skipping

30 16 2
                                    


🌝 Happy reading 🌝



*Priiit*

Bunyi Pluit yang ditiup kencang oleh pak Reno. Guru olahraga SMA Bina Nusantara.

Sandra meloncat secepat mungkin demi mencetak rekor bermain skipping. Agar nanti nilai tambahan pjok nya mendapatkan nilai yang bagus. Ia juga bersaing bersama teman nya yang lain.

Disisi lain, setelah melakukan pemanasan sempat-sempatnya Kanaya menguap karena mengantuk.

Varo yang melihat itu perlahan mendekati Kanaya yang terduduk melonjorkan kedua kakinya di atas lapangan olahraga.

"Ngantuk?"tanya varo kecil. Tapi tidak sedikitpun melihat ke arah Kanaya. Naya mengerutkan dahinya, ia mendongak menatap tubuh Alvaro yang lebih tinggi darinya.

"Lo ngomong apa?" Tanya Kanaya bingung.

Lama Alvaro tak menjawab, Kanaya mendengus kesal.

"KANAYA ALISHA!" Panggil pak Reno.

"SIAP PAK!" Sahut Kanaya dan beralih mendekati pak Reno.

"Lawan kamu Alvaro" kata pak Reno sambil memberikan skipping ditangannya pada kanaya.

Kanaya membulatkan kedua matanya, cewek itu melirik Alvaro yang sudah berada disampingnya.

"Apa?" Sadar varo jika dirinya ditatap oleh Kanaya.

Kanaya memalingkan wajahnya.

"Gak" jawabnya singkat.

***

"Nay! Please, give me time to relax," kata Sandra. Kini Naya masih setia memeluk erat kaki kiri Sandra menahannya agar tidak pergi meninggalkan Kanaya sendiri.

"Huwaaaa! Gak mau san... Kalo emang mau relax ngapain keruang osis ini kan jamkos! Temenin Naya ajaaaa" rengek Kanaya.

Sandra memutar bola matanya malas.
Terdiam sebentar sebelum akhirnya Alvaro lewat didepan mereka diwaktu yang tepat.

"Eh varo sini!" Panggil sandra.

Alvaro tak menjawab tapi cowok itu mendekati keduanya.

"Gue titip nih kecebong ya, soalnya gue ada rapat OSIS."kata Sandra sambil melepas paksa tangan Kanaya dikakinya.

"Bye!"

"Tyyydakkkk!momyy jangan tinggalkan daku bersama mahluk gila ini" pasrah Kanaya terduduk dilantai.

"Lebay."

Kanaya perlahan berdiri lalu mengibas roknya yang sedikit kotor.
Namun wajahnya yang awalnya terlihat tidak berteman itu berubah 180 derajat.
Cewek itu tersenyum lebar kearah varo.

"Halo ganteng~"

Alvaro menjentik dahi lebar kanaya. Hingga membuat sang empu meringis pelan.

"Lo jelek kalo senyum" ledek Alvaro.

Jujur saja Alvaro merasa risih akan keberadaan Kanaya yang selalu mengikuti nya kemanapun ia pergi.

"Lo gila." Kata varo.

"Um? Gue gila? Lo kali yang gila, mau banget ngurusin orang gila kek gua."

Varo tak menghiraukan ucapan Kanaya. Cowok itu kembali fokus memainkan handphone nya sambil memakai handset di kepalanya, Kanaya yang kesal mengembung kan kedua pipi chubby nya lalu menghela nafas berat. Dan ide konyol pun muncul di kepala cewek itu.

Kanaya berdiri dari bangkunya, sedikit mencondongkan tubuhnya kearah varo lalu melepaskan handset yang dipakai oleh Alvaro. Tapi cowok itu masih tetap menonton di handphone nya.
Setelah berhasil Kanaya kembali duduk dan menopang dagunya dengan tangan kanannya.

"Taro, Lo ganteng banget sih?"

"Jadi."

"Lo itu biungmadapa."

"Hah?"

"Maksudnya, bibi unggul mama dan papa," kata Kanaya terkekeh geli setelah mengejek Alvaro.

Alvaro menatap datar cewek itu, dan kembali fokus memainkan handphone ditangannya.

"Receh ya?" Tanya Kanaya.

"Banget."














Holaa jangan lupa vote dan komen.





DONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang