#17

3 1 0
                                    

"Kalau kamu mau membalaskan dendam kepada rajaa, bukankah seharusnya kamu gunakan tanganmu sendiiiri?" Tanya orang asing itu.

Hilang lah harapan Hiik kepada orang itu.
"Putik! Ini ga bener!" Panggil Hiik.
"Kamu ga seharusnya ngelakuin hal ini!" Bujuk Hiik.

Putik pun menoleh ke Hiik. Ia menunjukkan wajah yang sulit dimengerti antara ia tersadar perbuatannya salah atau kecewa dengan Hiik yang tidak mendukung tindakannya itu.

-•Pilihan Ada di Tanganmu•-

"Tapi kan, aku mau menghadapi Raja!" Bantah Putik.

"Tapi bukan ini caranya" kata Hiik
"Mungkin tadi kamu sudah membunuh dua prajurit, tapi itu sebuah ketidaksengajaan yang seharusnya ga kamu lakuin!"

"Kalau bukan ini caranya, gimana caranya?" Tanya Putik dengan nada tinggi.

"Aku ada solusi untuk itu" jawab Hiik.
"Sebelumnya, " Hiik menoleh ke Orang Asing yang masih menodongkan pedangnya ke leher prajurit.
"Boleh aku minta tolong sebentar untuk jagain dia(penjaga)?" Tanya Hiik.

"Sebelum kamu ngomong begitu pasti aku lakuin kok!" jawab Orang asing.

Hiik tersenyum, "Makasih ya!".
Hiik pun memberitahu cara yang lebih baik untuk membalas perbuatan orang kerajaan. Putik pun setuju dengan usul Hiik.

"Kalau begitu caranya, penjaga ini? Di apakan?" Tanya Putik.

"Itu,," pikir Hiik.
"Emm, aku boleh nanya ga?" Tanya Hiik ke orang asing.

"Booleh" Jawabnya

"Kamu, bisa melumpuhkan seseorang?" Tanya Hiik.
"Maaf, kalau kamu bisa melumpuhkan. Tolong lumpuhkan dia(penjaga)!" mohon Hiik sambil membungkkukan badannya dan mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangannya yang saling menyentuh.

"Hahaha, sampe segitunya kamu memohon padaku" tawa Orang itu.
"Baiklah, karena kamu benar-benar lucu jadi aku kabulkan permintaanmu" katanya.

Hiik terdiam bingung, 'dari sisi mana dirinya di katakan 'lucu' ' dalam hati Hiik dengan keadaan membungkuk.

"Oh ya, mau sampe kapan kamu seperti itu?" Tanya orang itu.

Hiik tersentak dan segera menegakkan badannya.

Jleb, orang itu menusuk paha kiri penjaga dengan pedangnya. "AAKH" Teriak kesakitan Penjaga. Dilanjutkan dengan menusuk paha kanannya, "AAKKKHH" Teriak kesakitan penjaga kedua kali.

"Sekalian sama yang ini!" kata putik sambil menunjuk ketiga penjaga yang masih ia kendalikan.

"Baiklah!" jawab orang itu.
Sriiink sriiink sriiink, ia menebas kedua paha para penjaga sekaligus.

"AKKKHHH" teriakkan ketiganya.

"Makasih banyak ya!" Kata Hiik

"Betul! Makasih banyak-" kata Putik yang berhenti di akhir kalimat.
"Kalau boleh tau, nama kamu siapa?" Tanya Putik.

"Eh!" Sontaknya.
"Sebenarnya aku ga ada pikiran untuk berkenalan sih" katanya sambil memggagruk kepalanya.
"Tapi, apa boleh buat kan. Yaah untuk sekarang namaku Lihar" jawabnya dengan senyumannya.

 Yaah untuk sekarang namaku Lihar" jawabnya dengan senyumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EkspresiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang