Bab 18

109K 10.9K 621
                                        

"Mas Radit beneran keserempet sepeda motor di depan cafe?"

"Mbak nggak tau ya?" Suara Ina di seberang terdengar heran.

"Aku baru tau, Na. Hari ini kan aku lagi gak ada kerjaan, makanya nggak ke cafe," jawab Almira. Ia memindahkan ponselnya dari telinga kanan ke telinga kiri. "Gimana kejadiannya?" tanyanya penasaran.

"Kayaknya Pak Radit lagi mau ngerokok di depan cafe. Terus ada motor dari arah belakang lewat. Mungkin nggak lihat kalo ada Pak Radit. Yaudah Pak Radit keserempet, terus jatuh ke aspal."

Parkiran Mood Cafe memang terdiri dari dua tempat. Untuk parkiran motor memang dibuat di belakang cafe, bersamaan dengan parkiran untuk pegawai. Sedangkan di depan untuk parkiran mobil.

"Terus siapa yang bawa Mas Radit ke rumah sakit?" tanya Almira penasaran.

"Pak Radit berangkat sendiri, Mbak."

"Hah? Seriusan Mas Radit berangkat sendiri?"

"Iya. Padahal lukanya lumayan banyak. Tapi untungnya nggak terlalu parah sih."

"Kenapa kok berangkat ke rumah sakit sendiri? Emang nggak ada yang nawarin buat nganterin?"

"Ada kok. Emang Pak Raditnya aja yang nggak mau," sahut Ina. "Lucunya tuh Pak Radit habis ketabrak nggak lama langsung bangun meskipun tangan kirinya penuh dengan luka-luka."

"Gila sih," decak Almira.

"Eh Mbak, udah dulu ya. Soalnya aku dipanggil sama Bapakku."

"Eh, iya. Btw, makasih infonya."

"Sama-sama, Mbak." Lalu panggilan telepon dimatikan oleh Ina lebih dulu.

Almira meletakkan ponsel di atas nakas kemudian ia merebahkan tubuhnya ke kasur. Membayangkan betapa kuatnya Radit bisa bangun sendiri meski habis diserempet oleh sepeda motor. Laki-laki yang menurut Almira cukup aneh.

"Bisa-bisanya ke rumah sakit sendirian padahal tangannya lagi penuh luka," gumam Almira geleng-geleng kepala.

***

Almira: Mas Radit nanti beneran jemput aku di kampus?

Radit: Iya

Almira: Oke! Kalo gitu aku berangkat naik ojol

Radit: Pulang jam berapa?

Almira: Jam 12

Radit: Oke, hati-hati di jalan

Almira mengucek matanya, memastikan kembali pesan yang baru saja dikirimkan oleh Radit. Ia tidak percaya Radit mengirimkan pesan itu padanya. Padahal selama ini laki-laki itu sangat cuek dan tidak pernah mempedulikannya.

Begitu jam kuliah sudah selesai, Almira langsung merapikan alat tulisnya. Ia sempat mengobrol sebentar dengan beberapa temannya sebelun akhirnya keluar dari kelas. Sembari berjalan menyusuri lorong, ia mengecek ponselnya. Ada satu pesan yang dikirim Radit sepuluh menit yang lalu.

Radit: Aku parkir di bawah pohon

Almira yang membaca itu cukup mengerti dengan lokasi yang diberikan oleh Radit. Setelah membalas pesan itu, ia memasukkan ponsel ke tasnya.

Entah kenapa perasaan Almira hari ini sangat senang. Dari bangun tidur ia merasa bahwa sepanjang hari ini akan berjalan dengan baik. Ditambah lagi dengan Radit yang bersedia untuk menjemputnya. Tentu saja itu menambah alasan kenapa ia menjadi sangat senang.

Knock, Knock! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang