Waktu yang diberikan terus berlanjut, membuat mereka yang ikut serta dalam perlombaan tidak bisa membuang waktu terlalu lama untuk beristirahat. Ditambah lagi tantangan yang diberikan juga semakin sulit yang membuat tenaga mereka semakin lemah.
Banyak peserta yang sudah jatuh dalam perlombaan. Ada yang menyerah begitu saja karena sudah tidak sanggup, ada juga yang menyerah karena dikalahkan oleh musuh. Mereka yang tersisa mengikuti perlombaan itu bisa dihitung.
"Apa kau masih sanggup?" Sungchan bertanya pada Chenle yang terlihat sudah sangat lelah.
"Tentu saja. Aku pasti bisa melakukannya" ucap Chenle yakin.
"Baiklah, tapi kalau kau lelah katakan saja. Aku akan menggendong mu" ucap Sungchan yang dibalas anggukan kecil oleh Chenle.
Jujur saja kalimat Sungchan barusan membuat Chenle tersentuh karena biasanya Sungchan itu tidak pernah menunjukkan sikap peduli padanya dan malah terkadang meremehkan nya secara terang-terangan. Tapi selama perlombaan berlangsung Sungchan sangat memperhatikan nya dan menjaganya dengan baik walaupun terkadang tetap menyebalkan.
"Jangan berpikir berlebihan, aku sudah menyiapkan tenaga ku karena aku tahu kau cukup lemah" ucap Sungchan yang sontak saja menghancurkan penilaian baik Chenle untuk Sungchan.
"Sialan!" umpat Chenle lalu kemudian melangkah terburu-buru meninggalkan Sungchan yang tersenyum kecil melihat tingkahnya.
"Dia terlalu mudah mengagumi" gumam Sungchan sembari memandang punggung Chenle yang berada tidak jauh di depannya.
*****
Sementara itu dilain tempat, Mark tampak tertekan menghadapi sikap Haechan yang sangat manja padanya. Bahkan Haechan tidak segan-segan memberikan beberapa tanda kepemilikan di leher Mark saat Mark menggendongnya tadi.
"Mark, aroma mu sangat manis. Ayo kita sex sebentar disini" ucap Haechan yang membuat jantung Mark berdetak tak karuan.
"Efek kabut itu sepertinya mempengaruhi pikiran mu" ucap Mark yang tengah membuat ramuan untuk mengobati Haechan.
Ya, Haechan sekarang tengah dibawah pengaruh racun dari Korbin yang membuatnya mudah terangsang setiap bersentuhan dengan Mark. Seperti yang sudah dijelaskan oleh Goddess Seohyun, bahwa Korbin itu punya banyak jenis. Ada Korbin yang sangat kuat dan kejam dan ada juga Korbin yang tidak terlalu kuat tapi mereka punya kelebihan lain salah satunya dengan mempengaruhi pikiran lawannya.
Dan yang berhadapan dengan Mark tadi adalah jenis Korbin yang tidak terlalu kuat tapi bisa mempengaruhi pikiran lawannya. Korbin jenis ini akan menyebarkan racunnya lewat kabut dan jika terhirup disaat pikiran tidak fokus akan sama efeknya setelah meminum obat perangsang. Jika keinginan yang di bawah pengaruh racun Korbin itu dipenuhi maka itu akan sangat membahayakan bagi orang itu sendiri. Oleh karena itu sebesar apapun godaan Haechan pada Mark, ia akan tetap menolaknya. Mark tidak ingin nyawa Haechan berada dalam bahaya hanya karena nafsu sesaat yang bukan berasal dari keinginan Haechan sendiri. Ya walaupun itu sangat berat bagi Mark karena sisi alpha nya terus meraung saat aroma feromon dari sisi omega Haechan menusuk indra penciuman nya.
"Mark, Mark, Mark" Haechan mengigau. Tubuhnya sangat panas seperti demam tinggi karena keinginan di bawah pengaruh racun itu tidak terpenuhi.
"Sebentar, sayang. Aku tengah membuat obat untuk mu" ucap Mark lembut dan itu berhasil membuat Haechan berhenti mengigau. Mark pernah membaca orang yang berada di bawah pengaruh racun itu akan sangat sensitif dan mereka tidak segan-segan untuk membunuh diri mereka sendiri jika perasaan nya terluka.
Selesai dengan ramuannya, Mark pun membantu Haechan untuk meminum ramuan obat yang dibuatnya itu. Dan setelah meminum ramuan itu perlahan suhu tubuh Haechan membaik. Namun Haechan masih butuh waktu untuk terbangun dari tidurnya setelah meminum ramuan itu.
