23

196 31 4
                                    

Happy reading!

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯































In the next morning,

"Anjir, itu tangan mekanik bisa kek tangan beneran!" Sero sedikit berseru sambil terus melihat-lihat tangan kiri (Name) yang masih menggunakan seragam tanpa almamater.

"Jelas lah, profesor (Name) gitu."

Sementara yang lain mulai berangkat ke sekolah, (Name) sendiri masih sibuk memakan sarapannya berupa roti dan susu vanila yang tadi dibuatkan eh Yaoyorozou. Hingga,

"Kau belum berangkat?"

"Kau sendiri?" Tanya (Name) balik.

Remaja laki-laki dengan surai merah putih itu mendekati (Name) dan duduk di sampingnya, "Masih ada banyak waktu, jadi ku pikir aku akan berangkat agak telat."

"Tumben."

"Lalu, kau? Biasanya yang paling cepat berangkat adalah kau, apa sekarang mau membolos?"

"Sembarangan," (Name) menepuk pundak Todoroki, "Aku anak baik, agak telat dikit gapapa. Awokawok. Dahlah, bawa tas kau, kita berangkat sekarang aja."

(Name) menyelesaikan sarapannya, mengambil tas di sofa ruang tengah dan langsung menggandeng Todoroki keluar asrama. Agak disayangkan gegara dijalan langsung dilepas itu tangan.

Tiba-tiba, sesaat setelah keluar dari asrama, gadis itu mulai menggigil menahan hawa dingin yang mulai menerjang. Padahal kemarin masih biasa saja, tiba-tiba udah langsung kedinginan padahal masih awal-awal mau musim dingin.

Todoroki lagi peka, ia membuka tas miliknya dan mengambil sesuatu, lalu menyodorkannya ke arah (Name) yang auto kebingungan.

"Syal?"

Todoroki mengangguk, "Pakailah. Kau menggigil begitu, kalau tubuhmu kaku bagaimana nanti." Ucapnya masih menyodorkan syal berwarna abu-abu gelap itu kepada (Name).

"Kau membawanya untuk dirimu sendiri, kau saja yang pakai." Balas (Name).

"Tidak, nee-san ku membuatkannya untuk mu." (Name) auto membeo mendengar hal tersebut, "Endeavor mengatakan kepada ku kalau kau tidak tahan dengan dingin, jangan sampai seperti dulu, kau bisa mati terkena hipotermia." Lanjut Todoroki.

What the hell?! Fuyumi sampai buatin aku syal? Terus itu Endeavor malah nasehatin anaknya begituan?

"Baiklah." (Name) menurut, sambil berjalan ia mencoba memakai syal itu. Tapi karena memang sebelumnya gak pernah pakai syal, dia agak kesulitan. Kadang tercekek, kadang terlalu longgar, ia masih kedinginan.

"Kau tidak bisa memakainya?"

(Name) auto menggeleng, agak memalukan sebenarnya. Tapi ia sudah terlanjur greget dan udara udah dingin menurutnya, dia gak kuat dan pengin masuk ke kelas yang ada pemanas ruangannya.

Todoroki mengambil alih syal di leher (Name), melintangkannya ke sana ke sini dengan benar. (Name) cuma bisa pasrah sambil melihat tekomark--nya Todo di mata sebelah kiri.

"Sudah. Merasa lebih baik?"

Gadis itu mengangguk, (Name) merasa lebih hangat di area sekitar lehernya sampai ke dagu. Keduanya kembali berjalan, tapi Todoroki menggandeng tangan kanan (Name) seraya mengaktifkan quirk apinya agar menghangatkan tangan (Name).

"Makasih, Todoroki."

"Sama-sama."



















































































Fall 2 [Boku No Hero Academia × Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang