#9

2 1 0
                                    

Disana terlihat Hiik sudah berbaring lemas, lalu Merah yang masih menggendong Bina menindihkan satu Prajurit yang sudah tewas dan Kuria terlihat sedang mencekik dua Prajurit yang sudah sekarat.

"A-apa- yang terjadi?" Tanya Putik dengan wajah takut.

Bruuk, Kuria melepaskan kedua prajurit lalu menghadap ke Putik.

Ozan×Ubong

Kuria tersenyum "Puuutiik kamu ga apa-apa kaan?" Tanya Kuria dengan senyuman.

Merah bangkit lalu menghampiri Hiik.

"K-kalian yang mengalahkan mereka semua?" Tanya Putik bingung.

"Itu gak peennting Putiik yang paling penting sekarang adalaah" Jawab Kuria sambil melirik ke arah Hiik.

"Ah, Hiik!" Putik berlari menghampiri Hiik.
"Kelihatannya... lukanya parah" khawatir Putik.

"Kalau begini, kita harus pergi ke istana! dan" Kata Merah dengan membara
"Dan kita lawan Raja Birah sampai menyesali perbuatannya!" Sambung Putik dengan wajah kesal.

"Kalau begiitu aku tunggu disiiini yaa" kata Kuria.

"Kenapa? Kenapa kamu gak ikut?" Tanya Putik.

"Soaalnya aku mau bawa Hiik ke rumah saakit" Jawab Kuria dengan ceria.

"Aku ga perlu ke rumah sakit" Kata Hiik yang tiba-tiba membuka matanya dan bicara.

Merah, Putik, Kuria serempak menengok ke Hiik. Hiik sudah sadarkan diri, ia pun duduk sambil menutupi lukanya.

"Hiik!?" Panik Putik.

"Waah kamu kuat baanget ya Hiik" Kagum Kuria.

Hiik bangkit. "Ayo kita sama-sama ke istana!" Ajak Hiik.

"Gak bisa lah, luka kamu parah!" Marah Merah.

"Kamu khawatir sama aku?" Tanya Hiik lembut.

"Engga. Siapa juga yang khawatir!" Kata Merah yang tiba-tiba nadanya mengeras.
"Nanti, kalau kamu ikut yang ada kamu nyusahin!" Kata Merah dengan wajah marah.

"Aku janji ga akan nyusahin kalian, aku bisa sembuhin kalian kalau kalian terluka, jadi aku akan bantu kalian" Jawab Hiik.

"Em iya sih, tapi Hiik lebih baik kamu ke rumah sakit aja" Saran Putik.
"Kan, kamu begini karena aku!"Lesu Putik menyesali perbuatannya.
"Harusnya kamu gak ikut aku dan diam di rumah Kuria aja, kalau kamu gak ikut, kamu kan jadi gak kenapa-napa" Sambung Putik.

"Engga Putik, ini bukan salah kamu. Ini salah ku sendiri, aku yang minta untuk ikut kamu, dan ini pilihanku sendiri" jawab Hiik dengan lembut.

"Keras kepala!" Kesal Merah.

"Oh iya, Merah! Kenapa kamu kesini?" Tanya Putik.

"...." Merah terdiam.
"Mereka masuk kerumah Kuria dan menyerang Ubong yang ada di rumah. Pada akhirnya, aku dan Bina pergi dari sana" jelas Merah singkat.
"Karena gak ada tujuan, aku mutusin untuk kesini menghampiri kalian" Sambung Merah.

"Terus Ubong? Gimana?" Tanya Putik lagi.

"....." Merah hanya terdiam, karena ia tak tahu apa yang terjadi dengan Ubong setelah itu.

"Ubong pasti ga apa- aapa, yaakin deh sama aku" kata Kuria meyakinkan.

"Oh beegitu" kata Putik.
"Yaudah kalau begitu, ayo kita jalan!"

"Aayoo! Hiik kamu dibelaakang aaku yaa!" Kata Kuria dengan ceria.

"Em" Hiik mengangguk dan berjalan dibelakang Kuria.

EkspresiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang