Mereka pun memutuskan untuk menyembunyikan Bina di sebuah peti yang berada di sebelah kanan pintu masuk. Akan tetapi, mereka tidak menutup semua bagiannya agar Bina tetap bisa bernafas.
Setelah menyembunyikan Bina, mereka pergi menuju lorong tersebut dengan berharap menemukan Merah di sana.
-•Lihar•-
Sudah sekitar 30 menit lebih Ozan, Ubong, dan Hikal berjalan mengendarai sapu terbang mereka. Mereka mengemudi dengan tempo yang lambat agar tidak tertinggal dengan apa yang mereka ingin lihat. Sesampainya mereka di Mareah, tidak jauh dari perbatasan Cening dan Mareah, mereka melihat pancaran kekuatan berwarna merah dan kuning. Mereka pun mendekati pancaran kekuatan itu.
Ternyata, pancaran kekuatan itu milik Kapten dan Kuria yang sedang bertarung. Mereka pun menghentikan sapu terbangnya dan turun dari sapu terbang.
"Kuriaa!" Panggil Ubong. Kuria pun menoleh ke Ubong sambil menangkis serangan kapten.
"Haaloo Ubooong" jawab Kuria santai.
"Cih! Tidak hanya penampilannya saja yang kau tiru, tetapi sampai gayanya pun kau tiru dengan baik" kata kapten.
"Waaah, terimakaasih atas pujiannya" jawab Kuria dengan ceria.
"Bahkan, ketika ia(Hiik) pergi pun kau tetapi seperti ini! Dasar licik!" Sambung kapten.
Tang, suara hantaman kedua pedang Kuria dan Kapten. Ssrriink riink rriinkk suara yang begitu ngilu untuk didengar, terlihat kapten lebih condong ke Kuria yang menandakan Kapten lebih kuat dari Kuria.
"Uubooong!" Panggil Kuria dengan lembut.
"Maukah kamu membantuku?" Tanyanya yang begitu santai."Oh! Tentu saja!" Jawab Ubong.
"Aku ini Penyihir hebat yang dapat membantumu dalam keadaan apapun!" sombong Ubong."Siapa dia? Kenapa dia melawan Kapten Prajurit?" Tanya Ozan bingung.
"Dia temanku" jawab Ubong.
"Teman?" Gumam Ozan.
"Kalau kapten prajurit saja menyerangnya, itu berarti dia bukan orang yang baik" omongnya sendiri.
"Tapi ini urusan mereka, jadi kita ga usah ikut campur.. kita lanjutkan saja perjalanannya""Ga bisa! Aku akan membantu Kuria" jawab Ubong.
Ubong mengeluarkan tongkat sihirnya kemudian mengucapkan mantra dan keluarlah api yang mengelilingi Kapten."Apa ini?" Tanya Kapten
"Itu adalah api dari Guaid yang tidak akan pernah padam sebelum di perintahkan tuannya, api itu juga bisa melahap apapun, loh. Sekalipun kau seorang pengguna api yang ahli" jelas Ubong
"Pak! Ada apa ini sebenarnya?" Tanya Ozan ke Kapten
"Dia adalah Lihar warga Mareah yang menyamar menjadi warga Cening yaitu Kuria" Jawab Kapten
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspresi
FantasyIni menceritakan sekumpulan ekspresi di dunia Masili (ManuSia Lidi). Remaja masili yang akan berjuang yaitu ekspresi Marah, Baik, Ceria, dan Sedih. Di kerajaan masili yaitu kerajaan Mareah ekspresi nya tidak teratur dan membuat masalah di desa...