9.

294 30 6
                                    

Bukankah seharusnya pagimu diawali dengan senyuman kebahagiaan dan semangat untuk memulai hari?

Sayangnya tidak bagi Ardi.

Jantungnya berdegup cepat kala menemukan sosok tinggi tegap tengah membuka pintu kulkas, bertelanjang dada memamerkan otot otot nya.

Ardi sampai harus mengusap beberapa kali dada nya untuk mengurangi rasa terkejutnya serta debaran jantungnya.

Pria yang dimaksud itu tengah meminum sebotol air mineral. Hanya menggunakan celana training panjang tanpa baju, membuat Ardi susah payah meneguk ludah. Fokus Ardi kini melihat jakun pria itu yang naik turun, tak menampik pikiran Ardi untuk mengatakan betapa sexy nya Pria itu.

Namun, wajah Ardi seketika berubah datar menatap sang dominan yang juga menatapnya.

"Apaa??" Tanya Aji merasa Ardi menatap nya dingin.

"Gak liat sikon. Nuka masih sakit udah Lo Gempur aja semalam. Kalo dia sampe drop lagi, Lo yang bakal gue hajar." Ancam Ardi mengintimidasi.

Sayangnya gertakan itu tak membuat Aji menciut. Justru malah melempar seringai.

"Dari dulu gue mikir kenapa elo segitu protektif sama Nuka. Gue sampe mikir.... Apa..Lo suka sama Nuka?"

Aji perlahan berjalan mendekati Ardi. Kini Ardi yang justru merasa terancam. Sialnya ia tak bisa mundur lantaran punggungnya sudah menyentuh meja makan.

"Lo yang selalu perhatian sama Nuka..."

Aji maju selangkah, semakin mendekat. Ardi sudah tak bisa mundur lagi.

"Lo yang selalu bisa diandelin sama Nuka..."

"Lo yang paling sigap kalo Nuka butuh sesuatu..."

Srett!!

Aji meletakkan kedua tangannya diatas meja. Mengukung tubuh Ardi. Walaupun fisik Ardi tak kalah jauh dengan Aji, namun tetap saja Tubuh kekar sang dominan itu masih bisa mengukung tubuh Ardi.

Ardi berusaha tenang. Ini berbahaya. Sungguh, aura maskulin Aji bisa ia cium dari jarak sedekat ini.

Ardi harus memutar otak untuk membalikkan keadaan. Ia tak mau merasa tersudut hanya karena Aji berusaha mengintimidasi nya.

"Lo tau itu.." ucap Ardi setelah beberapa saat mereka tak saling bicara.

"Tapi Lo gak tau sepenuhnya tentang gue, kan"

Sebelah alis Aji terangkat. Seringai masih terlihat di sudut bibirnya.  Ia mendekatkan wajahnya. Membuat deru nafas Ardi begitu terasa menyentuh kulitnya.

"Sayang nya Lo belum layak buat jadi dominan Nuka." Ucap Aji.

Sontak Ardi tertawa. Yah, memang siapa yang tau apa isi hati Seorang Ardi saat ini. Bisa jadi, ia tak ada niat merebut Nuka dari Aji bukan?

Tunggu, atau Bisa saja memang sejak awal Ardi tak menyukai Nuka??

"Eeh.. kalian ngapain??"

Mendengar teguran itu, membuat dua insan yang sedang bersitatap saling menjauh. Namun masih melemparkan tatapan tajam.

"Ka... Lo baik baik aja kan?" Tanya Ardi.
Ia segera menghampiri Nuka. Mengecek kondisinya.

"Perlu gue panggil om Tyo buat nge cek Lo..?"

Aji memutar bola matanya ketika mendengar hal itu. Merasa berlebihan dengan perhatian Ardi pada Nuka.

"Gue oke.. udah enakan, kan pas om Tyo Dateng. Kan ada Lo. Makasih ya" senyum Nuka mengembang.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now