28 || Kaum Hawa

48.3K 5.6K 2K
                                    

⁀➷ᴮⁱᵃˢᵃᵏᵃⁿ ᵐᵉᵐᵇᵉʳⁱᵏᵃⁿ ᵛᵒᵗᵉ ˢᵉᵇᵉˡᵘᵐ ᵐᵉᵐᵇᵃᶜᵃ ᵈᵃⁿ ᵈᵃⁿ ˢᵉⁿᵃⁿᵗⁱᵃˢᵃ ᵐᵉᵐᵇᵉʳⁱᵏᵃⁿ ʳᵉˢᵖᵒⁿ ᵇᵉʳᵘᵖᵃ ᵏᵒᵐᵉⁿ ᵈⁱ ˢᵉᵗⁱᵃᵖ ᵖᵃʳᵃᵍʳᵃᶠⁿʸᵃ。゚❁ུ۪

•••S E L A M A T   M E M B A C A•••

"Astaghfirullah ...."

"IBUUUUUUUU!!!"

Zayden langsung berbalik badan dan spontan menutup matanya.

"Astaghfirullah," gumam Zayden mengelus dadanya.

"Kamu kenapa masuk nggak bilang-bilang, Kak?" tanya Zaina panik.

"Ay, serius saya nggak liat apa-apa," jawab Zayden.

"Aku kaget banget--"

"Cuma liat dikit," potong Zayden.

"Huaaaa, Kakak, Ayana malu banget tauuu," ucap gadis itu. Ia terduduk lemas di lantai.

Tadi ia baru saja ingin melepas bajunya. Tidak biasanya ia ingin mengganti pakaiannya di luar kamar mandi, tapi entah kenapa tadi ia melakukannya. Setelah ia melepas kerudung yang ia pakai, gadis itu langsung ingin berganti pakaian. Namun, ketika ia baru saja melepas resleting bagian depan gamisnya, pintu tiba-tiba terbuka dan menampilkan Zayden dengan wajah terkejut.

Zaina sangat malu.

Sungguh.

"Lagian kenapa pintunya nggak dikunci? Untung saya yang masuk, gimana kalo seandainya orang lain?" ujar Zayden seperti mengomel.

"Maaf, Kak. Serius tadi, tuh, Ayana lupa banget karena udah merasa gerah," balas Zaina menunduk karena merasa bersalah.

Zayden yang masih membelakanginya pun menghela napas. "Sekarang baju kamu udah dipake lagi atau mau terusin gantinya biar saya keluar dulu?" tanya Zayden.

"Udah aku pakai lagi, tapi aku mau lanjut ganti dan Kak Zayden nggak perlu keluar," jawab Zaina.

Mata Zayden melotot.

"Jangan bercanda, Ay ...." Zayden gugup sendiri. Bisa-bisanya Zaina tidak takut mengatakan itu. "Saya tunggu--"

"Kak Zayden tunggu di sini aja," potong Zaina.

Hei, ada apa dengan gadis itu? Pikir Zayden.

Zayden menghela napas gugup, lalu berbalik untuk melihat Zaina. Gadis itu masih terduduk di lantai dengan pipi yang masih memerah.

"Kamu mau saya liat kamu ganti baju? Serius?" tanya Zayden.

Giliran Zaina yang melotot. Gadis itu kemudian geleng-geleng.

"M-maksud aku, kamu tunggu di sini aja, aku gantinya di kamar mandi," jelas Zaina.

"Sial," batin Zayden. Bisa-bisanya ia kepikiran yang tidak-tidak.

Zayden berjalan masuk, lalu berhenti di hadapan Zaina yang masih terduduk. Laki-laki itu berlutut di depan istrinya.

"Bangun," ucapnya. Tangannya terulur untuk menyambut tangan Zaina.

Dengan ragu gadis itu menerimanya. Saat Zaina ingin menariknya kembali, Zayden lebih dulu menggenggamnya. Zayden menarik tangan mungil itu agar berdiri.

"Tangan kamu dingin, katanya tadi gerah?" tanya Zayden dengan alis terangkat sebelah.

"Aku gugup, malu, kaget dan nggak tau rasanya gimana, jadi gemetaran kayak gini," jawab Zaina dengan jujur.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang