35

154 23 29
                                    

Hwhwhwhwhw

Baru pertama kali ngurus sesuatu sampai stres dan pusing beneran, setengah hari di tanggal 14 Juni 2k23 kek panjang banget.

Rumah ke SMA, sosialisasi dan jalan-jalan, terus pulang naik kol [bis kecil], ke SMP, ambil raport, fotokopi surat, beli stopmap, pulang ke rumah, fotokopi berkas lagi, ragu-ragu, sampai akhirnya mengisi data dan tidak terlalu siap ikut pengajuan akun besok harinya.

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯

Selagi salju mulai turun di luar asrama, ku rebahkan tubuhku di sofa bersama Tsuyu yang mulai mode hibernasi karena dinginnya udara. Sebenarnya aku juga merasa tidak nyaman karena udaranya, tapi aku juga ingin melihat salju dari dekat.

Hanya saja, aku tidak sedang kebal dingin.

Ku dengarkan pembicaraan diantara para teman-temanku, aku sendiri berulang kali menguap dan mengeratkan selimut yang waktu itu diberikan oleh Yaoyorozou. Karena sekarang lagi musim dingin, jadinya aku ganti sambil minum teh, bukan kopi.

BRAK

"Boku no kawaii imoutou-chan wa doko?! Anta no nii-san ga kita!"

Definisi kakak sesat nan malu-maluin.

Aku segera meringkuk dan menutupi tubuhku dengan selimut, berbeda dengan kawan-kawan ku yang segera heboh dan menyambut si pemuda sengklek itu.

Seseorang mengguncang tubuhku, "[Name], Black Jack-san datang!"

"Bodoamat, gak ped-- UWAAAA!"

Fuku main datang dan menarik selimutku, aku langsung dibopong bak karung beras entah ke mana. Ia berucap pada kawan-kawanku, "Pinjam [Name] bentar! Nanti dikembaliin kok!" Ia tertawa sambil membawaku keluar asrama.

"Lu kata gue barang, hah?!" Ia tidak mengindahkan protes dariku, ia membawaku terbang di tengah-tengah salju yang turun. Wajahku mulai memerah dan gatal, ini adalah salah satu gejala dari alergi dingin yang ku idap.

Tapi kemudian, ia kami mendarat di dekat gedung sekolah. Dengan cepat, ia memberikan jaket yang ia pakai agar menyelimuti ku. Aku mau protes, tapi mau bagaimana lagi, di depan ku ada kepala sekolah.

Fuku anjieng.

Kami di suruh masuk ke dalam ruang kepala sekolah, kemudian Nezu memberikan ku sebuah kertas yang berisi surat dari Komisi Keamanan Publik Pahlawan.

A/N : Komisi Keamanan Pahlawan doang apa ada publiknya sih? Mumet Jan.

Tertulis di sana, mereka meminta izin kepada Nezu yang merupakan kepala sekolah untuk meminjamku sebagai salah seorang mata-mata untuk sementara waktu. Mereka juga meminta agar di magang selanjutnya, aku diserahkan kepada Endeavor untuk hal bekerjasama berkedok magang.

Aku paham sih, soalnya Hawks jadi agen ganda, kan? Tapi alasannya,

"Tapi sensei, bukankah hal semacam ini harus diserahkan pada yang sudah profesional?" Tanyaku.

Kepala sekolah mengangguk, "Benar, tapi juga membutuhkan bantuanmu. Karena selagi magang, kau akan menelusuri jalanan dan mendapatkan informasi. Selain itu, kau juga bisa langsung melaporkannya atau jika ada hal yang lain bisa didiskusikan bersama Endeavor." Jelas beliau.

Astaga,

Kepalaku yang isinya otak, syaraf, bola mata, tengkorak, gigi, lidah, gusi, kulit, kelenjar dan yang lainnya haruskah ditambahkan beban hidup lagi?

Aku berpikir sejenak, menatap Fuku yang hanya mengendikkan bahu. Sebel sih anj--

"Kocho-sensei memberikan izin jika aku setuju, ya?" Beliau mengangguk, aku kemudian berpikir lagi.

Kalau magang bareng Endeavor, aku bisa nerjemahin apa yang Hawks mau sampaikan melalui sinyal tangan. Tapi yang nyebelin itu, ketika magang terakhir itu ada si Mister Smiley yang bikin sesat anjim.

