Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh....
Maaf kalo lama, pasti lupa alur. Jadi baca aja part sebelumnya kalo misal lupa💆♀️
Zinnia beberapa hari gak update padahal target udah tembus....
pura-pura gak peduli, padahal sampai kebawa mimpi:)
PENCET BINTANG DULU BARU BOLEH BACA😊
Bantu share ya kalo kalian suka ceritanya, ajak temen-temennya untuk ikut baca ZINNIA. Boleh share di ig, jangan lupa tag aku @wp.12kentang atau @teratai.zinnia
•••S E L A M A T M E M B A C A•••
.
.
.
"Kak--""Sayang, kok di sini? Dan kenapa nangis?"
Ucapan Zayden tersebut bagaikan rem yang membuat kaki Zaina berhenti otomatis.
Melihat keadaan gadis yang terlihat sangat sedih itu membuatnya teringat kembali pada masa terpuruknya dulu. Bahkan Zayden yang sangat kentara sedang khawatir langsung mengingatkannya pada sang kakak yang dulu juga sangat mengkhawatirkannya.
"Kakak," lirih gadis itu setelah Zayden berada di hadapannya.
"Ayo berdiri." Zayden menuntun gadis remaja itu agar berdiri, lalu ia peluk guna untuk menenangkan.
"A-ayo masuk." Zaina tergagap, tapi ia langsung buru-buru membukakan pintu.
Zayden menuntun gadis itu untuk masuk ke rumahnya, Zaina mengikuti dari belakang.
"Duduk ...." Zayden menyuruh gadis itu untuk duduk di sofa. "Zaya, lagi?"
Zayden bertanya seolah paham dengan apa yang terjadi dengan gadis itu.
Gadis remaja itu melihat ke arah Zaina yang duduk di sofa lain. Zaina tersenyum.
"Zaya, cerita aja nggak pa-pa. Sekarang aku udah jadi kakak kamu juga, jadi jangan sungkan," ujar Zaina.
Zaya, gadis itu menoleh ke arah Kakaknya. Matanya sangat sembab, entah berapa lama adiknya itu menangis, pikir Zayden.
"Bukannya sekarang jam sekolah? Kenapa ke sini, hm?"
Zaya terlihat mendengkus. "Kakak ngapain nggak kerja? Tanggal merah, kan?" tanya Zaya bertanya balik dengan nada kesal.
Zayden terkekeh, tangannya mengacak rambut adik perempuannya itu.
"Sekarang cerita, ada apa?"
"Tadi waktu Zaya mandi, Mama masuk ke kamar dan cek buku di atas meja belajar. Zaya lupa nyimpen hasil ulangan kemarin dan Mama nemuin itu."
Mata Zayden memicing. "Memangnya kenapa dengan hasil ulangannya?"
"Nilai Zaya jelek, Kak."
"Memangnya nilai Zaya berapa?" tanya Zaina menyela.
"Delapan puluh."
"Delapan puluh?" Zaina tercengang. "Itu nggak jelek, Zaya, malahan bagi kakak itu udah bagus banget. Dulu kakak dapat nilai tujuh puluh aja senengnya luar biasa. Dapat nilai tujuh puluh dalam satu semester bisa dihitung, paling enam kali. Apalagi nilai delapan puluh, " lanjut Zaina.
"Memangnya nggak dimarahin, Kak?" tanya Zaya, sepertinya dia tertarik dengan cerita Zaina.
Zaina tersenyum dan menggeleng. "Kakak mampunya segitu, walau dipaksa kakak tetap nggak bisa. Setiap mata pelajaran umum nilai kakak nggak ada yang bagus. Dapat nilai C aja udah alhamdulilah karena rata-rata nilai mata pelajaran umum kakak D hehe."

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐙𝐈𝐍𝐍𝐈𝐀
RomansaZINNIA : CINTA TANPA KOMA Tersedia di TBO dan Gramedia📌 ≪•◦ ❈ ◦•≫ Fyi: alurnya masih berantakan, yang rapi versi novelnya. Gak maksa kamu buat baca, kalau gak suka nggak usah ninggalin komen yang buruk-buruk. ≪•◦ ❈ ◦•≫ Menikah dengan orang yang dic...