"Wah, Mama tega banget. Tau gitu aku gerak cepat buat dapetin Almira," celetuk Ganen dengan wajah pura-pura kecewa.
Radit langsung memandang Ganen dengan tajam.
"Mama mana tau kalo Masmu diam-diam deketin Almira," sahut Bu Ayu merasa bersalah. "Kamu nggak usah khawatir, nanti biar Mama cariin cewek yang gak kalah keren dari Almira," lanjutnya.
"Males ah, aku nggak mau nikah dulu," sela Ganen.
"Kok gitu?"
"Mau cari duit dulu yang banyak," jawab Ganen dengan cengiran lebar. "Biar Mas Kevin aja nikah duluan."
"Kamu nggak marah kan kalo Kevin sama Almira?" tanya Bu Ayu kembali memastikan. "Mama nggak mau anak-anak Mama berantem perkara cewek. Kan nggak lucu kalo kalian suka sama cewek yang sama."
Ganen tertawa keras. "Nggaklah," sahutnya. "Lagian aku emang belum ada niatan buat nikah. Aku sama Almira cuma dekat sebagai teman."
Diam-diam Bu Ayu bernapas lega. Di satu sisi emang ia merasa bahwa ini salahnya. Ia mendekatkan Ganen dengan Almira tanpa tahu kalau anak pertamanya sudah dekat duluan dengan Almira. "Udah, kamu cari uang dulu aja. Kalo kamu susah cari cewek, biar nanti Mama bantu," ucapnya berusaha menghibur.
Almira yang menjadi topik pembicaraan hanya duduk diam di sebelah Radit. Sesekali ia melirik Radit yang nampak santai. Karena sudah tidak tahan lagi dengan rasa malu, akhirnya ia memilih untuk pamit.
"Kok buru-buru?" tanya Bu Ayu saat mendengar Almira pamit pulang.
"Hmmm ... iya, Bu. Soalnya Almira nanti harus ngajar," jawab Almira beralasan. Tidak mungkin ia mengatakan alasan sebenarnya pada Bu Ayu.
"Oh, yaudah kalo gitu," sahut Bu Ayu. "Kamu tadi ke sini naik apa?"
"Taksi, Bu."
Bu Ayu langsung menyunggingkan senyum lebar. "Kalo gitu biar dianter Kevin aja," cetusnya.
"Tap--"
"Ayo, kamu anterin Almira pulang," ucap Bu Ayu menatap anak sulungnya.
Tanpa mengatakan apapun, Radit menyalimi tangan Mama.
"Besok kalo ada waktu kamu datemg lagi ke rumah sakit. Mama besok operasi."
"Iya," ucap Radit. Lalu ia beralih menyalimi Papanya dan langsung keluar duluan dari kamar rawat.
Bu Ayu meringis melihat kelakuan anaknya. "Kamu yang sabar ya kalo sama Kevin. Dia emang sedikit kaku. Tapi aslinya dia baik kok."
Almira menyunggingkan senyum tipis. Setelah berpamitan dengan Bu Ayu, Pak Idham dan Ganen, barulah ia menyusul Radit yang sudah lebih dulu keluar.
"Kenapa Mas Radit bahas soal kemarin ke Bu Ayu sih?" tanya Almira begitu sudah berada di dalam mobil Radit.
"Hmmm...."
"Dih, kumat. Jawabnya kayak orang sariawan," cibir Almira. "Nanti dikiranya aku serius mau minta dinikahin cepat, Mas," keluhnya.
Radit melirik Almira sekilas. "Kemarin kamu bilang serius."
Almira berulang kali menarik napas, lalu menghembuskannya. "Aku sebenarnya nggak masalah kalo harus nikah sama Mas Radit. Maksudku tuh nggak dalam waktu dekat," ucapnya berusaha memberi penjelasan.
"Mau cepat atau lama sama aja."
"Emang Mas Radit udah mau nikah?" tanya Almira.
Radit tidak langsung menjawab. "Kenapa kamu mau nikah sama aku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Knock, Knock! (Completed)
ChickLitSatu tahun tinggal di apartemen, Almira tidak pernah berinteraksi dengan tetangga kanan dan kirinya. meskipun tidak berinteraksi, bukan berarti ia tidak tahu siapa yang tinggal di sekitarnya. Ada satu laki-laki yang menurut pengamatannya berusia ke...