Ah, sudahlah.

Ku hela napas panjang, kemudian mengangguk ke arah kepala sekolah. "Aku setuju, kepala sekolah."

Beliau mengangguk juga, lalu melontarkan sebuah pertanyaan kepadaku. "Lalu, aku dapat laporan dari Aizawa-kun jika kau menjadi dua dalam latihan kemarin. Bisa tolong jelaskan itu?"

Wah, kepala sekolah sampe nanya.

Aku membalas, "Aku menggunakan darahku untuk membentuk kloning, karena, ku pikir darah yang kuambil sebelum aku kehilangan quirk, masih memiliki zat pembentuk quirk di dalamnya. Sejauh ini, darahku masih berupa zat asam yang bisa melelehkan apapun jika diinginkan, tapi sebaliknya, darah itu juga bisa menjadi sesuatu yang ku perlukan. Dan dalam latihan kemarin, aku memikirkan bentuk kloningan dari diriku, dan kloningan itu terbentuk. Ditambah lagi, kloningan tersebut bisa menggunakan quirk, tapi kloning itu bisa langsung lenyap jika sesuatu terjadi padaku karena kloningan dan darah itu sudah lama tidak digunakan."

Serasa lagi pidato.

"Maaf jika penjelasan ku rumit." Aku membungkuk sedikit kemudian menggaruk pipiku, ku lihat beliau hanya menggeleng.

Nezu berucap, "Tidak apa-apa, aku bisa memahaminya. Jika cara kerja quirkmu memang seperti itu, seharusnya kau punya cara untuk memanfaatkannya."

❀•°•═════ஓ๑♡๑ஓ═════•°•❀

Pukul 7 malam, aku di rumah. Tidak di asrama menyambut duo maut yang baru saja mendapatkan lisensi sementara mereka. Untung tadi udah bantu Sato bikin kue, jadi setidaknya ada sedikit kontribusi, hehe.

Ku tatap kloninganku yang sedang bermain-main dengan salju, menggunakan quirk telekinesis tentunya. Sementara Fuku di sampingku, ikut memperhatikan juga.

Tiba-tiba, sebuah ide cemerlang melintas di otak kesayanganku ini. Tanganku meraih pensil dan kertas yang tadi di bawa oleh Fuku ke lantai bawah tanah kami, aku menggambar sesuatu bersamaan dengan kloning dan Fuku yang melihatnya.

Setelah selesai, ku tunjukkan gambaranku kepada Fuku. "Karena darahku itu masih mengandung quirk dan kemampuan zat asamnya tidak berlaku untukku, jadi, apa mungkin jika aku menyuntikkan darah yang di tabung ke dalam tubuhku yang darahnya sudah murni? Apa ada kemungkinan jika zat pembentuk quirk menyatu lagi dengan darahku, bagaimana menurutmu, Fuku-nii?"

Ia nampak berpikir keras, "Tapi, apa itu tidak menimbulkan semacam dampak buruk?" Tanyanya, akupun memiringkan kepalaku. "Maksudku, struktur darahmu yang sekarang dan yang dulu sangat berbeda bukan? Jika struktur yang berbeda di gabungkan menjadi satu, kemungkinan berhasil adalah tidak lebih dari 50%. Kita lihat dulu reaksinya baru kau bisa mencobanya." Ia menjelaskan, kemudian mengambil sebuah jarum dan dua wadah pipih.

Fuku menyuruh kloningan ku meneteskan setetes darah di atas wadah yang satu, sementara aku di suruh mengambil darahku yang sekarang dan meneteskannya di wadah yang satunya.

Pemuda itu kemudian mengambil mikroskop, meneliti kedua darah tersebut. Tak lama setelahnya, ia meneteskan seluruh darah yang berada di suntikan ke wadah yang berisi darahku yang sekarang. Lalu, menyuruh kloninganku meneteskan setetes darah yang masih mengandung quirk ke wadah yang berisi darah segarku.

Yang terjadi,

BOOM!!

╰(⸝⸝⸝´꒳'⸝⸝⸝)╯

Hai, hai, kamu.

Kangen [Name], ya?

Hehe :>

Selamat menyambut tahun ajaran baru! Yey, akhirnya aing sekelas sama Kacchang panggang dan Todoroni Harteko!!

Hwhwhwhwhw

Fall 2 [Boku No Hero Academia × Reader] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang