2

496 55 7
                                    


Malam semakin larut, namun Aji tak kunjung terlelap. Duduk santai memandang langit dari balkon apartemennya, serta kepulan asap rokok di sudut bibirnya menambah keheningan malam. Matanya menerawang memandang lingkup cahaya di depan sana.

Sesaat, dirinya kembali mengalihkan pandangannya, kedalam ruangan. Ke sebuah ranjang yang ditiduri oleh pria Kecil yang lelap dengan nyaman. Aji meneliti setiap lekuk wajah pria kecil nya dari posisinya saat ini. Ah, pria itu sedikit bergerak tak nyaman.

Menampilkan bagian tubuh putih mulus dengan beberapa bercak merah di sekitar leher. Dan ternyata pria itu tak mengenakan sehelai benang pun.

Pria itu mengggeliat ketika dirasa tak ada seseorang disampingnya, ia mengerjap bangun.

"Ji....??"

"Gue disini" Sahut Aji.

Pria kecil itu, Nuka bangun dan menghampiri Aji. Tanpa malu menutupi tubuh nya yang tanpa busana.

"Kenapa??" Tanya Nuka. Ia duduk dipangkuan Aji dan menyenderkan kepalanya dalam dada bidang Aji.

Aji hanya diam sembari mengelus kepala Nuka.

Selalu seperti ini, setelah keduanya bertengkar hebat, akan selalu berakhir dengan pergulatan di ranjang. Dan kembali bersikap biasa seperti tidak ada masalah.

"Gue boleh minta sesuatu gak??" Tanya Aji.

"Apaan?"

"Gue minta uang buat bayar kreditan motor bulan ini. Seharusnya gue bisa bayar sendiri, cuman duit itu kepake buat keperluan lain" ucap Aji mengutarakan maksudnya.

Nuka hanya tersenyum senang. Ia masih menggenggam Aji-nya. Aji masih bergantung padanya.

"Padahal dulu gue udah nawarin buat beli mobil cash atau gue bayarin motor Lo waktu itu. Lo nya nolak. Besok gue transfer" Nuka mengecup singkat bibir Aji.

Aji menekan tengkuk Nuka. Memperdalam ciuman keduanya.

"I love you, Aji"

"Tapi Lo harus on time buat jemput gue ya. Gue cuman pengen quality time sama Lo. Luangin waktu Lo lebih banyak."

Aji hanya mengangguk pasrah.

Shit!

Dia sedang turn on  hanya karena ciuman Nuka tadi.

Dengan mudah, Aji mengangkat tubuh Nuka. Membawanya ke ranjang dengan tak melepaskan tautan bibir keduanya. Hingga Nikmat sesaat kembali terjadi.

..

Sayangnya lebih mudah berucap daripada bertindak. Sore itu, Nuka geram Aji tak kunjung menjemputnya di kampus.

"Dia lupa kali ka.. udah lah bareng gue ayok" ajak Ardi. Sudah setengah jam ia setia menunggu Nuka di parkiran depan fakultas nya. Menunggu jemputan Nuka. Menunggu pujaan hati Nuka.

"Kafe lagi rame kali ya, coba gue chat si Edo deh" gumam Nuka. Maka, ia membuka room chat dengan Edo. Menanyakan perihal kondisi kafe dan juga Nuka.

Edo senja's cafe

Maaf do, mau nanya kafe rameya
Si Aji sibuk? Kenapa belum jemput
Gue?


Loh? Sorry ka,
Tapi Aji ijin jam 4 tadi
Keluar, kirain pamit jemput Lo,

Oh. Oke thanks


Hei, ini sudah jam 5 lewat. Kemana Aji??
Nuka berdecak karena mungkin Aji lupa lagi menjemputnya.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now