Entahlah, apakah ini hanya perasaannya atau tidak. Keenan kerap kali meromantisasi kebersamaan mereka. Contohnya saat ini, saat ia sedang menikmati musik karena katanya musik bagus untuk perkembangan kandungan Keenan yang baru tiba dari bekerja meraih kedua tangannya dan mengajak berdansa bersama dengan iringan prenatal music.
Brielle tergelak dengan tingkah random Keenan, "kamu akhir-akhir ini tuh aneh banget, kesambet apa?"
"Lima bulan dari sekarang, kita nggak berdua lagi."
Itu Brielle tahu.
"Aku mau menikmati waktu berdua bareng kamu sebelum bertiga," jelas Keenan. Brielle jadi terharu. "Ngelakuin hal random kayak gini juga," tambahnya.
Keenan masih terus mengajak Brielle bergerak, ditengah-tengah musik pria itu menunduk dan mencium perut Brielle.
Setelah seolah mencium bayi mereka, Keenan mencium pipi Brielle dengan sayang dan memeluknya.
"Gimana kabar kamu hari ini? Happy nggak?"
Semenjak menikah dan kadang Keenan meninggalkannya di apartemen sendirian, Keenan rutin menanyakan kabar sepanjang hari begitu pula soal perasaannya.
"Happy kok."
"Hari ini pas aku tinggal ngapain aja?"
"Ikut kelas breastfeeding, baca buku, sama baca forum ibu-ibu," lapornya.
"Kelasnya seru?"
Brielle mengangguk, "emang seru cuma aku khawatir nggak bakal mudah buat dipraktekin, terus pas aku baca forum ibu-ibu muda gitu kan, ada yang bilang asi nya seret dan jadi sia-sia ikut kelas mahal."
"Apa hubungannya asi seret dan sia-sia ikut kelas mahal?"
"Ya, kan, nggak bisa mengasihi Keen, apa yang diajarin nggak guna ke dia. Si ibunya nyusu in bayinya pake sufor."
"Loh? Nggak masalah, namanya belajar kita memang harus apresiasi si pemberi pengetahuan. Terimplementasi atau nggak yang penting kan dapet ilmu nya dulu. Kamu jangan gitu ya, jangan menyepelekan yang kamu dapat."
Brielle sedikit memberi jarak di antara mereka untuk menatap Keenan.
Nah ini preview nya, yang mau lanjut baca di KK aja ya. Thank you!
https://karyakarsa.com/aylayuko/extra-part-3-606467
KAMU SEDANG MEMBACA
Content Creator & Illustrator (Already Completed!)
RomanceBrielle Vioneta hidup seperti nama yang diberikan oleh orangtuanya. Hidup dengan sebaik-baiknya tetapi mengapa hingga usia 36 tahun dia masih belum menemukan jodoh yang tepat. Sampai ia harus menerima campur tangan orangtua untuk menemukan jodoh, tr...