tiga puluh lima

786 117 6
                                    

.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘ

"Zia besok lo harus ikut ke rumah papah." Malam ini seperti biasa Zia dan Junkyu sedang makan malam bersama.

Gue diem aja gak gubris kak Junkyu. "Pokoknya harus ikut, tante Rosa lahiran." Ucap ulang Junkyu. Fyi Rosa itu istri baru papah gue.

"Buat apa sih?." Tanya gue. "Lagian papah juga udah gak perduli lagi sama gue, dia sekarang lebih sayang sama lo. Gue kan udah durhaka." Ucapnya spontan.

"Jaga omongan lo, gue gamau tau besok pokoknya lo harus ikut." Ujar Junkyu penuh penekanan.

"Gamau." Tolak gue.

Junkyu menghela nafas menahan kesal. "Papah yang nyuruh." Ucapnya mencoba menahan intonasinya agar tidak tersulut emosi.

Junkyu ngeliat adiknya itu diem aja, berarti dia mau. Terpaksa ia harus bohong agar adiknya itu mau ikut dia besok.

Keesokan paginya Junkyu sudah siap dan tinggal nunggu Zia turun dari kamarnya.

"Lo gak bawa hadiah apa apa?." Tanya Zia sambil menuruni anak tangga.

Sang kakak tersenyum senang karna Zia tidak terlalu badmood hari ini. Setidaknya dia bisa menerima walau keadaan hanya sedikit.

"Belum beli." Jawab Junkyu.

"Aneh lo."

"Aneh kenapa? Kan bisa lo yang milihin, karna lo lebih tau mana yang cocok."

"Yaudah, mampir ke toko dulu."

Setelah membeli beberapa perlengkapan bayi mereka langsung pergi menuju rumah papahnya yang agak sedikit jauh. Kira kira menempuh 1 jam perjalanan.

"Disana lo jangan sinis bangat kasian tante rosa, jaga omongan, jaga sikap, ter-."

"Iya iya bawel. Gue juga tau situasi." Potong Zia agak kesal saat banyak perintah yang Junkyu berikan. Padahal dia bukan anak kecil lagi, tapi Junkyu terlalu berlebihan.

"Hubungan lo sama Jaehyuk gimana? Gue liat liat lo makin deket aja sama anak teknik itu."

"Siapa? Jay?." Tanya Zia.

"Iya."

"Gak gimana gimana. Gue sama dia cuma temenan biasa aja." Ucapnya santai.

"Masa? Perasaan lo makin deket aja, tiap kuliah dijemput, pergi kemana mana di anter, udah kayak Jaehyuk dulu."

Kalo dipikir pikir memang ia dan Jay sedikit berlebihan, padahal Zia masih terbilang tunangannya Jaehyuk walau lagi break. Tapi jujur ia dan Jay tidak ada maksud apa apa, tidak ada hubungan atau perasaan lebih dari sekedar teman.

"Ck. Emang gue gaboleh temenan sama cowok lain apa? Perasaan gue deket sama Haechan sama Riki juga. Kenapa yang ditanyain cuma Jay?." Tanya Zia heran.

"Ya karna Riki sama Haechan tuh udah biasa, hal yang lumrah kalo lo pergi atau pulang sama mereka. Tapi kan kalo sama Jay ini semenjak lo slek sama Jaehyuk aja jadi makin deket." Junkyu sedikit curi curi pandang pada perempuan disampingnya. "Emang lo gak kangen sama Jaehyuk?."

"Gue gak kangen sama kak Jaehyuk, gue? Ya kangen lah. Apalagi gue sama dia udah makin jauh semenjak tiga bulan terakhir." Sedikit sedih mengingat dirinya mengabaikan pesan pesan Jaehyuk semenjak keputusan saat itu.

"Yaudah makannya baikan." Usul Junkyu.

"Tau deh. Rasanya gue takut buat berkomitmen lagi." Zia nyaman dengan keadaannya sekarang, tapi tidak memungkiri kalau ia juga kangen dengan hubungannya dan kak Jaehyuk, sungguh labil remaja satu ini.

"Lah lo kan emang udah berkomitmen sama Jaehyuk. Dari lama coy."

"Tapi kan sekarang lagi gak baik baik aja, lebih tepatnya putus sejenak? Atau istirahat? Semacam itu lah." Kepala Zia tiba tiba pusing, dari semasa kak Jaehyuk masih kuliah sampai sekarang yang ada di hubungan mereka masalah terus deh perasaan.

Apa iya mereka gak jodoh makannya punya masalah terus? Berhenti disini? Berjalan ke arah yang berbeda?

"Disuatu hubungan emang banyak masalah, itu mungkin salah satu jalan untuk lo berdua menjadi lebih dewasa. Semua orang pasti punya masalah..." Tutur Junkyu.

"...gausah mikirin gimana perasaan lo besok ke Jaehyuk, yang harus lo pikirin adalah gimana caranya lo berdua nyelesaiin masalah ini sekarang. Masalah tuh gak perlu waktu, masalah cuma perlu diselesaiin diomongin secara baik baik." Sambungnya.

"Kalau udah diomongin secara baik baik tapi gak ada titik terang, itu cuma butuh waktu kan?."

"Butuh waktu gak berbulan bulan, sehari, dua hari, tiga hari itu gue rasa bakal cukup. Tapi kalau lebih dari itu emang lo nya aja yang ngulur waktu terus terusan, lari dari masalah lebih tepatnya." Santai Junkyu sesekali melirik ke arah lawan bicaranya.

"Waktu bikin kita berfikir lebih jernih kak. Memberi ruang agar kita memperbaiki diri masing masing."

"Nih misalkan emang lo berdua butuh waktu buat nyelesaiin masalah, satu bulan misalnya buat bisa lo maafin dia, apa rasa kecewa lo bakal hilang seutuhnya? Kalau emang mau memperbaiki diri masing masing kenapa gak lo ubah cara pikirnya, lo ubah dari masing masing ke bareng bareng..."

"...Itu lebih baik, kalau bareng bareng kan lo bisa koreksi pasangan lo tanpa dia harus ribet cari tata letak apa yang harus dia ubah. Kalau bareng bareng kan lo bakal tau dia beneran mau berubah atau nggaknya." Sambung Junkyu.

Zia terdiam dengan pikiran yang berisik.

"Coba deh lo omongin lagi sama Jaehyuk,  tiga bulan menurut gue udah cukup. Gue tau ini nyiksa batin bangat buat lo maupun Jaehyuk. Dari pada lo gajelas deket sama yang lain sedangkan lo lagi berantem sama tunangan lo, sama aja lo jadiin si Jay pelarian doang..."

"...gue kayak gini karna sayang sama lo, gue sebagai kakak wajib membimbing lo supaya gak salah jalan."

To be continue...

"Jangan lupa tinggalkan jejak"


KAPAN KAPAN LAGII🤗 BYE BYE🙌

Kak Jaehyuk || TREASURE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang