Tanpa disadari bulir bening air mata keluar dari wajah tampan Adriel. Adriel terlalu terkejut melihat semua ini, tidak ada hujan tidak ada angin tiba-tiba orang yang ditemuinya tadi sore adalah saudara tirinya?. Terkejut iya , memang dirinya selalu mengharapkan mempunyai saudara seperti teman temannya tapi kenapa dirinya baru mengetahui semuanya sekarang? Kenapa Bundanya tidak pernah menceritakan segalanya?.
Terlalu sibuk dengan pikiran nya sendiri tanpa sadar sebuah pelukan dirinya dapatkan dari laki-laki yang ternyata saudaranya itu yang mampu membuat nya terkejut dan membuyarkan lamunannya. Tanpa sadar tangannya bergerak membalas pelukan dari Aron dengan tubuh yang sama bergetarnya.
Malam ini dirumah minimalis itu diisi dengan tangisan keharuan da ri ketiga manusia didalam rumah tersebut. Viani sangat bersyukur dirinya kembali bisa bertemu dengan anaknya dan dirinya merasa sangat bersalah akan semua tindakan yang dirinya lakukan mulai dari memilih pergi tanpa meminta penjelasan sampai dengan menyembunyikan ayah dan saudara dari Adriel, Aron sangat bersyukur bisa kembali dipertemukan dengan orang yang memberikan nya arti dari seorang ibu, mengajarkannya bahwa ga semua perempuan dimuka bumi ini sama seperti ibu kandungnya dan dirinya bisa bertemu dengan adik nya walaupun dirinya tidak ikut dalam fase saat ibunya hamil sampai melahirkan tapi Aron janji akan ada dalam fase pendewasaan adiknya itu, sedangkan Adriel dia sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan saudara dan mengetahui kalau ayahnya masih ada, Adriel akui dia sangat ingin bertemu dengan ayahnya walaupun ayahnya tidak ikut andil saat dirinya masih didalam kandungan bundanya hingga sebesar sekarang tapi adriel sadar bahwa semua ini adalah takdir yang kita tidak bisa menebak akan bagaiamana akhirnya.
Setelah drama harus yang memenuhi mereka. Saat ini mereka sedang berada di meja makan untuk makan malam bersama, dengan telaten Viani menyiapkan nasi dan lauk dipiring kedua anaknya dan tentu diterima baik oleh keduanya terutama Aron yang sudah lama menunggu momen ini, momen dimana keluarga nya kembali bersatu tanpa ada masalah yang datang. Sehabis makan malam mereka bertiga berkumpul di ruang tamu nguna mendengar cerita dari Aron setelah kepergian Bundanya, Viani.
Tapi dipertengahan cerita tiba-tiba suara dering telpon menganggu ketiga orang tersebut,yang ternyata itu adalah telfon dari Aron yang berbunyi dan ternyata saudara kembarnya yang menelpon.
Via telfon
"Abanggg hiks abang" suara Anna yang terdengar sangat sedih membuat Viani ingin sekali membuka suara.
"Iya apa naa"
"Abang kenapa ga bilang mau ke New York ha? Gatau apa ana mau ikut siapa tau anna bisa nyari bunda disitu" teriak anna dibalik telfon yang masih didengar oleh ketiga orang tersebut karena di lost speaker.
"Ck gausah teriak abang udah ketemu sama bunda, kamu pasti gapercaya kan? Bahkan abang ketemu sama adek, kalau kamu gapercaya kamu sama ayah dateng kesini besok kita ketemu di ca---
Tutt tuttt tutttt
Off
Melihat jika telfonnya dimatikan secara sepihak membuat nya kesal sendiri karena biasanya yang mematikan telfon cuma dirinya dan sekarang adiknya menirukan gaya nya ck.
" sabar abang gaboleh ngitu dia juga adek abang kan? "Ujar Viani saat melihat raut kesal anak pertamanya itu. " iya bunda"
"Bun riel kekamar bentar ya mau ngambil gitar sama pianika mau dipinjem sama Rehan" kata Adriel sambil beranjak dari situ diangguki oleh Viani. Rehan adalah sahabat Adriel disini.
"Bunda balik ke jakarta sama Adriel yo bunda? Banyak orang yang kangen sama bunda disana" ujar Aron sambil merebahkan kepalanya di paha Viani. "Bunda gatau sayang, bagaimana kabar ayah kamu disana? Oma sama opa juga? Mereka baik? " kata Viani sambil mengusap pelan rambut Aron.
"Tidak baik bunda, ayah semakin berubah sejak bunda pergi ayah yang dulunya selalu bisa tertawa walaupun sebentar sekarang ilang, ayah yang biasanya pulang sebelum tengah malem sekarang bisa dihitung berapa kali ayah pulang, bahkan karena itu Anna dibawa sama opa dan oma. " jawab Aron sambil menikmati elusan dikepalanya.
Tok tok tok
Mendengar suara pintu diketuk, Viani langsung beranjak setelah menyuruh Aron bangun dan sudah dipastikan siapa yang datang, siapa lagi kalau bukan Rehan. Namun langkahnya terhenti ketika suara Adriel masuk ke kendang telinganya. "Biar riel saja bun sambil ngasih ini ke rehan" kata Adriel sambil berjalan dengan membawa gitar dan pianika.
Ceklek
"Woi bro, kemana aja lu tadi sore gw tungguin ditempat biasa lu malah gadateng sesibuk itu lo nyanyi ck" suara pedas yang keluar dari mulut Rehan membuat Adriel langsung teringat kalau dirinya mempunyai janji.
"Sorry tadi ada masalah keluarga, saudara gw baru dateng dari jakarta" jawab Adriel dengan jujur yang justru membuat Rehan terkejut, bukankah Adriel anak tunggal?
"Wait sejak kapan lu punya saudara? Mimpi lu? " sargah rehan sambil menatap tak percaya Adriel. "Ekhmm, perkenalkan saya kakaknya riel" suara bariton itu tiba tiba terdengar di indra pendengaran Adriel dan rehan. "Hah? E---e salam kak saya rehan temennya Riel"kata rehan malah mendapatkan tatapan tajam dari Aron
" nih gitar sama pianika nya"kata Adriel saat melihat temannya dalam keadaan canggung, dirinya pun sama yang langsung diambil sama rehan. "Thanks broo besok sore gw balikin kalau ngitu gw balik dulu, pamit kak" kata Rehan kemudian berlalu dengan agak cepat. Setelah kepergian Rehan, Adriel menatap sang abang dengan tatapan kesalnya,"bang bisa ga tatapan nya jangan kayak ngitu? "Ucap Riel dengan kesal.
" ck sejak kapan? "
"Hah? Sejak kapan apanya?" sargah Riel sambil berdecak malas dan kemudian berlalu masuk kedalam rumah diikuti Aron.
"Sejak kapan kamu nyanyi?" ulang Aron sambil duduk di sofa setelah masuk kedalem, "sejak tk bang" sahut Riel dengan semangat.
Inilah yang dia inginkan mempunyai sosok saudara yang selalu ingin tau akan apa yang kita lakukan, selalu peduli terhadap kita dimanapun kita berada. Adriel sangat bersyukur bisa ketemu sama saudaranya walaupun diumur dirinya yang sudah menginjak masa remajanya. Tanpa disadari tanganya bergerak memeluk Aron sambil berkata.
"Riel bersyukur ketemu abang, riel sudah lama menantikan momen ini, momen dimna riel bisa cerita sama saudara riel bukan lagi cerita sama lampiran kertas putih dan melampiaskan nya pada nyanyi, riel punya satu permintaan abang, riel mau ketemu sama ayah walaupun cuma sekali, setiap riel nanya bunda, pasti bunda nangis. " Ujarnya dengan terus memeluk erat tubuh saudaranya itu sementara Aron dirinya mengepalkan tangannya sambil memeluk adiknya. "Jika bukan karena wanita itu, bundaku ga akan pergi membawa adikku, gara-gara wanita itu adiku sampai harus merasakan apa yang kurasakan, walaupun aku tidak mendapat kasih sayang ibu tapi setidaknya aku prnah merasakannya,sedangkan dia tidak mendapatkan kasih sayang ayah dari dia bayi sampai sebesar sekarang,takdir apa ini." batin Aron
Sedangkan di pojok dinding terdapat Viani yang menangis dalam diam, "jika bukan karena keegoisan ku yang memilih pergi tanpa meminta penjelasan semuanya pasti tidak seperti ini, maafin bunda sayang, mas dan anak anak"
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
2 ANAK KEMBAR SANG DUDA END
AcakPertemuan nya dengan seorang anak kecil membuat hidupnya berubah dan parahnya anak kecil tersebut adalah anak dari orang yang sudah dirinya tabrak dan meminta pertanggungjawaban sebesar 20juta....... Lalu gimana saat dirinya mengetahui kalau anak ke...