"Woa!!" GUBRak, Hiik terjatuh karena ternyata pintu itu tidak berat seperti apa yang telah dilihat.
"Ukh, aww" desis Hiik menahan sakit. Hiik bangkit perlahan dari jatuhnya, lalu ia membersihkan debu-debu yang menempel di tubuhnya.
Di dalam ruang itu terdapat beberapa ruang dengan pintu besi jeruji yang kokoh. Sekitar sepuluh ruang, sebelah kanan lima ruang dan kiri lima ruang.
Hiik berjalan perlahan sambil melihat kanan kiri, masing-masing didalam ruang ada beberapa masili merah yang tak berdaya. Lalu sampailah Hiik di ujung ruangan, disebelah kanan ada Putik, Bina dan masili Merah lainnya. Sedangkan di sebelah kiri kosong tak ada siapapun dengan pintunya yang terbuka lebar.
-●Kebebasan●-
Semakin lama semakin cepat gerakkan Kuria, ia selalu mengincar titik vital kapten seperti dada, perut, paha, dan juga leher. Untungnya, kapten bisa dengan cepat menangkis serangan Kuria.
Tang, pedang mereka saling menghantam menyilang. Lalu, kapten mendorong Kuria dengan kuat. Karena hal itu Kuria jadi sedikit lengah dan membuat sedikit celah untuk kapten membalikkan keadaan.
Tap
Tap
Tap
Sraat..
Kapten berlari dan memberikan goresan yang cukup besar di punggung tangan kiri Kuria, klaang. Dan hal itu membuat Kuria menjatuhkan pedangnya. Lalu, Kapten menyerang Kuria untuk kedua kalinya di lengan kiri Kuria. Setelah itu, kapten kembali menyerang mengincar paha kanan Kuria. Akan tetapi Kuria bisa menghindar sambil mengambil pedangnya dengan tangan kanannya.Dan disitulah Kuria dengan cepat menyerang kapten sambil melompat dengan tangan kanannya saja.
***
Tang "Putik, kamu gapapa?" Tanya Hiik sambil memegang pagar penjara tersebut.
"Hiik?!" Kaget Putik yang langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Hiik didalam penjara.
"Kamu kok ada disini?!" Tanya Putik bingung."Akuu, ah ceritanya panjang" kata Hiik.
"Yang penting, sekarang kita harus cari cara untuk mengeluarkan kamu dari sini" Sambung Hiik."Iya! Tapii gimana caranya? Ini kan penjara besi" Tanya Putik.
"Hmm" Hiik berpikir.
"Kita harus cari tahu dimana kuncinya terlebih dahulu!" kata Hiik.
"Kemungkinan terbesar, ada di penjaga penjara"."Betul, pasti ada di sana!" Kata Putik yakin.
"Tunggu deh! Tapii, tadi aku engga liat satupun penjaga di depan sana " kata Hiik.
"Dan jugaa, disini Gak Ada gemboknya!!" Kaget Hiik yang melihat tidak ada gembok ataupun pengunci yang mengunci penjara tersebut."Kalau begitu!" Kata Putik dengan semangat. Ia mencoba mendorong penjara tersebut dengan sekuat tenaga.
Klang, "Yah, kok gabisa?" Bingung Putik.
"Oh, mungkin ditarik?" Tebak Putik dan ia tarik pintu tersebut dengan sekuat tenaga. "Ukkhh, kok gaak biiiiisaaa siiih" kata Putik sambil menarik pintu besi."Haah" hela nafas Hiik.
"Hiik? Kamu kenapa?" Tanya Putik. "Luka kamu masih sakit ya?" Tanya Putik lagi.
"Engga, aku ga apa kok" jawab Hiik.
"Aku bingung apa yang harus kulakukan" kata Hiik sambil menunduk.Karena sepertinya Hiik sudah putus asa, Putik pun ikut menunduk lesu.
![](https://img.wattpad.com/cover/323532013-288-k720137.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekspresi
FantasyIni menceritakan sekumpulan ekspresi di dunia Masili (ManuSia Lidi). Remaja masili yang akan berjuang yaitu ekspresi Marah, Baik, Ceria, dan Sedih. Di kerajaan masili yaitu kerajaan Mareah ekspresi nya tidak teratur dan membuat masalah di desa...