[✓] Unforgettable ❁ YiZhan

U: 26; NYC

❝Seeing how gatherings separate, 
yet only you, I don't forget.❞
⎯不忘 Bu Wang, Wang Yibo.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

1,4k
alur: 11 Oktober 2023 • lil bit mature.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

Xiao Zhan sudah pada keputusannya, dan Yibo tidak memiliki kuasa untuk membantah berulang kali akan pilihan prianya. Mereka sudah berulang kali diskusi akan hal ini. Keputusan Xiao Zhan tidak bisa diubah sama sekali.

Sejatinya Yibo cukup menyayangkan, sebab ia sepenuhnya mendukung Zhan untuk meneruskan karier. Tapi, kali ini ia bersyukur atas keputusan kekasihnya itu.

Satu minggu lalu, mereka berdebat banyak. Saling mengeluarkan argumen-argumen mendasar. Orang tua mereka juga sedikit andil, hanya memberikan masukkan pada penghujung perdebatan.

“Aku menyayangkan kariermu, Ge!”

Suara Yibo sedikit meninggi, memecah keheningan dalam kamar ketika Zhan sibuk menulis surat di atas selembar kertas. Dia menulisnya diam-diam, bersembunyi dari Yibo yang tengah mengobrol bersama orang tua Zhan. Namun, masih saja tertangkap basah pada akhirnya saat pria Wang masuk diam-diam.

“Jangan kamu pikir aku akan senang dengan hal ini. Aku sudah mengatakannya berulang kali bahwa aku tidak ingin kamu berhenti karenaku.”

“Lalu kamu pikir aku akan senang dengan keputusan sepihakmu itu, Wang Yibo!?”

Xiao Zhan tidak pernah melantunkan seluruh namanya, itu membuat Yibo sedikit terkejut.

“Kamu juga berhenti dari kariermu tanpa memberitahuku. Lalu tidak bolehkah aku melakukan hal yang sama untukmu?”

“Ge, andai kata begini, aku memposisikan diri sebagai pria, dan kamu wanita, yang sepantasnya berjuang hanya pria, Ge. Sedangkan wanita tidak.”

Zhan tertawa sinis, menatap Yibo dengan penuh amarah yang terkumpul pada bola matanya. “Lalu kamu hanya memintaku diam dalam hubungan kita? Sementara kamu saja yang berjuang? Kamu ini sebenarnya sedang menjalin hubungan denganku atau hanya pada dirimu sendiri, Wang Yibo?”

Suara Zhan tidaklah sekeras Yibo. Dia berbicara dengan lirih, namun penuh penekanan di setiap kata. Maniknya juga sudah berkaca-kaca, bisa saja luruh saat pria itu tidak menetralkan perasaannya cepat-cepat.

Sementara Yibo serasa disambar oleh petir. Dia tidak tahu harus mengungkapkan dengan cara apa lagi. Pikirannya dipenuhi oleh rasa bersalah, terlebih ketika Zhan kembali membuka bibir, dunianya seolah hancur berkeping-keping dan berserakan di bawah tumpuan kaki mereka.