharusnya membalaskan dendam Jungwon hyung!" Kata Ni-Ki dengan penuh amarah.

Heeseung menatap Ni-Ki dengan tatapan takut, dia memegang tangan Ni-Ki yang terkepal.

"Jungwon tidak menginginkan itu Ni-Ki, untuk masalah ini, kita serahkan semuanya kepada agensi" kata Heeseung.

"Tidak hyung! Kamu tak mengerti! Jungwon hyung menginginkan dendam nya terbalas!" Kata Ni-Ki.

"Akan lebih baik kita tidur sekarang ya, kamu pasti sangat lelah, sampai-sampai pikiran mu kacau" kata Heeseung.

Heeseung memeluk Ni-Ki, Ni-Ki pun membalas pelukan Heeseung. Kebayangkan gimana mereka pelukannya?

Sebenarnya Heeseung dan Ni-Ki sama tingginya namun Heeseung harus kebawahan dikit agar kasurnya muat. Ya otomatis, Heeseung kini berhadapan dengan dada bidang Ni-Ki. Malah Ni-Ki meluk dirinya seperti guling pula, kan Heeseung pengap, tapi yaudahlah, mending tidur aja.

Dear Leader (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang