Cantik, banyak yang suka, terkenal pula. Siapa lagi orangnya kalau bukan Celine Garcia Myer?
Celine juga merupakan salah seorang siswi di Kanoko institute di tahun ke tiga, setahun lagi menuju kelulusan. Mata kuliah design komunikasi visual menjadi jurusan yang ia pilih, murni dikarenakan ia memang menyukai segala hal mengenai desain.
Bila di deskripsikan, Celine itu bak bersinar. Kulitnya putih bersih dengan rona kemerahan di pipi, tubuhnya mungil, tapi ramping dan berisi di beberapa area yang menonjol, rambutnya pun panjang dengan ikal kecoklatan dan tertata rapi. Gadis itu jarang tersenyum, tapi sudah mampu membuat sekitarnya mabuk kepayang karena terpesona dengan betapa cantiknya ia.
Tapi, Celine bukanlah gadis ceria yang murah senyum. Gadis itu benar-benar nyaris tak pernah tertawa di hadapan banyak orang. Image nya dingin, dan sulit sekali untuk digapai. Bahkan, beberapa julukan untuknya ialah; Malaikat maut. Bukan tanpa sebab, tapi memang gadis itu punya keunikan tersendiri.
Sebab, Celine itu sebenarnya pemain handal dalam percintaan, tapi ia hanya akan merespon orang yang sudah ia targetkan sebelumnya, Selanjutnya, ia akan memainkan sihir untuk membuat sang target jatuh bertekuk lutut, dan berakhir dengan meninggalkan targetnya ketika sudah benar-benar terperangkap karenanya. Benar-benar pemain ulung.
Deretan korban Celine di Kanoko institute saja sudah tak terhitung jumlahnya. Sebagian besar digantung begitu saja setelah diajak berkencan oleh sang gadis, sesuka hatinya saja pokoknya. Celine punya 2 orang teman dekat; Akio dan Lunar. Akio dan Celine yang berbeda gender, menjalin pertemanan karena keduanya merupakan tetangga sejak kecil, sedangkan Lunar baru bergabung dengan pertemanan itu sejak mereka bergabung ke Kanoko Institute.
Pertemanan mereka sama sekali tak mudah ditembus oleh orang-orang diluar lingkaran mereka. Celine tidak pernah mengizinkan orang yang tidak dekat dengannya apalagi yang tidak ia sukai, ada di lingkaran pertemanannya. Keep the circle small, they said.
"Malam ini kemana, Cel?". Tanya Akio pada Celine.
Celine, Akio dan Lunar saat ini tengah berada di kantin kampus, menghabiskan jam makan siang mereka bertiga yang hanya bersisa 15 menit lagi. Celine menatap malas pada Akio, kemudian mengedikkan bahu. "Gak tau, bosen mabok".
Lunar terkekeh mendengarnya. "Baru kali ini lo males mabok, Cel?".
Celine memutar bola matanya. "Gue gak sefanatik itu sama alkohol, nona".
"Said someone who ask me to drink with her almost everyday". Komentar Akio disertai lirikan untuk Celine.
Yang disindir tak mau terlalu ambil pusing, Celine hanya mengaduk-aduk makanannya di piring sembari mengedarkan pandang ke sekitar. "Perasaan gue doang apa hari ini memang sepi ya kampus? Kayak.. Sendok jatoh aja kedengeran ini mah, sepi mampus".
Akio dan Lunar ikut mengedarkan pandang, diikuti anggukan setuju dari Lunar. "Iya juga ya? Kompak bolos apa gimana?".
Gubrak!
Belum kelar obrolan ketiga manusia itu, mereka sudah dikagetkan dengan suara kencang yang berasal dari satu sudut kantin. Ketiganya sontak menatap kearah datangnya suara, tidak hanya ketiganya, seluruh yang ada dikantin pun langsung melihat ke arah asal suara.
Dan ternyata, penyebabnya ialah seorang mahasiswa berkacamata yang terjatuh saat tengah membawa makan siangnya diatas nampan, mengakibatkan seluruh makanan itu jatuh berantakan diatas lantai, pun manusianya juga.
"Bener kan, sendok jatoh juga kedengeran". Komentar Celine dari tempatnya setelah menyaksikan kejadian barusan.
Akio menaikkan satu alis. "Itu sih satu set alat makan berikut yang makannya, Cel, yang jatuh, makanya kedengeran sampe sini".