Wedding Day

487 69 3
                                    

Warning!!! 🔞🔞🔞 Sori

Makan siang hari itu bisa dikatakan lancar dan riweuh sebab Dean sangat cerewet perihal Rosie. Dia mengajukan permohonan agar bisa memelihara anabul pada Kevin dan Flora. Kevin diam saja tak menanggapi tetapi Flora dengan telaten menjelaskan bahwa memelihara anabul ada banyak tanggung jawab dan risikonya bukan hanya sekadar menjadi teman main yang lucu saja.

Sebagai perempuan Brielle tentu saja sadar Kevin sedikit terlihat antipati padanya, tidak mengajaknya ngobrol dan walau Brielle mengajaknya bicara hanya dibalas sepatah dua patah kata. Brielle sadar, Kevin mungkin sedang tidak dalam kondisi yang baik.

Lagipula anggota keluarga Keenan yang lain tampak antusias padanya, bertanya soal keluarga, pekerjaan, hobi dan keseharian.

Keenan dan Brielle pulang menjelang malam, mereka bahkan pulang diberi bungkusan makanan oleh Renata agar tiba di apartemen tidak perlu pusing akan makan malam dengan apa.

Seperti biasa Keenan menawarkan diri untuk menggenggam tangan Brielle, mumpung keadaan jalan tidak terlalu lenggang tidak pula terlalu macet. Bisa lebih bersantai sejenak.

Dalam obrolan bersama Kevin tidak terlalu mengganggu Keenan tapi ia teringat dengan teror DM yang beberapa hari ini mengusiknya.

"Elle?"

"Hm?"

"Kamu nggak capek kerja sendiri?"

"Awalnya iya," harus diakui, tidak mudah untuk mengurus pekerjaan sendiri apalagi mengurus dokumen hak paten terkait gambar yang ia buat. "Lama-lama aku sudah biasa, walau tidak bisa fokus hanya menggambar."

"Kenapa kamu nggak mau hire manajer? Biar lebih gampang."

Brielle terdiam, ia melempar pandang ke arah jalanan yang sedikit padat.

"Aku nyaman sendiri, Keen."

"Oke."

Tanggapan terakhir Keenan memicu kerutan di dahi. "Random doang nanya itu?"

"He'em."

Entah perasaannya, dapat Brielle rasakan genggaman tangan Keenan makin mengerat yang mau tak mau ia menatap wajah Keenan dari cahaya yang mulai temaram sebab malam kian beranjak naik.

"Fiana sama Randy nikah lusa, aku lupa ngasih undangannya ke kamu."

Brielle mencondongkan tubuhnya, sedikit terkejut. "Cepet banget," serunya sedikit heboh. "Ini tunangannya sebulan lalu, kan? Berarti sebulan ini mereka nyiapin pernikahan?"

"Bunda nya Randy yang mau, beliau udah sepuh banget. Beliau mau lihat Randy nikah, kamu tahu nggak, age gap Randy sama bundanya 42 tahun." 

"Jauh juga, ya."

"Ya, jauh. Randy kan anak ke-5."

Senyum Brielle sedikit melengkung, ia tahu Keenan secara tidak langsung memberitahu jika bundanya Randy saja bisa mengandung Randy di usia 40-an, maka Brielle juga punya kesempatan.

"Mau tidur malam, ini?"

Tak paham konteks Keenan berujar, "ya tidur, aku nggak punya alasan buat begadang. Video kasar yang lain bisa aku edit besoknya, belum waktunya ku upload juga."

Mencebik, Brielle mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Keenan namun lelaki itu menahannya.

"Kamu kenapa? Kita belum sampai."

"Having seks, Keen. Masa kamu nggak paham?" Demi apa Brielle membuang malu sebab ia yang mengajak lebih dulu.

Kontan Keenan tertawa, tak percaya Brielle sedikit agresif hari ini. Sampai di basement saat Brielle akan kabur Keenan cepat-cepat mengunci pintu mobil.

Content Creator & Illustrator (Already Completed!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang