tiga puluh sembilan

626 83 16
                                    

.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘ


—sambungan

"Aduh ribet bangat si ini megang balon sama kue." Grutu Zia sambil berjalan ke arah pager buat mencet bel.

"Eh eh yahhh. Aduh." Zia buru buru mencet bel sambil manggil manggil Jaehyuk. "KAK JAEHYUK!." Teriak Zia.

"Zia? Kamu kenapa?." Tanya Jaehyuk agak panik gara gara suara Zia yang agak keras tadi.

" Tanya Jaehyuk agak panik gara gara suara Zia yang agak keras tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak maaf...balonnya terbang." Ucap Zia sambil menunjuk ke arah balon yang sudah terbang lumayan jauh.

Jaehyuk pun mengikuti arah tunjuk Zia, benar saja ada beberapa balon yang sudah terbang. Setidaknya Jaehyuk agak lebih tenang. "Aku kira kamu kenapa, panik aku." Ujar Jaehyuk sambil menatap sang kekasih.

"Balonnya terbang kak."

"Gapapa sayang. Itu cuma balon."

Zia sedikit kecewa karna rencananya sedikit gagal. "Yaudah...btw happy birthday cowok aku." Zia tersenyum senang sambil mencoba menyalakan lilin yang ada di kuenya. "Ayo doa dulu baru tiup lilinnya." Sambungnya.

Jaehyuk memejamkan matanya sambil berdoa agar hubungan mereka tetap lancar dan minta diberi kesehatan untuk orang orang terdekatnya.

Fiuh~

"Makasii." Jaehyuk sedikit mengacak rambut Zia. "Yaudah kita masuk yuk." Ucapnya sambil merangkul sang kekasih ke dalam rumah.

"Katanya kamu mau gladi resik?." Jaehyuk menghampiri Zia sambil membawa 2 buah piring.

"Aku bohong."

Jaehyuk mencubit hidung Zia. "Yeuu aku kira beneran gabisa ketemuan."

"Aduh aduh sakitt." Ringis Zia sambil mengusap pangkal hidung nya. "Bunda telfon aku katanya kakak misuh misuh."

"Enggak tuh." Sambil mengalihkan pandangannya.

"Masooo."

"Ah udah ah. Jalan yuk?."

"Kemana? Diluar panas." Jawabnya.

Sore ini menjadi sore yang sedikit emosional. Tepi pantai menjadi tempat yang cocok untuk menghabiskan waktu paling tenang.

Beberapa jam lagi Jaehyuk akan terbang ke Jepang.

"Kamu lebih baik memberi cinta atau menerima cinta?." Tanya Jaehyuk.

"Tiba tiba?." Zia mengerutkan keningnya.

Jaehyuk hanya membalas anggukan. "Emm...aku lebih baik memberi cinta." Jawabnya sambil tersenyum.

"Kenapa? Bukannya bakal nyakitin kamu kalau dia gak cinta kamu balik?."

"Iya sihh"
"Tapi aku juga bakal tersiksa kalau harus hidup dengan orang yang nggak aku cintai."

"Keduanya sama sama sakit sih."

Zia mengangguk membenarkan pernyataan tersebut. "Kalau kakak lebih baik mencintai atau dicintai?." Pertanyaan itu mirip dengan percapakan Jay dan Zia waktu itu.

"Aku lebih baik dicintai."

"Kenapa? Bukannya gak enak ya kalau kita gak hidup sama orang yang kita suka?."

"Kalau kamu hidup sama orang yang cinta sama kamu, kamu bakal tau bahagia gak dateng dari orang yang kamu suka doang." Ucap Jaehyuk sambil menatap sang kekasih. "Orang yang cinta sama kamu gak bakal biarin kamu kesepian atau sedih, gak mungkin. Dia pasti bakal berusaha buat bikin kamu bahagia apapun caranya." Sambungnya.

"Tap—."

"Karna itu..." Jaehyuk menoel hidung Zia. "Kita bisa kayak gini."

"Apa hubungannya coba. Gak nyambung tau gak." Komen Zia.

"Ada dong...kan waktu awal kita masih kuliah kamu suka aku duluan."

