20

248 20 2
                                    

Nuka duduk di kursi roda memandangi Aji yang masih terlelap. Disebelahnya ada Ardi yang tertidur dengan tangan yang masih menggenggam erat telapak tangan Aji.

Perlahan ia mendekati Aji. Bersebrangan dengan posisi Ardi, Nuka mencoba tidak menghasilkan suara agar Ardi tidak terganggu.

Ia mendekatkan tubuhnya, mencondongkan bibir nya pada telinga Aji lalu mulai berbisik.

"Aji... Wake up!"

Nuka tersenyum tipis. Aji masih dalam mimpi. Tak mendengar. Nuka mengelus dahi Aji yang diperban dengan pelan.

"Bangun pangeran tidur... Gak liat ada orang yang rela nungguin Lo disini?" Lirih Nuka pelan melirik Ardi yang tidak terusik.

"Bukan cuman gue.."

Perlahan airmata Nuka menetes. Pertahanan nya roboh.  Tak lagi mencoba bersikap tegar.Ia terisak pelan. Menyembunyikan kepalanya diceruk leher Aji,

"Aji...!!"

"Aji..hiks..bangun .hiks .."

"Bangun...gue disini!!"

"Ajiii!!"

Ardi mengerjap lalu mendongak. Dilihatnya Nuka tengah sesenggukan.

Ardi dengan sigap berdiri dan membaca situasi. Ia segera mendekap tubuh Nuka.

Tanpa mereka sadari, jari jemari Aji bergerak lemah tak beraturan. Namun hal itu tak diketahui keduanya.

Ardi segera merangkul Nuka. Membawa Nuka kedalam pelukannya dan menuntunnya keluar. Nuka bisa mengganggu waktu tidur Aji.

Sembari mendorong kursi roda itu, Ardi mencoba membuat Nuka tak larut dalam emosi. Karena kemungkinan terburuk Nuka jatuh sakit akan semakin membuat keadaan bertambah buruk.

Ardi memilih membawa Nuka menuju taman belakang rumah sakit, tempat dengan pilihan terbaik untuk menenangkan diri.

Ardi berjongkok menyamakan pandangan matanya dengan Nuka, mereka saling tatap dalam diam.

"Aji...."

" He's fine. Will be fine. Pikirin juga diri Lo , Ka. "

"Ar..."

Ardi menggenggam tangan Nuka. Mencoba menyalurkan energi positif pada Nuka agar pria di depannya ini tidak terus menerus membebani fikirannya.

"Janji Sama gue"

"Janji apa?" Tanya Ardi sedikit bingung.

"Janji sama gue, apapun yang terjadi... Lo akan tetap disisi Aji. "

"Ka... Gue--"

"Lo harus janji sama gue!" Potong Nuka cepat. Ia tak mau mendengar penolakan dari Ardi sekarang.

"Seberapa besar cinta Lo sama Aji, Ar?"

Pertanyaan Nuka membuat Ardi menatap kosong kearah lain.

Ardi tak tau ukuran dalam mencintai seseorang itu seperti apa. Cinta nya tidak bisa di kategorikan cinta yang nyata.

Mungkin, saat ini Ardi memang belum tau, sebesar apa rasa cinta yang ia miliki untuk Aji.

"Yang jelas gak sebesar Lo mencinta Aji, Ka. Dan selamanya Aji milik Lo."

Jawab Ardi pada akhirnya. Jawaban yang membuat Nuka hanya terdiam karena tak tau harus merespon seperti apa.

"Andai dulu Lo bilang ke gue kalo Lo suka sama Aji, mungkin gue bakal bikin Lo berdua bersama, ya kan Ardi"

Nuka tersenyum. Hal itu mampu mencairkan suasana kaku yang sempat terjadi diantara keduanya. Ia jelas tak menginginkan suasana canggung seperti itu. Apalagi kepada Ardi.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now