#10

9 1 2
                                    

Di belakang meja seperti ada seseorang yang sedang mengoceh.
Ozan pun mencoba untuk mendekati orang tersebut dengan perlahan-lahan.
Orang itu berwarna ungu yang sedang mengobati lukanya sambil mengoceh "Cih, dasar bapak-bapak tua, sakit banget serangannya. Ga tau diri banget ngelawan anak muda, mana tuh banteng pergi kemana tau".

"Ehm, permisi!" Panggil Ozan.

Orang itu langsung menoleh kaget dan bersiap siaga untuk melawan, orang itu adalah Ubong dan rumah yang dimasuki Ozan adalah rumah Kuria.

Kamu kenapa Kuria?

"Siapa ya? Kok bisa masuk?" Tanya Ubong.

"Anda terluka ya?" Ozan balik bertanya.

"Polisi?" Bingung Ubong karena seragam Ozan.

"Huft" Ozan buang napas.
Cringcringcringcringcriiiing. Tiba-tiba luka yang sedang Ubong sembuhkan hilang dan sembuh.

"Heh?" Ubong bingung dan kaget kenapa Ozan bisa melakukan itu.

***

Putik dan kawan-kawan sudah sampai di Mareah tapi, mereka masih di perjalanan menuju istana Mareah.

Tempat mereka melawan prajurit berkekuatan dengan istana Mareah cukup jauh, jika dengan hitungan kaki bisa dibilang jauh. Mereka sampai sekitar 30 menit lebih.

"Hosh... hosh... hosh hosh, kita....bisa.....istirahat dulu kan?" Tanya Hiik dengan nafasnya yang tidak beraturan.

"Hiik, kamu disini aja ya!" Kata Putik khawatir.

"Kenapa? Aku masih bisa lanjut kok, aku cuma butuh istirahat aja" jawab Hiik.

"Heh! Jadi orang tuh jangan keras kepala!" Kesal Merah.

"Tapi pertarungan yang sebenarnya tinggal sedikit lagi, aku gak bisa nunggu disini tanpa tau apa yang terjadi disana" Kata Hiik yang tidak mau ditinggal.

"Aakh bodo ah! Aku mau jalan aja!" Kesal Merah karena Hiik yang keras kepala sambil melanjutkan jalannya.

"Merah tunggu!" Kata Putik dan mengikuti Merah dengan Bina yang di gandeng.

"Putiik, kita pisah disini aaja" Panggil Kuria.

"Eh?" Putik berhenti dan menoleh.

"Kaamu, Bina dan Merah pergi duluaan aaaja ke istaana. Naanti aaku dan Hiik susul kaliian deh" jelas Kuria.

"Ehm" Putik berfikir sebentar.
"Yaudah! Kamu mau kan, kalau begitu?" Tanya Putik ke Hiik.

"Ehm.." Ragu Hiik
"Ya, gapapa deh! Maaf ya! Aku jadi ngerepotin" sesal Hiik.

"Engga kok, yaudah aku pergi dulu ya!" jawab Putik lembut dan Putik berlari menghampiri Merah.

      Tek.

                   Tok

      Tek
              
                        Tok

Tak lama setelah Merah, Putik dan Bina pergi..

"Kuria!" Panggil Hiik. Kuria menoleh.
"Boleh gak, aku nanya?" Tanya Hiik.

"Booleh, tanya aapa Hiik?" Jawab Kuria.

"Emm,,,, kekuatan-kekuatan yang kamu kasih ke aku, Putik dan Bina,,, itu dari mana asalnya?" Tanya Hiik dengan kehati-hatiannya.

"Ooh ituu, itu darii" Ketika Kuria sedang bicara tiba-tiba ia terdiam dan menatap seseorang yang mendatangi mereka.

Posisi Hiik dan Kuria berhadap-hadapan, dan Hiik membelakangi orang yang datang.

EkspresiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang