"Hmm" Hiik berpikir. "Aku punya ide!" Hiik mengusulkan ide ke Merah dan Putik.
Ketika di pertengahan penjelasan, Merah lansung naik ke atas MoTis lalu turun menggunakan tali motis.Putik yang kaget dengan perbuatan Merah "Hei , ngapain?" Tanyanya.
"Merah, aku hanya usulkan, aku juga belum selesai jelasin, kenapa kamu lakuin?" Tanya Hiik.
Sedangkan Merah tetap melanjutkannya.
Siapa?
Hiik berfikir sejenak, setelah mendapat ide, "Putik kamu tunggu disini ya!" Hiik ikut turun bersama Merah.
"LOOOOHHH?" Hanya itu yang bisa Putik katakan.
Prajurit semakin dekat, sedangkan Merah masih sedikit jauh dari permukaan tanah.
Lalu Merah berhenti. "Ekh ekh hosh hosh" tangan Merah gemetar lalu ia melihat bawah.
Hiik yang berada di atas Merah khawatir dengan Merah "Merah?" Hiik menanyakan keadaan Merah.
Merah memejamkan mata lalu "hmp". Bruk, Merah melepaskan tangannya dan terjatuh.
Hiik dan Putik terdiam khawatir, lalu tak lama Merah mengangkat kepalanya dan mengacungkan jempol yang berarti dia baik-baik saja. Hiik yang melihatnya menghela nafas merasa lega.
Setelah itu Merah bangkit dan melihat ke arah prajurit, ia langsung bergegas lari.
Tapi, belum jauh ia berhenti untuk menunggu Hiik yang sedikit lagi sampai.Ketika Hiik sampai, ia langsung berlari ke arah rongsokan yang berada dekat pemberhentian MoTis.
Hiik mengambil kasur bekas yang ada disana.Merah yang melihatnya langsung membantu Hiik menarik kasurnya dan mengarahkannya ke bawah motis yang didalammnya ada Putik dan Bina.
"Woi! Cepat turun!" Teriak Merah ke Putik.
Putik sambil melihat ke arah bawah. "Oke!" Putik menggendong Bina lalu lompat dari MoTis tanpa ragu-ragu.
Setelah itu mereka langsung bergegas lari, tepat ketika mereka lari, MoTis itu jatuh di atas kasur bekas.
Prajurit Mareah seharusnya sudah dekat dengan mereka tapi, karena jatuhnya MoTis tersebut jadi memperlambat gerakan prajurit.
***
Ketika mereka berlari dan sudah sampai di kota *Cening, tiba-tiba ada yang menarik Merah yang berada paling depan.
*Cening (tempat tinggal masili berwarna kuning)
Putik pun kaget "Merah!" Putik mengikuti arah Merah ditarik sambil menggendong Bina.
Hiik mengikuti Putik karena ia paling belakang.
Mereka berlari semakin turun permukaannya, banyak pohon-pohon yang menandakan mereka berada di hutan, jalannya semakin lama semakin gelap.
Lalu jalan tersebut tertuju pada sebuah pintu. Dan mereka masuk ke dalamnya, tiba-tiba ada tembok yang menutupi pintu masuk mereka, Brukk."HAH" kaget Putik.
"Apa itu? Loh pintunya!" Panik Hiik.
"Huaaa" Bina menangis karena takut. Putik memeluk Bina untuk menenangkannya.
Greek, pintu lain terbuka perlahan. Lalu keluar anak seumuran mereka berwarna kuning melambaikan tangan sambil tersenyum dan berkata "Haiii" dengan wajah cerianya.
Putik bingung siapa orang itu, lalu ia menyadarinya sendiri kalau orang itulah yang menarik Merah.
"Ha?.... Heii KAMU YANG NARIK MERAH YA?!" Teriak Putik.
![](https://img.wattpad.com/cover/323532013-288-k720137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspresi
FantasíaIni menceritakan sekumpulan ekspresi di dunia Masili (ManuSia Lidi). Remaja masili yang akan berjuang yaitu ekspresi Marah, Baik, Ceria, dan Sedih. Di kerajaan masili yaitu kerajaan Mareah ekspresi nya tidak teratur dan membuat masalah di desa...