U: 07

562 73 5
                                    

Seeing how gatherings separate, 
yet only you, I don't forget.❞
⎯不忘 Bu Wang, Wang Yibo.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

Yibo mematung, tidak tahu harus melakukan apa, yang ia bisa hanyalah merutuki kebodohannya beberapa waktu lalu; mengatakan jika akan memasak untuk Zhan. Di mana pria itu kini tengah menontonnya sembari duduk memangku dagu.

Ini sudah hampir setengah jam celemek membungkus tubuhnya, tapi Yibo tak kunjung menemukan makanan yang tepat dalam pikiran untuk diolah. Biasanya Zhan yang akan membantu, tapi kini pria itu tidak berkutik sama sekali dan entah kenapa itu semakin membuatnya gugup bukan main.

Baik Zhan maupun Yibo sama-sama tahu dengan jelas bahwa dirinya tidak bersahabat dengan dapur. Tapi, kini Yibo harus berdiri seperti orang bodoh yang tak tahu apa-apa di antara kabinet.

Yibo kembali menghela, entah untuk yang ke berapa. Tangannya juga kembali terulur membuka pintu lemari pendingin, namun matanya hanya menatap lesu pada bahan makanan yang ada di dalam. Tubuhnya juga tidak secepat saat bekerja ketika meraih dengan lesu bungkus mie yang terjepit di antara sayuran hijau.

“Berhenti menatapku, Ge.” Keluh Yibo tidak memiliki tenaga.

Zhan terkikik pelan, “Aku tidak menatapmu sama sekali.”

“Jelas-jelas kamu menatapku.” Yibo sudah memiliki gambaran dalam kepalanya, dan ia tidak ingin semuanya kembali hilang dan menyisakan otak kosong tak tahu apa-apanya sebab terlampau gugup. “Dan itu membuatku tidak bisa fokus, jika kamu tidak tahu.”

Ia kembali mengabaikan Zhan yang masih tertawa gemas. Kini Yibo ingin fokus memasak, makna lainnya ia ingin cepat makan karena ini juga sudah larut. Dan ia tidak ingin tidur dengan perut keroncongan. Maka Yibo mengambil panci dan mengisinya dengan air, menunggu dengan tidak sabar untuk mendidih. Ia lekas memasukkan dua bungkus mie panjang ke dalam panci, kemudian beralih pada ponselnya dalam genggaman.

“Ingin aku bantu?”

Stt!” Yibo menempelkan jari telunjuknya di depan bibir, menolak tawaran Zhan dengan menyuruhnya diam. Jari kanannya bergulir kesana-kemari, dengan manik yang fokus pada layar, Yibo sepenuhnya mengabaikan mie dalam panci yang baru saja melunak.

Selang beberapa waktu, ia meraih mangkuk serta bumbu-bumbu yang diperlukan ke atas meja. Meletakkannya berjejeran dengan ponsel yang masih menyala menampilkan deretan teks. Alis Yibo berkerut, berharap bahwa bumbu cair yang ia masukkan sudah sesuai takaran. Ia juga sepenuhnya mengabaikan Zhan yang telah berdiri di samping, mengamati dengan bersedekap dada.

Yibo melirik Zhan tajam ketika pria itu terdengar menahan tawa, “Ini bukan ajang kompetensi masak, Ge. Aku tidak perlu diawasi.”

“Perlu.” Zhan meraih sendok, mengaduk mie dengan satu tangan di belakang punggung. “Aku tidak ingin masuk rumah sakit dijadwalku yang padat. Apalagi itu karenamu.”

[✓] Unforgettable ❁ YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang