"Saya sedang buru-buru dan tidak ada waktu" Ozan menaiki motornya daan brubruruh brubrubruh ia mencoba menyalakan motornya.
"...." Ozan terdiam sejenak untuk berpikir ["ada apa dengan motornya?"].
Lalu mencoba menyalakannya lagi, bruhbruhbruh bruruh bruh.
Ia menyalakannya beberapa kali tapi hasilnya sama saja.
Sedangkan Ubong hanya menonton Ozan yang sedang kesusahan.Ya! Motor Ozan tak bisa dinyalakan.
Jahat atau Baik?
"Hah" tawa Ubong kecil.
"Rasain tuh, lagian gak mau nolongin orang" ledek Ubong."Haaah" Hela Ozan.
Ozan menaruh motornya di pinggir jalan kembali. Lalu ia berjalan kaki menuju Mareah.Ubong dengan cepat kembali menaiki sapu terbangnya dan menyusul Ozan. Ia menerbangkan sapu terbangnya setara dengan tinggi Ozan.
"Mau lebih cepet ga?" Tanya Ubong.
Ctak, Ubong mementikkan jarinya lalu satu sapu terbang datang. Ozan yang hanya pasrah karena tak punya pilihan lain hanya bisa menerima ajakan Ubong.Ozan menaiki sapu terbang dan menerbangkannya dengan santai.
'Dia bisa nerbanginnya?!'~Batin Ubong kaget.
Karena seharusnya yang bisa mengendarai sapu terbang hanya warga Songgu, Gatam da Mareah saja. Sedangkan Ozan dari Norpu yang tidak mempunyai kekuatan khusus untuk bisa mengendarai sapu terbang.
Ubong juga menghampiri Hikal. Sedangkan Ozan terbang tinggi untuk melihat keadaan di sekitar sambil mencari Putik.
"Hei kamu mau kemana? Ke Mareah?" Tanya Ubong ke Hikal.
"Hah?" Kaget Hikal yang tiba-tiba Ubong datang.
"Engga, aku lagi nyari adikku" jawabnya."Adik?" Ubong berpikir.
"Wah! Jangan bilang, Adik kamu namanya Hiik" tebak Ubong asal."Kamu tau?!" Kaget Hikal karena Ubong mengetahui nama Adiknya.
Ubong sedikit kaget dengan reaksi Hikal, karena sebenarnya ia hanya asal menebak.
"Tahu dong!" Sombong Ubong."Tahu enggak, dia dimana?" Tanya Hikal.
"Emmm..." Ubong berpikir.
"Kemungkinan sekarang Dia lagi bareng sama Putik dan temenku" jawab Ubong.
"Kalau kamu mau kesana naik sapu terbang aja!" ajak Ubong."....Emang Boleh?" Ragu Hikal.
"Kalau ga boleh ngapain juga aku tawarin" Jawab Ubong.
Ctak, Ubong mementikkan jari nya lalu satu sapu terbang datang.
Ketika Hikal ingin naik ke sapu terbang, ia berhenti "Tunggu! Ini kan, di Cening. Kok ada warga Songgu?" Tanyanya.
"Haah, Emang kenapa?" Tanya Ubong balik.
"Kalau bener dari Songgu, berarti! Ini juga sapu terbang asli dong? Kamu Penyihir?" Tanya Hikal lagi.
"Iya, terus kenapa?" Tanya Ubong balik (2).
"Engga engga engga, maaf ya aku ga bisa terima tawaran kamu" Hikal lanjut berjalan untuk ke Mareah.
"Wahh" kagum Ubong dengan sikap Hikal yang berhati-hati.
"Ternyata kamu orang yang hati-hati ya, ga kayak adek kamu".Hikal berhenti lalu berbalik badan.
"Maksud kamu apa? Emang Hiik ga hati-hati?" Tanya Hikal khawatir dengan adiknya."Dibilang hati-hati... engga sih, sekarang aja kemungkinan dia lagi ngelawan prajurit di Mareah" jawab Ubong.
Hikal melotot kaget mendengar perkataan Ubong, lalu ia berjalan ke arah Ubong dan menaiki sapu terbang yang tadinya ia ingin naiki.
"Hiik itu bareng sama Putik juga, kan?" Tanya Ozan yang baru saja datang merendahkan terbangnya yang awalnya tingginya hampir sama dengan awan menjadi setara dengan tinggi Ubong dan Hikal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspresi
ФэнтезиIni menceritakan sekumpulan ekspresi di dunia Masili (ManuSia Lidi). Remaja masili yang akan berjuang yaitu ekspresi Marah, Baik, Ceria, dan Sedih. Di kerajaan masili yaitu kerajaan Mareah ekspresi nya tidak teratur dan membuat masalah di desa...