23

174 15 4
                                    

Apakah yang akan kau lakukan di sisa hidup mu yang sebentar lagi akan berakhir? Menghabiskan waktu bersama orang tercinta?

Nuka telah memilih. Ia akan habiskan sisa hidupnya untuk seorang pria bernama Ajisena Arbani. Pria yang dulunya berlaku buruk padanya. Pria yang dulunya menyia-nyiakan segala curahan sayang Nuka. Pria yang kini tidak bisa melihat akibat insiden kecelakaan. Pria yang kini tak bisa melakukan apapun sendiri karena keterbatasan nya dalam bergerak.

Nuka tidak tahu apa jadinya jika Ia meninggalkan Aji dalam keadaan seperti ini. Yang ia mau, hanya ingin membuat setiap harinya bersama Aji terasa bahagia hingga tercipta kenangan indah yang akan diingat Aji nantinya saat ia tiada.

Ah, Nuka sampai harus melamun memikirkan kenyataan itu hingga tak sadar Aji sudah duduk didepan nya malam ini.

" Nuka.. Lo ngelamun terus akhir-akhir ini?" Tegur Ardi.

Ardi membantu Aji duduk dengan tenang. Ia sudah menyiapkan acara makan malam khusus untuk Aji dan Nuka. Nuka yang meminta, Ardi dengan sukarela melaksanakan nya.

Nuka mengulas senyum. Aji terlihat sangat mempesona malam ini. Balutan jas dengan dasi kupu-kupu itu tampak sangat pas dengan tubuh Aji. Ini pertama kalinya Nuka melihat Aji berpakaian formal juga mungkin terakhir kali? Entahlah. Nuka diam diam memotret Aji.

"Gue gerah. Gak biasa pake ginian" keluh Aji. Tangan nya sibuk mengotak-atik dasi kupu-kupu yang terlihat mencengkram kerah lehernya.

"Btw Ji.. siapa yang bantuin pake baju itu?" Tanya Nuka diselingi godaan.

Aji Sena hanya diam. Yang memakaikannya baju itu saja harus dibantu dua orang sekaligus. Gofur dan Karin. Aji kesal, mereka dengan kasar menyuruh dan meminta ini itu membuat Aji selayaknya sebuah boneka.

Bahkan Aji harus dipoles dengan riasan agar terlihat lebih, fresh dan muda begitu kata Karin.

Apakah Aji menua secepat itu?

Nuka hanya tertawa cantik mendengar penuturan dan keluhan Aji. Tawa nya menguar dengan ringan seolah ia adalah satu satunya manusia paling bahagia di muka bumi ini sekarang. Atau memang itu kenyataannya.

Ardi sudah meninggalkan mereka. Membuat keduanya leluasa menyantap makanan yang sudah tersaji.

Dengan telaten Nuka menyuapi Aji. Senyumnya tidak pernah luntur. Bahkan sering tertawa saat melihat Aji yang makan dengan sedikit berantakan.

Tak diketahui keduanya sebuah kamera merekam momen itu. Tak jauh dari sudut ruangan. Alat itu dipasang sedemikan rupa. Dengan angle yang pas sehingga saat nanti di perlihatkan menampilkan sebuah video yang terkesan ciamik.

Nuka memandang lekat mata Aji. Mata yang menatap kosong ke sembarang arah. Mata yang membawa Aji kepada gelapnya dunia.

"Ji... Gue punya kabar gembira buat Lo"

"Apa itu?"

"Lo bakal bisa ngeliat lagi!!"

"A-aapaa?"

Nuka tak tahu apakah ia terharu atau sedih saat menyampaikan ini, namun tangannya bergetar dan matanya tak bisa menyembunyikan air yang menetes dipipinya.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now