U: 10

546 73 5
                                    

Seeing how gatherings separate, 
yet only you, I don't forget.
⎯不忘 Bu Wang, Wang Yibo.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⎯⎯⎯❁❁❁⎯⎯⎯

Andai Sang Pencipta mengabulkan permohonan umatnya begitu cepat, tanpa ujian hidup yang kadang kala membuat seluruh insan menyerah—mungkin Yibo sudah berhenti berharap sejak hari pertama Zhan di bawa ke rumah sakit. Terkadang Tuhan itu murah hati, memberikan sesuatu dengan cuma-cuma bahkan ketika umatnya tidak meminta. Tapi, kadang kala juga lumayan kejam dengan memberi manusianya cobaan.

Yibo tidak tahu harus kemana ia membawa pergi Zhan. Hampir sebanyak lima kali dalam sehari pria itu akan menautkan alis dengan dahi berkerut, disusul dengan telapak yang menjerat kepalanya. Pemuda Wang kepalang bingung, sehingga yang bisa ia lakukan adalah memberikan dekapan serta elusan menenangkan di pundak lebar pria itu.

Ini sudah satu minggu sejak Zhan pertama kali sakit kepala, dan sudah satu minggu pula mereka benar-benar lepas dari dunia hiburan. Tentunya dengan sang manager yang selalu mengeluh pusing tujuh kepalang. Rehatnya mereka sangat mendadak, dan hal itu membuat jadwal kegiatan porak-poranda seolah kapal pecah.

Zhan sebenarnya sudah menyuruh Yibo untuk kembali bekerja, tetapi pemuda Wang menolak dengan lebih kuat tanpa mau dikalahkan. Yibo yakin bahwa ia menjadi penyebab Zhan didera sakit kepala, oleh karena itu ia harus bertanggung jawab atas rasa sakit pria itu.

Ge,” Suara Yibo mendayu lembut, disertai gelengan kecil dari kepalanya, ia melanjutkan, “Tidak usah hadir. Kamu masih perlu istirahat.”

“Aku baik-baik saja, Yibo.” Ucap Zhan menenangkan. Yibo justru lebih panik dan sensitif daripada ia yang tengah sakit. “Jika aku kembali pusing, aku akan istirahat dan menghubungimu. Pinky promise.”

Dan Zhan di mata Yibo sungguh menggemaskan. Pria itu mengangkat jari kelingkingnya ke udara, menyodorkan ke depan wajah Yibo yang tampan. Manik Zhan membulat dengan kilauan galaksi di dalamnya. Yibo telak jatuh pada pesonanya untuk yang kesekian kali.

Yibo ikut mengangkat jari kelingking, mensejajarkannya di samping milik Zhan sebelum menautkan keduanya. Jari Zhan kecil, sehingga ia tenggelam dalam jari Yibo. Dan entah kenapa Yibo merasa berdebar akan sentuhan ringan itu.

“Aku tidak ingin kamu mengingkari janji.”

Zhan mengangguk setuju, ada senyum pada bibirnya dan menyembulkan gigi kelinci seputih kapas. Kemudian Zhan meraih ponsel, menghubungi managernya untuk menerima undangan atas pagelaran penghargaan bergengsi.

Sementara itu, Yibo menunggu dengan manis. Menggelus kucing gemuk dalam pangkuannya, warna putih dan abu-abunya begitu bersih, bahkan bulunya memancarkan harum sebab baru saja dimandikan. Kucing itu mendengkur lirih, mengusak perut berkaos Yibo sebelum menemukan posisi yang nyaman dalam pelukannya.

[✓] Unforgettable ❁ YiZhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang