13

243 24 26
                                    

Makin kesini makin kerasa drama Indosiar ya wkwk....
Vote sama comment kalian penyemangat buat gw

.
.
.

Makan siang bertiga dengan Nuka dan Aji membuat Ardi merasa tak nyaman. Beda dengan Aji yang seperti tak memiliki beban apapun. Ah, ia lupa bahwa Aji manusia berengsek. Tak heran Aji tak merasa bersalah sedikitpun.

"Ayok dimakan Ar... Gue bikin banyak Arsik ikan mas nya.. makanan kesukaan Lo kan ini" ucap Nuka sembari menghidangkan makanan ke piring Aji. Selayaknya istri melayani suami, begitu katanya.

"Kurangin dikit nasinya sayang. Itu kebanyakan" protes Aji saat Nuka menambah porsi makan Aji.

"Loh gapapa. Biar tenaga Lo banyak. Sore Lo kerja, kan. Terus semalam pasti Lo kecapekan. Jadi makan yang banyak"

Nuka menyodorkan piring berisi nasi dan segala lauk pauk yang cukup banyak. lantas , setelahnya ia tersenyum senang memandang dua pria yang tengah makan itu.

"Lo gak makan?" Tanya Aji.

"Gak... Nanti aja. Gue masih kenyang"

Nuka melanjutkan kegiatannya memandang keduanya. Hingga kini fokusnya jatuh pada Ardi. Atau lebih tepatnya leher Ardi.

"Ar..  leher Lo kenapa?"

Spontan, Ardi menutupinya dengan tangan. Sedangkan Aji tersedak. Membuat Nuka segera memberi nya air minum.

"Gue ke toilet dulu" Ardi bergegas pergi. Meninggalkan Nuka yang memandangnya penuh.

"Lo gapapa Ji...?? Pelan pelan makanya"

Di depan cermin, Ardi berdecak kala menemukan beberapa bercak merah di leher dan dada nya.

"Aji bego, bangsat.... Kok gak ngomong anjir lah" keluh Ardi. Ia bingung bagaimana menutupi tanda itu agar tidak terlihat.

Ah sayangnya Nuka sudah melihat itu.

Tok!tok!tok!

"Ar.... Lo gapapa di dalam? Kok lama?"

Itu suara Nuka. Membuat Ardi lantas membenarkan kembali baju nya yang tersingkap.

Ardi segera membuka pintu, terlihat Nuka yang memandangnya begitu cemas.

"Lo gapapa kan... Atau Lo masih demam. Kata Aji semalam lo demam"

"Gu-gue gapapa. "

"Lo keringatan tapi" Nuka bisa melihat bulir bulir peluh yang mulai membanjiri pelipis Ardi.

"Gapapa... Gue kepanasan. "

"Lo butuh plester??"

Ardi mengerjap. Melihat Nuka memberinya plester luka tersebut.

"buat kissmark di leher Lo. Gue gak tau seliar apa cewe yang abis tidur bareng Lo. Tapi gue gak mau Lo kena masalah karena semalam.. oke?"

Sebuah perasaan yang entah mengapa membuat Ardi merasakan sakit.

Mereka kembali ke meja makan dimana Aji sudah selesai dan tengah bersiap.

"Loh ... Mau kemana??" Tanya Nuka dirasa Aji seperti ingin pergi.

"Gue pergi dulu ya.. ada temen gue yang minta gantiin kerjaan nya dulu."

"Tadi kan janji nya mau nonton sebelum Lo kerja, Ji" Protes Nuka. Sebal akan Aji yang selalu ingkar janji.

Ardi yang masih merasa kikuk menjadi patung di sana.

"Ya abis gimana ka..?? Gue di telpon tadi. Ya udah gue pergi dulu .."

Cupp!

Aji mengecup kening dan bibir Nuka sebentar, lalu segera melangkah keluar.
Sedang Nuka yang masih sebal, hanya menatap sinis saat pintu itu akhirnya tertutup.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now