Content Creator & Illustrator (Already Completed!)

Blurb

Ada banyak hal yang tak terduga. Termasuk pertemuan antar manusia entah direncanakan atau tidak, tetap saja menyisakan sebuah kesimpulan apakah pertemuan itu bermakna atau justru malah sebaliknya.

-anonymous-

Brielle sesungguhnya tidak suka jika hidupnya diatur. Sejak kecil ia dituntut agar bisa memilih, meski pada kenyataannya keluarga dari pihak Papa nya selalu ikut campur dan menilai. Atas semua yang ia lakukan. Semenjak memasuki usia remaja, Brielle memutuskan ke arah mana ia melangkah termasuk pada bakat menggambarnya setelah membuang mimpinya sebagai photographer. Dunia seni rupanya mampu menghantarkan begitu banyak dilimpahkan rejeki jika dilakoni dengan konsistensi yang beriringan dengan meningkatnya kapasitas dan kemampuan. 

Kepercayaan dirinya akan kehidupan yang nyaman perlahan pudar seiring waktu usianya bertambah, bukan soal uang tapi soal pasangan. Bukan ia tak pernah mencoba kebanyak orang-orang saja yang tak memahaminya. Terutama saat ia mulai percaya dan mencintai seseorang. Sepintar dan secerdas apapun bukankah akan tampak bego dan rela mengeluarkan uang pribadi ketika sedang di mabuk cinta?
 

***
 

Keenan tak masalah harus mengikuti kemauan mamanya tapi pergi untuk kencan di saat ia harus melepaskan Fiana bukan hal yang mudah. Apalagi gadis itu selalu wara-wiri di depannya. Yang membuat ia takjub, Fiana benar-benar tidak menyadari perasaan yang ia miliki.

Toh memang yang bertemu kerap kali tak seiman, meski Keenan bukan anak Tuhan yang religius. Keenan tetap memercayai keyakinannya sepenuh hati. 

Mengingat sepak terjangnya kerap kali jatuh cinta pada orang yang salah—tidak, bukan orangnya yang salah.—ya memang bukan jodoh saja. Tidak mungkin kan, memaksa kehendak atas nama cinta, menyatukan dua insan dan mengabaikan keyakinan yang tumbuh dalam hati serta nadi.

Bertemu dengan Brielle yang strict soal hal-hal sepele dari gaya hidupnya yang kasual.

17 March 2023

Cek ombak~