Chapter 26

71 2 0
                                    

Halow

Gimana kabar temen-temen semua nya?
Semoga baik ya!

Jangan lupa vote and coment ya temen-temen!
Yuk spam absen dulu!

SELAMAT MEMBACA :)

***

"emm, wangi banget. Mau kemana raf?"tanya meta, gadis itu mengendus-ngendus tubuh rafael yang tampak wangi seperti kuburan baru.

Rafael berdecak pelan, adiknya ini sangatlah kepo."mau tau aja lo."cetus nya.

Meta menatap datar rafael."sama adek itu harus jujur raf."

Rafael memutar bola mata nya jengah, niat nya datang pagi-pagi ke rumah yanra akan pupus saat ini juga karna ulah meta yang selalu saja berbicara hal yang tidak penting bagi nya.

"emang lo adek gue?"rafael menaikkan sebelah alis nya dan menatap tanya ke arah meta.

Meta menggaruk kepala nya."iyalah, muka kita aja mirip."

"sorry, muka ganteng gue anti di samain sama muka burik lo."rafael menyugar rambut tebal nya ke belakang.

Meta menganga."jadi lo ngeledek gue jelek?"

Tanpa rasa bersalah rafael mengangguk.

Meta nengepalkan kedua tangan nya dan menatap kesal ke arah rafael. "pergi sana lo!!"usir nya.

"kalo gue pergi nanti lo nangis."ucap rafael.

Meta mendengus pelan."maksud gue tuh pergi dari hadapan gue, bukan pergi buat selamanya."cetus nya.

Rafael mengangguk."oke deh, gue berangkat dulu, doain semoga sukses."

"sukses selingkuh kan lo? Wah wah! Ngaku lo!"tuding meta.

Rafael menurunkan jari telunjuk meta."sebelum gue pergi, gue mau ngajak yanra jalan jalan, buat kenang kenangan nanti."ucap rafael.

Meta mengangguk anggukan kepala nya dan mengetuk jari nya di dagu."yaudah, jangan sampe lo nyakitin perasaan sahabat gue! Awas aja lo kalo sampe itu terjadi!"

Rafael menatap jengah meta. "banyak ngomong lo, gue jadi telat." rafael melihat jam yang melingkar di tangan nya, pemuda itu menatap datar ke arah meta.

"bilangin bunda, gue pergi dulu."pamit nya dan segera pergi.

Meta berdecak kesal."gagal deh niat gue minta beliin es krim."

***

Rafael tiba di rumah yanra pukul delapan, pemuda itu berdecak kesal, karna gara gara meta diri nya menjadi telat seperti ini.

Sebelum bertemu dengan yanra, ia merapikan sebentar baju nya yang sedikit kusut.

Rafael menetralkan nafas nya dan berdehem pelan, padahal ini bukan pertama kali nya ia mengajak yanra untuk berjalan jalan mengelilingi kota , tapi tingkah nya seolah olah sangat gugup, apalagi jika nanti menghadap ke orang tua yanra secara langsung.

Rafael (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang