6

331 36 3
                                    


.
.
.

Ardi baru saja memarkirkan mobilnya bersamaan dengan motor milik Aji yang melaju kencang melewati nya. Heran dengan tingkah pacar sahabat nya yang seperti terburu-buru pergi. Namun Ardi hanya mengangkat bahu tak tahu menahu hal itu.

Langkahnya terhenti saat Nuka meneriakkan namanya disertai lambaian tangan. Membuat Ardi terkesan mempercepat langkahnya.

"Lo liat Aji tadi??" Sambut Nuka dengan pertanyaan.

"Liat. Tadi ngebut tu di depan. Abis nganterin Lo kan" jawab Ardi sembari menyantel tasnya di bahu. Menelusuri jalan lorong gedung kampus.

"Iya tapi abis Nerima telepon dia kabur gitu aja tanpa pamit ke gue" dahi Nuka sampai membuat kerutan ketika dirinya memberi penjelasan.

"Kalem ae lah. Kali aja dia ada urusan urgent gitu" jawab Ardi dengan enteng, tapi pikirannya ikut memikirkan tentang pacar orang disamping nya ini.

Langkah mereka terus berjalan menuju kelas mereka. Sementara itu, Aji memacu motornya menuju sebuah rumah sakit dan begitu sampai sudah Ada Karin yang menyambutnya di Lobi.

"Aji.." Karin berhambur ke pelukan Aji yang baru saja tiba dihadapan nya.

"Gimana keadaan Ayah?" Tanya Aji tangan nya menenangkan Karin yang menangis di pelukannya.

"Tadi pagi ayah masih baik-baik aja. Sampai siang tadi gak tau kenapa ayah ngeluh dadanya sakit, abis itu pingsan. U-untung ada mas Gofur dirumah.." jelas Karin sementara Aji berusaha mengelap air mata Karin yang meleleh dipipinya.

"Ayah masuk IGD dan kata Dokter penyakit Jantung Ayah kumat.. "

Keduanya kini tengah berjalan masuk dan menuju ruangan di mana ayah Karin dirawat. Disana tampak ibu Karin yang masih terlihat cemas dan disebelahnya Gofur-kakak Karin- tengah menenangkan sang ibu.

Aji berlutut didepan sang Ibu lalu mengusap pelan lengannya. Berusaha menyalurkan energi positif dan membuatnya perlahan tenang.

"Ma... Aji disini.. mama tenang ya"

Aji yang sudah lama bersama keluarga Karin begitu dekat dengan sang ibunda, mama Karin. Memanggil kedua orang tua itu juga sama seperti Karin dan Gofur memanggil kedua orang tuanya.

"Ji...." Suara serak sang Ibu terdengar lirih.

"Iya ma" jawab Aji menatap penuh sang ibu.

"Ka-karin Hamil"

Degg

Dengan kaku Aji menoleh ke arah Karin yang tengah menunduk. Tangannya mengepal. Aji lantas menghampiri Karin. Memegang tangannya.

"Ikut gue sekarang" ucap Aji bernada dingin.

Karin hanya bisa pasrah.

.
.
..

"Saya pesan ice latte nya satu, sama capuccino nya ya mas. Dessert nya.. emm.. ah, croissant sama macaroon"  selepas Memesan Nuka kembali duduk bersama Ardi yang tengah sibuk dengan tugas kuliah.

Ardi tampak serius walau Nuka menatap nya Lekat. Sampai akhirnya Ardi merasa risih ketika Nuka terlalu dekat dengan wajahnya.

"Napa sih Lo?"

"Lo ganteng banget, sumpah!"

"Ada mau nya bilang!"

Nuka menyunggingkan senyum nya. Sudah tahu bahwa sahabat nya ini begitu mengenali dirinya.

"Minggu depan ultahnya Aji. Lo bantuin handle party yang gue bikin ya"

"Party?? Lo mau bikin party?? Gak salah denger gue"

Last Wish (END)Where stories live. Discover now