Chapter 42

88 5 0
                                    

Hay!

Apa kabar temen-temen semua nya?
Semoga baik ya!

Jangan lupa vote and coment ya temen-temen!

SELAMAT MEMBACA :)

***

Hari ini adalah hari dimana SMA bakti mandiri melepas anak didik mereka yang sudah mereka didik selama ini.

Para gadis berdandan cantik dengan gaun yang indah, sedangkan para laki-laki memakai kemeja putih, sangat tampan.

Begitu pun Rafael yang terlihat seperti CEO muda, wajah datar nya membuat nya semakin tampan dan cool.

"gak nyangka banget ya, perasaan baru kemarin kita kelas 10, ehh ini udah lulus aja."ucap alex, seraya tersenyum lebar.

"iyaa, gak nyangka banget. Kita udah dewasa aja."sahut samudra.

"lo udah hubungin si bara ar?"tanya rafael.

Arkan menoleh dan mengambil ponsel nya."tadi gue sempet telponan, terus si bara bilang kalo dia mau siap-siap dulu jadi nya gue matiin dulu sambungan nya."jelas arkan.

"coba hubungin lagi."suruh Rafael.

Arkan mengangguk dan mulai menghubungi bara.

Melihat wajah arkan yang sedikit aneh, membuat zaky bertanya."kenapa? Gak di angkat?"

Arkan menjawab nya dengan gelengan pelan nya.

"coba biar gue aj--"

Drtt..

Drtt..

Mereka menoleh ke arah samudra.

"siapa yang nelpon?"tanya alex.

"si jevan."jawab samudra.

Pemuda itu pun langsung menggeser tombol hijau di ponsel nya dan menjawab telpon dari jevan.

"kenapa?"tanya samudra, to the point.

"b-bara..."

"bara kenapa? Lo kalo ngomong jangan setengah setengah anjir!"sarkas samudra.

"bara kritis."

Detak jantung samudra terpacu dengan cepat, tubuh nya pun kaku dan pandangan nya lurus ke depan.

Pemuda itu langsung mematikan sambungan telpon nya dan menatap satu persatu sahabat nya.

"ada apa sam?"tanya arkan.

"bara kritis, kita harus ke rumah sakit sekarang!"balas samudra.

Rafael bangkit dari duduk nya dan langsung berlari pergi.

"el! Kamu mau kemana?"tanya naya.

Rafael memegang pundak bunda nya."bara kritis bun, sekarang aku mau ke rumah sakit."

Naya menutup mulut nya karna terkejut. "yaudah kamu pergi duluan, nanti bunda sama ayah nyusul!"ucap naya di angguki rafael.

***

Rafael (Ending) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang