Sofa panjang menjadi tempat empuk bagi Lily saat ini,duduk di ujung sofa membuat badannya rileks menempel ke lengan sofa.
Merapikan serta membuang beberapa sampah bekas member yang berserakan dimana-mana,atas meja, sela-sela sofa dan lantai ubin. ditengah istirahatnya memejamkan perlahan matanya Lily dibuat kaget atas kedatangan Renjun yang begitu spontan ikut merebahkan badannya ke badan sofa, kepalanya yang ia daratkan ke pangkuan Lily
Lily terkejut bukan main dengan tindakan Renjun.
"Renjun-ssi" panggil Lily ia ingin berdiri tapi di tahan oleh Renjun
"Biarkan aku rehat sebentar saja" ucapnya tenang
"Tapi- " Lily menunduk menatap wajah pria itu memejamkan matanya
"Sssttt jangan berisik"
Lily terdiam menuruti perintah Renjun tak henti mengumpulkan nyawanya ditambah udara yang semakin tipis menghampirinya.
Renjun melayangkan tangan kanannya ke hadapan Lily dengan posisi masih berbaring, Lily begitu bingung dan heran apa yang menganggu mental majikannya itu.
Lily tak menanggapi tangan Renjun mengawang dihadapannya,entah apa maksudnya."Berikan tanganmu Lily-ssi" timpalnya
"Nee?" Lily memperhatikan tangan Renjun,pria itu menggerakkan tangannya "Untuk apa?"
"Ah lama" Renjun dengan gesit menggenggam tangan Lily
"Yak apa yang kau lakukan" protes Lily karena pergelangan tangannya langsung ditarik dengan cepat dan lembut
"Tangan mu sangat kecil, seperti tangan ibuku" Renjun membandingkan tangannya dengan Lily
"sangat nyaman untuk digenggam" lanjutnya
"Biarkan begini sementara aku ingin tidur" perintahnya memeluk serta menautkan kedua tangan itu kesela jari-jarinya masing-masing
Lily berharap agar member lain tak ada yang muncul di hadapannya dan melihat tingkah konyol, bisa dibilang begitu romantik.
(Anggap aja yang tiduran Renjun)
Tak selang berapa menit handphone tertera di atas meja berdering, handphone milik Lily mengganggu intensitas 2 sepasang muda-mudi itu.
"Mark Oppa" si pelaku yang mengirimkan pesan kepada Lily
"Mark Oppa" Renjun mengulangi perkataan Lily, ia tampak keheranan lantas membuka matanya menatap Lily tepat dari sisi bawah wajah Lily "kau menyebutnya Oppa?"
Lily mengangguk mengiyakan "Waeyo? Bukankah itu sangat wajar karena dia setahun lebih tua dariku"
Kepala Renjun bangkit dari pangkuan Lily tetapi tidak dengan tautan tangan mereka, "sejak kapan kau menyebutnya Oppa? Lalu Kenapa kau tak memanggilku dengan sebutan Oppa juga? "
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT DREAM - MY DREAMS IMAGINE
Storie breviCome on, be happy 😊 Jinjja...Inspired by my random dream ✌️😂 ft. Lily as Assistant (health nurse) NCT DREAM 🐯🐶🐻🐹🦊🐰🐬 Vote★ Comment 📝