U: 09

505 69 3
                                    

Seeing how gatherings separate, 
yet only you, I don't forget.
⎯不忘 Bu Wang, Wang Yibo.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

Yibo kecolongan, dan ia benar-benar meledak saat tahu bahwa Zhan tergeletak begitu saja di lantai dengan pecahan guci di sebelah kepalanya, nyaris mengenai pelipis pria itu. Ia bingung harus melakukan apa, dan Yibo semakin tak tahu harus bagaimana ketika kotak suratnya telah terbuka.

Ia merasa bahwa cukup ceroboh dengan mempersilakan Zhan tidur di kamarnya, melupakan fakta bahwa seluruh penjuru ruang pribadinya terhubung dengan masa lalu mereka.

Yibo masih ingat bagaimana ia menulis surat sebagai Lan Wangji, menantikan kehadiran Wei WuXian selama tiga belas tahun. Ia tidak ingin membuang bagaimana rasa nyerinya pada saat itu, maka Yibo mencoba untuk kembali merangkai kata yang pernah ia tulis dalam bentuk surat dan menyimpannya dengan apik.

Namun, nyatanya itu membawa petaka. Menghantarkan Zhan pada ruangan dengan penuh nuansa putih dan bau antiseptik yang menyengat ini. Dini hari tadi Yibo kepalang, menggendong Zhan di lengannya dan dengan tergesa menuju basement, tak sempat memanggil ambulance sehingga ia menggendarai mobilnya dengan gila-gilaan.

Kini ia kembali merutuki diri, sebab ini sudah hampir pukul dua belas siang dan Zhan tak kunjung membuka mata. Pria itu terlelap dengan selang infus yang mengalir pada nadinya. Dokter bilang Zhan terlalu lelah, sehingga pria itu hanya membutuhkan sedikit istirahat. Untungnya juga kepala Zhan terbebas dari cidera akibat benturan dengan lantai.

Seakan Yibo tahu bahwa efeknya tidak hanya itu, ia tidak pernah angkat kaki untuk meninggalkan ruang. Ia juga sepenuhnya mengabaikan jadwal dan membiarkan sang manager harus uring-uringan karena mendapatkan banyak panggilan.

Yibo tidak tahu harus mengadu kepada siapa. Ia juga tidak memiliki keberanian untuk menghubungi orang tua yang lebih tua, takut membuat mereka khawatir setengah mati.

Manager Zhan sejak tadi juga mondar-mandir di depan ruang, bergerak ke kanan dan kiri seperti setrika panas. Terlihat begitu frustasi dengan keadaan artisnya, tetapi tidak lebih mengerikan dari Yibo.

Piyama satinnya masih melekat, bahkan rambut acak-acakannya Yibo hiraukan. Mukanya juga masih bengkak, Yibo tidak memiliki waktu untuk membersihkan diri sejak pagi tadi dan hanya menatap Zhan penuh harap. Berkali-kali ia mengelus tangan pria itu, menghantarkan hangat agar Zhan kunjung membuka mata. Namun, ia mulai merasa gila ketika tak mendapati reaksi apapun dari Zhan.

Selang beberapa waktu, Yibo berniat ke kamar kecil, tetapi batuk dari Zhan menahan langkah dan ia segera kembali. “Ge?” Yibo memanggil lembut, menatap dengan sabar pada Zhan yang tengah mengerjapkan kelopak matanya. “Sudah bangun?”

[✓] Unforgettable ❁ YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang