Episode 4

6 0 0
                                    

Singkat Tapi Melekat Hangat

Aku pun pergi mandi, dan meninggalkan Adrian diruang tamu bersama kakakku Gita juga Mama. Entah apa yang mereka obrolkan terasa sangat nyambung ketiganya berbincang begitu aku selesai mandi. Bahkan Adrian sempat tertawa lepas dengan Mama, tidak begitu kepo juga palingan Mama sedang menceritakan hal-hal konyol semasa mudanya atau malah justru Mbak Gita yang bercerita tiba-tiba dilamar Bang Raden.

"Udah ready, kemana kita?" sapaku yang sudah selesai merapikan diri

"Sembarang." Singkat Adrian

"Mah, tahu nggak. Masa Adrian ini ngajak jalan tapi nggak tahu mau kemana, Cuma bilang pengen lebih mengenal Kota Solo gitu aja." rajukku pada Mama

Adrian hanya tertawa sedikit canggung, karena baru kali pertama kerumahku.

"Ajakin muter-muter sawah aja, ya, Mas." ledek Mama

Adrian lagi-lagi hanya tersenyum dengan suasana ini.

"Di Madiun banyak sawah, Mah." ujarku

"Ajakin ke pantai apa Tawangmangu gitu, Dek." Usul Mbak Gita

"Nggak tahu itu, biarin Arum mah nurut aja sama drivernya." godaku sambil mengenakan sepatu

"Sekarang?" tanya Adrian ketika aku sudah selesai menalikan sepatu dengan sempurna

"Sembarang." singkatku

"Ikut-ikutan." balas Adrian

"Ayo." Ajakku

"Bu, saya izin ajak Mbak Arum jalan-jalan dulu." Pamit Adrian sambil mencium tangan kanan Mamaku

"Hati-hati bawa motornya, Mas." Balas Mama

"Mah, main dulu ya." Pamitku juga

"Jangan malam-malam pulangnya." Pesan Mama sambil mengecup keningku

"Pasti." sambilku acungkan jempol pada Mama dan Mbak Gita

"Mbak, izin ajak adiknya keluar bentar, ya, mbak." imbuh Adrian pamit kepada Mbak Gita

"Nanti kalau anaknya ngrepotin turunin aja dijalan, Ad." ledek Mbak Gita

"Kejam sekali anda ini, Mbuakkk." balasku

"Jangan lupa wa abangmu, kena omel nanti pulang telat." sahut Mbak Gita

"Siap, laksanakan Bu Lurahhh." Aku mengacungkan kedua jempolku usai membonceng diatas motor Adrian

"Kebiasaan. Udah sana pergi, malah cengengesan." Timpal Mbak Gita

"Mari, Bu, Mbak. Assalamualaikum." pamit Adrian sambil membunyikan klakson motornya

"Waalaikumsalam, hati-hati." jawab Mbak Gita dan Mama bersamaan

Terdiam, selebihnya hanya bertanya tentang arah padaku. Setahuku memang Adrian nampak cuek dan jarang berbicara kalau nggak bener-bener dia lagi mood. Setahuku sih gitu, selama hampir 3 bulan berjalan ini, mengenalnya sebagai pribadi yang random. Konyol, bobrok, tengil, dingin, dan cuek. Asik sih sebenernya, kalau udah kenal deket dan akrab. Kalau nggak dia lebih ke pendiam. Kayak aku gini, style introvert diawal bobrok diakhir hahaha.

"Keluargamu hangat banget, Mbak." ia menyumbangkan suara untuk pertama kalinya selain pertanyaan habis ini belok kemana, Mbak? mungkin dia sejak dari rumah sampai di pertengahan jalan sedang mikir keras mengenai topik apa yang akan dia bahas bersamaku selama berboncengan dijalan.

"Ya gitu." sahutku

"Bapak kemana, Mbak? tadi kaya nggak ada dirumah." sambungnya

"Ke sawah." sahutku

Sekutip Istimewa Kenamaan YogyakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang