32 || Kajian Singkat

43.2K 5.4K 2.4K
                                    

Assalamualaikum!!

NUNGGUIN GAK???

Nanti kalo ada typo tolong maklumi sama tandain ya biar aku tau di mana typo-nya.

Kalo salah tolong dikoreksi ogheyyyy calon penghuni surga.

⚠️Dilarang keras menjiplak, mengcopy, meniru, memplagiat cerita ini dalam jenis apapun. Apalagi berlindung dengan kata terinspirasi ⚠️

~HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH ALLAH~

••SELAMAT MEMBACA••

"Antara hasad, takabur, riya, ujub dan sum'ah. Mana yang perlu kita bahas dulu?"

Elvano mengangkat tangannya.

Ustadz yang biasa dipanggil ustadz Irsyad itu tersenyum ke arah arah Elvano saat laki-laki itu mengangkat  tangan.

"Silahkan, Nak Elvan," ujarnya mempersilakan.

Ustadz Irsyad memang sudah mengenal Elvano sejak beberapa tahun lalu. Elvano juga sering mengikuti pengajiannya. Tidak jarang ia mendapat pertanyaan dari Elvano perihal agama apalagi tentang rumah tangga. Elvano sangat banyak belajar dari sosok itu. Diibaratkan ustadz Irsyad itu guru sekaligus motivator Elvano dalam berhijrah sejak beberapa tahun lalu.

"Hasad, Ustadz," jawab Elvano tersenyum.

"Baik, kita bahas tentang hasad terlebih dahulu," pungkas ustadz Irsyad. Pengajian yang hanya berisi lima orang jamaah saja, itu pun sudah biasa dilaksanakan sesudah sholat ashar. Mungkin setelah hari ini jumlah jamaah mereka akan bertambah karena kehadiran Zayden. Kadang Elvano heran, komplek yang ditinggalinya sangat elit, kenapa masyarakatnya sangat sulit untuk sekedar duduk di masjid hanya untuk beberapa menit.

"Sebelum kita bahas, ada yang tau hasad itu apa?" tanya Ustadz Irsyad lebih dulu.

"Iri, Ustadz," jawab salah satu jamaah yang duduk di sebelah Zayden. Sebut saja namanya Pak Darma.

"Iya. Jadi, hasad itu ialah perasaan tidak suka dan tidak senang ketika melihat orang lain meraih atau mendapatkan nikmat dari Allah."

"Contohnya, Pak Darma tadi pagi baru aja mendapat rezeki dari Allah berupa mobil karena hasil kerja kerasnya. Di lain sisi Pak Rahmat merasa tidak suka melihat apa yang didapatkan oleh Pak Darma. Nah, perasaan yang Pak Rahmat rasakan itu tadi namanya hasad," jelas Ustadz Irsyad sesederhana mungkin.

Elvano berbisik kepada Zayden, "Zay, lo nggak iri, kan, sama nikmat yang diberikan Allah untuk gue? Gue lebih dulu punya istri, punya rumah." Elvano terkekeh setelah membisikkan hal itu.

"Apa ada pertanyaan mengenai hasad, Bapak-Bapak?" tanya Ustadz Irsyad. Semua jamaah kompak menjawab tidak. "Kalau begitu kita mau lanjutkan ke takabur, riya, ujub atau sum'ah dulu?"

Zayden mengangkat tangannya.

Semua mata langsung mengarah ke arahnya. Melihat itu Zayden tersenyum ramah.

"Alhamdulillah, majlis kita bertambah satu orang," ungkap Ustadz Irsyad merasa teramat senang. "Penduduk baru, Nak?" sambungnya bertanya terlebih dahulu.

"Iya, Ustadz. Saya Zayden, warga baru di sini, saya beserta istri baru tadi pagi pindah," jawab Zayden dengan ramah.

"Sahabat Elvano, Ustadz. Sekaligus tetangga juga sekarang," celetuk Elvano.

"Masyaallah, tabarakallah," ucap Ustadz Irsyad. "Silahkan, Nak, mau pembahasan tentang apalagi?"

"Ujub, Ustadz," jawab Zayden. Setelah menjawab ia melirik ke arah Elvano dengan senyum miring. Melihat itu Elvano berdecak.

𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang