3

476 45 6
                                    

Bughhh!!!!

"Bangsat!! Lo napa mukul gue ha??" Teriak Aji saat tiba-tiba Ardi datang ke kafe malam hari setelah kafe sudah akan tutup.

Dengan masih nafas yang menggebu-gebu, Ardi kembali menonjok wajah dan perut Aji. Membuat Aji sedikit terhuyung dan jikalau tidak ada meja yang menahan, bisa dipastikan Aji akan terjerembab ke lantai.

"Ar .. Lo kenapa sih? Hah??" Ucap Aji seraya berdiri. Berusaha menekan emosinya.

"Cowok brengsek kayak Lo emang pantes gue tonjok!!!".

Ardi kembali memukul Aji tanpa mempedulikan kondisi Aji yang sudah mengeluarkan darah dari bibirnya.

Sampai beberapa rekan kerja Aji membantu memisahkan Ardi yang masih berontak ingin menghajar Aji.

"Sampe gue lihat Lo nemuin Nuka, Lo bakal dapet yang lebih dari ini" ancam Ardi lalu pergi begitu saja.

Aji tercenung. Ah, sungguh sudah seharian ini ia sedikit memikirkan Nuka. Aji menyadari Nuka tak mengabarinya lagi sejak chat kemaren sore. Chat Nuka yang meminta menjemputnya, namun Aji justru mengiyakan permintaan Karin untuk menemaninya.

Aji kembali mengecek ponselnya. Berharap ada satu notifikasi pesan dari Nuka. Sayangnya tidak ada. Membuat Aji sedikit gelisah.

"Itu Lo gak mau obatin dulu luka Lo??"

Aji tak menggubris pertanyaan rekan kerja nya. Ia justru segera pergi. Tentu saja mencari Nuka.

Sampai di sebuah rumah megah, Aji mendatangi pos satpam dimana seorang satpam tengah berjaga disana.

"Eh . Mas Aji ya . Udah lama gak kesini mas" sapa seorang satpam.

"Iya pak Eko. Nuka nya ada pak?"

"Loh . Tuan Nuka kan di rumah sakit mas dari kemaren. Mas gak tau??"

Aji tersentak. Apa?? Rumah sakit??

"Nuka kenapa pak?"

"Saya gak tau mas. Tapi yang jelas tadi pagi tuan besar sama nyonya sampai datang kesini setelah beberapa tahun gak datang. Terus mereka bergegas ke rumah sakit X mas."

Tanpa banyak bicara, Aji buru buru menuju rumah sakit. Meninggalkan pak Eko yang kebingungan.

Setiba nya di rumah sakit, Aji melihat Ardi bersama dengan kedua orang tua Nuka. Aji segera menghampiri mereka.

"Ar....!!"

"Nuka kenapa Ar??" Tanya Aji. Tak mempedulikan ekspresi Ardi yang sudah ingin memukulnya kembali dan juga atensi orang tua Nuka.

"Sini Lo!!" Ardi menyeret lengan Aji meski Aji terlihat memberontak tapi Aji baru menyadari ada kedua orang tua Nuka disana. Hingga ia menurut saja ketika Ardi membawanya keluar.

"Ngapain Lo kesini??" Dengan melipat tangannya Ardi menatap sinis Aji.

"Nuka kenapa.. kenapa bisa masuk rumah sakit?" Tanya Aji. Terlihat guratan kecemasan disana.

"Ngapain Lo peduli ha?? Lo yang buat dia masuk rumah sakit kalo Lo mau tau"

"Kenapa Lo mesti bohong sama Nuka. Ha?? Kemaren Nuka liat Lo beduaan sama cewe. Shit!! Gue beneran pengen nonjok Lo sekarang" geram Ardi. Tangannya sudah mengepal.

"Ji...".  

Keduanya tersentak. Lantas menoleh, mendapati Nuka yang berjalan ringkih dengan alat infus masih menggantung dan bantuan dari Tyo.

"Nukaaa" Aji segera menghampiri Nuka dan langsung memeluknya.

Mendapat pelukan hangat, Nuka semakin mengeratkan pelukannya.

Last Wish (END)Where stories live. Discover now