dua puluh tiga

873 112 3
                                    

.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘ

—sambungan

Buset dah ini kak Jaehyuk sengaja lari cepet atau apa sih? Dia ninggalin gue terus dari tadi.

"Kak Jaehyuk pelan pelan dong!." Panggil gue sedikit berteriak.

Kak Jaehyuk langsung pelanin larinya sambil menyamai dengan langkah gue. "Lo itu jalan bukan lari." Katanya.

"Lah aku juga gaada bilang aku lagi lari."

"Kita tuh lagi lari pagi bukan jalan sore."

"Ya kita gausah lari pagi. Kita jalan pagi aja." Sahut gue. "Lagian aku udah cape." Gue akhirnya berhenti dan duduk di tengah jalan, tenang ini rute khusus olahraga dan kebetulan lagi sepi bangat.

"Baru sebentar udah cape, lagian dari tadi lo itu jalan bukan lari."

"Sebentar kata kakak?! Kita jalan dari tadi loh. Udah jauh dari rumah, 40 menit kakak bilang sebentar?."

"Gini nih efek lo jarang olahraga."

"Ya lagian kakak aneh aneh aja. Tiba tiba ngajak aku joging."

Jaehyuk jadi kasian sama Zia, dia juga mikir kalo Zia bukan orang seperti dia yang udah sering olahraga.

Gue liat kak Jaehyuk jongkok depan gue, ngapain coba ni anak jongkok depan gue?

"Ngapain kak?." Tanya gue.

"Naik."

"Hah?."

"Ayo gue gendong."

"Kakak apaan sih. Malu aku. Aku berat." Kata gue.

"Emang kalo lo ketiduran di mobil gue siapa yang gendong ke kamar?."

"Kak Junkyu."

"Gue."

"Emang iya?."

"Iya udah cepet makannya." Akhirnya gue nurut tuh.

Kak Jaehyuk habis lari lari beda sama gue yang cuma jalan, ga cape apa gendong gue? Gue aja cape walau cuma  digendong.

"Eh Zi."

"Kenapa kak?."

"Gue boleh ngomong gak?." Tanya kak Jaehyuk.

"Ngomong aja."

"Sebenernya..." Dia ngengantung kalimatnya, bikin gue penasaran aja.

"Sebenernya apa?." Tanya gue tak sabar.

"Sebenernya lo sedikit berat."

Sial. Malu gue coi.

"Ish tuh kan. Turunin aku." Gue berontak.

"Eh eh Zi diem diem nanti jat—."

"Aw..." Ringis gue ketika gue jatoh terduduk. Tangan gue nahan dan sakit bangat kena aspal.

Kak Jaehyuk || TREASURE✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang