yang penting roti:v

21 13 1
                                    

🌝 Happy reading 🌝



Alvaro, cowok itu dengan tegang memegang kenop pintu tokoh roti yang ia datangi. Berjalan kesini dan kesana sudah hampir setengah jam hanya untuk mencari yang mana roti Jepang. Seorang pegawai yang hendak menutup tokoh nya pun sedikit geram karena cowok itu lama sekali memilih roti yang akan ia beli.

"Maaf kak, cari roti apa?"tanya pegawai tadi menghampiri Alvaro.

Alvaro menggaruk leher nya yang tidak gatal.

"Roti Jepang ada?"tanya Alvaro.

"Roti Jepang yang mana ya kak?disini jual roti Jepang ada banyak kak. Ada dorayaki–"jelas pegawai itu tapi langsung di potong oleh Alvaro.

"Saya beli semuanya."

"Yakin kak?"

"Bungkus sekarang."

Satu jam tiga puluh menit. Kenzo berulang kali melihat jam tangan nya.

"Tuh anak kemana,"gumam nya.
Tak lama dari situ, Alvaro datang sambil menenteng dua kantong plastik besar berisi kan roti-roti yang tadi ia beli.

"Dapet?"tanya Kenzo. Setelah mengetahui kepulangan Alvaro. Dengan santainya Alvaro memberikan kantong-kantong plastik itu dan duduk di sofa ruang tamu karena lelah.

"Kagak ada ini woi!"kata Kenzo mencari-cari benda keramat itu didalam kantong plastik.

"Ada."jawab varo singkat.
Kenzo menghela nafas berat, cowok itu mengungkapkan wajahnya pelan dan beralih melihat Alvaro yang kini tengah merebahkan diri di atas sofa.

"Lo gak tau roti Jepang?"tanya Kenzo.

"Tau,roti asal Jepang kan,"

"Bukan dodol! Maksudnya roti Jepang cewek. Masa' Lo gak tau?"

"Tau,lagian yang buat rotinya juga cewek."balas Alvaro lagi.

Kenzo menepuk jidat lebar nya dan menatap kesal Alvaro.

"Kagak gitu maksud gue"kata Kenzo.

"Terus?"

"Lo tau SOFTEX KAN!? maksud gue ya SOFTEX DODOL... BUKAN ROTI BENERAN YANG BERASAL DARI JEPANG!"ketus Kenzo yang memiliki kesabaran setipis tisu pada Alvaro.

Alvaro hanya mengangguk lalu berdiri dan menatap datar kearah Kenzo.

"Ngomong dari tadi,"kata Alvaro hendak pergi lagi keluar rumah.

"Salah Lo kenapa gak tanya sat!"

Alvaro hanya mengangkat kedua tangannya pasrah tapi cowok itu tidak sedikitpun melihat kebelakang dan pergi begitu saja.

Setelah Alvaro kembali membelikan benda keramat itu untuk Kanaya. Kanaya, justru turun kebawah menyusul Kenzo yang sedang berada di ruang tamu.

"Abang"panggil Kanaya lemas.

"Kenapa turun?nanti Abang anterin istirahat aja dikamar"cemas Kenzo menghampiri adik semata wayang nya itu.

DONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang