❝Seeing how gatherings separate,
yet only you, I don't forget.❞
—不忘 Bu Wang, Wang Yibo.⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯
⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯
"Happy valentine, Ge."
Wang Yibo mendorong kotak hitamnya maju, bersandingan dengan satu piring daging bebek dan fermentasi anggur, kotak itu sepenuhnya telah berada di samping tangan kanan Xiao Zhan. Terkesan cantik juga mewah akibat terpaan cahaya jingga yang membentang di ufuk barat Shanghai.
Bibir yang termuda tersenyum kecil, manik jelaganya menatap dengan lekat atas eksistensi pemilik marga Xiao di hadapan yang tengah berkutat dengan pemberiannya. Yibo tidak henti-hentinya mengagumi dalam sanubari atas seberapa sempurnanya semesta menciptakan Xiao Zhan.
Rahang tegas pria Xiao itu mengkilap oleh cahaya jingga, maniknya turut menyipit ketika senyum terpatri pada bibir dengan gigi kelinci seputih saljunya.
Yibo berpikir, mungkin Sang Pencipta tengah berbahagia ketika Xiao Zhan dihadirkan pada bumantara.
"Yibo, terima kasih."
Sang pemilik nama mengerjap, sedikit linglung atas binar galaksi yang tergambar pada manik yang tertua ketika senyumnya semakin merekah. Yibo mengangguk, "My pleasure, Ge. Semoga Gege menyuaiknya."
"Aku menyukainya."
Dan lagi, sudut bibir itu tertarik dengan lebar, membuat Yibo merasa melayang untuk yang kesekian kali. Harusnya ia telah terbiasa, sebab bagaimanapun segalanya tentang Xiao Zhan tidak ada yang berubah. Bahkan satu tahi lalat di bawah bibirnya pun masih sama serupa ratusan atau bahkan ribuan tahun yang lalu. Dan atas hal itu, Yibo bersyukur ia masih memiliki kesempatan untuk menjadi pengangumnya.
"By the way," Suara lembut Xiao Zhan mengudara, menyita lamunan Yibo dan atensinya dari gemerisik suara lain di penjuru ruang. "Kamu tidak seharusnya memberiku coklat dan parfum mahal seperti ini. Harusnya diberikan saja pada wanitamu."
Kelopak Yibo sontak terbuka, maniknya membulat sempurna seolah purnama ada di dalamnya. "Wanita yang mana maksud Gege?" Tanyanya tak mengerti.
Xiao Zhan lantas tertawa ringan, mengibaskan tangan di depan wajah, "Tidak usah panik begitu, kita sudah dekat terlalu lama, jadi kamu bisa jujur padaku."
"Tapi, aku benar-benar tidak mengerti maksudmu, Ge."
"Rumor kemarin."
"Oh...!" Yibo tertawa, "Yang itu?" Lanjutnya kemudian. Ia lantas meraih gelas wine, lalu meneguk isinya. "Itu bahkan sudah dibantah oleh agensiku. Dan harusnya Gege tidak lupa."
Kepala Xiao Zhan menengadah, membebaskan fokus dari potongan daging bebek yang menggoda di atas piring. "Tidak lupa apa? Tentang kamu masih menunggu seseorang?" Zhan lantas menyuap potongan itu, dan kembali melanjutkan ketika menerima anggukan dari yang termuda. "Ini bahkan sudah lebih lima tahun dari yang kamu katakan. Dan kamu ingin menunggu sampai kapan, Yibo?"
Yibo kembali tersenyum, membalas tatapan teduh dari pria di hadapan sebelum memutus kontak. Maniknya memantulkan cahaya jingga yang mulai menghilang, ada sendu dihatinya kala menjawab dalam relung, bahkan jika aku harus menunggu sampai dua, tiga, atau bahkan ratusan tahun kehidupan lagi akan aku lakukan, Ge. Demi kamu.
⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯
Mendadak Wang Yibo terbangun, maniknya melirik jam digital di atas nakas dan mendesah kecil ketika pukul tiga dini hari bahkan belum tersentuh. Ia tidak begitu mengerti, setiap kali potongan masa lalunya hadir sebagai bunga tidur, kelopaknya akan terbuka tepat pada pukul dua lebih tiga puluh menit dini hari. Dan itu terjadi sejak lima tahun yang lalu.
Yibo menandas air putihnya dalam gelas, menatap deretan angka pada kalender yang terukir pada layar ponsel, dan kembali membubuhkan lingkaran merah pada tanggal empat belas bulan ini.
Sejujurnya ia tidak menolak, berlapang dada atas gambaran kehidupannya yang lalu dalam tidur. Wang Yibo bersyukur ia terlahir kembali setelah memiliki nama Lan Wangji ratusan tahun yang lalu, bahkan dengan ingatan yang melekat dan tidak terpotong sama sekali. Kenangannya dengan Wei WuXian, Gusu, dan segala hal tentang kehidupan itu terlukis begitu banyak dalam kepala. Dan ia ingat bahwa dirinya pernah kelihangan Wei WuXian selama 13 tahun lamanya.
Kecamuk perasaan itu masih melekat dalam jiwanya bahkan di kehidupan yang sekarang. Bagaimana tersiksanya ia ketika sang belahan jiwa membawa separuh jiwanya pergi. Dalam beberapa kesempatan, dadanya akan sesak seolah ada sehunus pedang yang menusuk. Lalu ketika lima tahun lalu ia pertama kalinya bertemu Xiao Zhan, rasa itu bertambah hebat dan tak beranjak pergi.
Yibo lantas bertanya kepada Sang Penguasa Semesta, "kenapa Engkau menghadirkan luka ini bersama menghadirkan Xiao Zhan yang melupakan segalanya? Sampai kapan aku harus menanggung ini di kehidupan yang sekarang? Dan jika Engkau berbaik hati, izinkan aku menyampaikan satu permintaanku yang telah aku ulang selama lima tahun ini."
[]⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯
Semoga ga belibet ya, kalaupun belibet dan bikin bingung, wajar sih. Karena ini prolog, wehehe
Anw, terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan star-nya. See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Unforgettable ❁ YiZhan
Fiksi Penggemar[END • Season 2 in Smile Flower] Lan Wangji pernah bertanya kepada Wei Wuxian, "Aku juga penasaran, kenapa ingatanmu sangat buruk?" Lalu ia bersyukur karena Semesta memberinya kehidupan lagi dengan Wang Yibo sebagai namanya. Namun, ia tidak mengerti...