"Cepatlah sadar, perjalanan kita tinggal sebentar lagi" ucap Mark pelan sembari menatap lembut ke arah Haechan yang tengah tertidur.
*****
"Kalau kau lelah, kita istirahat dulu" ucap Jaemin datar pada Jisung yang melangkah lebih dulu di depannya.
"Aku baik-baik saja, sungguh" ucap Jisung tanpa menoleh ke arah Jaemin.
"Apa kau malu karena masalah 'tidak sengaja' tadi?"
Deg!!
Jisung mendesis kecil dan kedua pipi mochinya itu memerah malu saat Jaemin tiba-tiba mengungkit kejadian yang membuatnya canggung.
Flashback~~
Jaemin dan Jisung kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju tahap selanjutnya. Jaemin melangkah lebih dulu sedang Jisung mengikuti nya dibelakang. Jisung yang tengah melamun mengingat pertemuannya dengan wanita aneh yang berada di dalam mimpinya tadi membuat nya tidak fokus memperhatikan jalanan di depannya. Jisung tersandung batang kayu yang menghalangi jalannya itu dan saat ia mendongak tidak sengaja wajah nya bertabrakan dengan bagian bawah Jaemin yang dimana saat itu Jaemin ingin membantu Jisung berdiri.
Jisung refleks menjauhkan wajahnya dan membulatkan mata saat berhadapan langsung dengan bagian bawah Jaemin.
"Kak, aku tidak sengaja" ucap Jisung gugup tanpa melihat Jaemin.
"Wajah ku disini Jisung bukan disitu" ucap Jaemin datar yang membuat Jisung semakin malu karena tidak melepaskan pandangannya pada bagian bawah Jaemin yang diseruduknya itu.
Jisung memukul keningnya pelan sembari merutuki sikap bodohnya itu. Lalu kemudian mendongak menatap Jaemin dan tersenyum lebar sebelum kemudian bangkit berdiri dan melangkah melewati Jaemin.
Jaemin sendiri masih mematung ditempatnya berdiri atas kejadian tiba-tiba tadi sebelum kemudian tersadar saat mendengar teriakan Jisung yang kembali tersandung batang kayu tidak jauh dari tempatnya.
"Ada-ada saja" gumam Jaemin datar lalu langkahkan kaki untuk menyusul Jisung yang seperti nya berusaha menghindari dirinya.
Flashback end~~
"Aku sudah memaafkan mu atas tindakan mu yang tidak sengaja itu. Dan lagipula kau sudah merasakannya 'kan?" ucap Jaemin yang membuat Jisung menghentikan langkahnya dan menoleh cepat ke arah Jaemin.
"Jangan diingat. Aku sudah bilang padamu sebelumnya lupakan momen itu" ucap Jisung sembari menatap kesal Jaemin.
"Kenapa kau sangat sensitif? Aku masih ingat desahan merdu mu dan saat kau menyebutkan nama ku. Aku tidak akan melupakan momen hangat itu" Jaemin menatap lembut manik Jisung yang balik menatapnya datar.
"Maaf mengganggu waktu kalian tapi bisakah kalian menolong ku?"
Jaemin dan Jisung menoleh bersamaan saat mendengar suara Jeno menyapa mereka. Dan benar saja, Jeno tengah menuju ke arah mereka dengan ekspresi yang tampak khawatir.
"Jen, mana Renjun?" tanya Jaemin saat menyadari Jeno hanya sendirian.
"Itulah masalahnya, Jaem. Renjun hilang tidak tahu kemana. Tadi saat aku mengalahkan Korbin, dia tiba-tiba hilang. Aku takutnya dia dibawa monster lain untuk di mangsa"
"Itu tidak boleh terjadi. Kita harus segera selamatkan Renjun apapun caranya" ucap Jisung yang juga khawatir setelah mendengar cerita Jeno tentang hilangnya Renjun.
"Kira-kira dimana dia?" Jaemin bergumam, mencoba mengingat apa yang pernah ia pelajari tentang setiap lokasi lomba ini.
Namun tidak lama kemudian mereka bertiga terkejut bersamaan setelah mendengar Mr. Namjoon mengumumkan mengenai tahap selanjutnya.
"Tantangan tahap ketiga telah terbuka. Berhati-hatilah"
Deg!!
TBC.............................................
See You
Salam hangat dari Semenya Jisung
- Ria
KAMU SEDANG MEMBACA
Historia De Amor 🔞
Fiksi PenggemarPerjalanan menarik dari 4 lelaki manis yang bereinkarnasi menjadi perempuan di tempat asing. Dan mereka dapat kembali menjadi lelaki jika sudah menyelesaikan tantangan. Tetapi itu bukanlah akhir dari cerita ini melainkan kisah mereka baru saja di mu...