"Ya terus kenapa?."

"Kamu bilang tadi kamu lebih baik mencintai, okey kamu cinta sama aku. Dan aku bilang tadi kalau aku lebih baik dicintai." Jaehyuk memberi jeda sejenak. "Artinya kita saling melengkapi dong? Kamu bisa cinta sama aku dan aku bisa dapet cinta kamu." Lanjutnya.

Zia mencerna kata kata yang barusan ia dengar. Sedikit sulit dicerna.

"Kamu ngerti gak si? Kok kayak ngangong ngangong aja dari tadi." Tanya Jaehyuk.

"Aduh aku jadi blank ni."

"Dari tadi kamu dengerin aku nggak si?."

"Ih aku dengerin cuma kata kata kakak susah buat dicerna." Grutu Zia.

"Apa yang susah? Aku ngomong bahasa manusia loh."

"Ah radar kakak susah ditebak."

"Loh loh itu kamu yang nggak jelas, malah bahas radar radar apa coba."

Lagi asik berdebat pandangan Zia terpaku dengan benda terbang di atas sana.

"Eh kak itu balon aku yang terbang tadi." Ucapnya sambil menepuk nepuk pundak Jaehyuk.

"Loh iya. Kok bisa lewat sini ya?." Jaehyuk heran bisa kebetulan gitu balonnya lewat lagi, tapi tinggi.

"Yah tinggi bangat. Tangkep dong kak." Suruh Zia bercanda.

"Ada ada aja kamu. Mending aku beliin baru dari pada aku harus susah susah ambil balon itu."

"Ini bukan tentang balonnya, tapi tentang effort nya loh."

"Gausah ngomong effort effort segala. Aku gapunya sayap buat terbang ambil balon itu, Claazia."

"Yah." Zia pura pura masang wajah sedih.

"Lah serius kamu mau aku ambil balon itu?." Jaehyuk udah siap siap berdiri.

"Eh nggak bercanda kakak." Buru buru Zia narik tangannya Jaehyuk biar dia gak jadi berdiri.

Jaehyuk menyandarkan kepalanya ke bahu Zia. "Aku mau kayak gini terus sama kamu."

"Ya aku pegel lah."

Zia mendengar helaan nafas yang sedikit berat dari Jaehyuk. "Gak tau kenapa aku gak mau pergi ke Jepang lagi. Aku mau sama kamu terus."

"Kerjaan kakak tinggal dikit lagi, ayo semangattt." Ucap Zia menyemangati. "Kalau nggak, kakak nikahin aku aja terus bawa aku ke Jepang."

"Kamu pikir nikah kayak kamu beli balon."

"Emang apa susahnya coba? Tinggal akad terus tempel foto kita berdua di buku kawin terus udah kan?."

"Aku mau kita adain pernikahan besar, karna aku mau itu jadi yang pertama dan terakhir." Jaehyuk menggenggam tangan Zia. "Dan kamu tau kan aku anak satu satunya bunda, bunda pasti mau yang terbaik buat aku dan kamu."

Dari tadi perasaan Zia kayak ada yang ngeganjel deh. Tapi Zia sendiri gak teu kenapa, kak Jaehyuk juga beda dari tadi ngomongnya. "Kakak gak mau ninggalin aku kan?." Tanya Zia tiba tiba.

"Kenapa?." Kali ini Jaehyuk yang mengerutkan keningnya.

"Gak tau kenapa perasaan aku dari tadi mulai gak enak." Ucapnya sambil memegangi dada yang sedikit memanas.

"Kamu kenapa hey? Sakit?." Jaehyuk sedikit panik dan kembali menatap sang kekasih.

"Nggak kak aku gak sakit, tapi perasaan aku aja yang gak enak. Gak tau kenapa."

"Udah gak kenapa napa. Aku ada disini, selalu." Jaehyuk memeluk sambil menepuk pundak nya.

Siapa sangka sore itu menjadi hari terakhir dimana hubungan mereka baik baik saja.

To be continue...

"Jangan lupa tinggalkan jejak"

Kak Jaehyuk || TREASURE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang