Dengan kepala yang masih berat dan pusing efek dari whisky yang ia minum semalam, Alana harus tetap bangun pagi untuk berangkat syuting untuk series terbarunya di luar kota hari ini. Semalam Miya langsung datang ke apartemen Alana setelah tahu artisnya ini diam-diam pergi ke After Midnight buat minum dan berakhir mabuk berat hingga kehilangan kesadaran.
Miya panik karena jadwal Alana hari ini benar-benar padat dan ia takut kondisinya itu akan mempengaruhi pekerjaannya di lokasi syuting nanti.
"Mau teh peppermint gak? Biar gak terlalu pusing.." tawar Miya saat melihat Alana yang baru keluar dari kamarnya.
"Boleh dong, kepala gue berat banget."
Sementara Miya sibuk menyiapkan teh peppermint untuk Alana minum sebelum berangkat ke lokasi syuting, pikirannya masih berkelana mengenai kejadian tadi malam yang tidak bisa ia ingat sedikitpun bahkan berapa banyak whisky yang ia minum semalam pun tidak ia ingat. "Kak, berarti lo yang jemput gue tadi malam?"
"Gak, bukan gue."
"Terus kalau bukan lo siapa dong? Masa si Bian?"
"Pak Gama. Sumpah ya gue lebih kaget liat lo mabok terus dianterin Gamaliel Suryanata daripada liat keadaan lo yang kacau tadi malam." Ucap Miya yang langsung membuat Alana juga kaget ketika mendengarnya.
"Sumpaaah? Gama yang jemput dan anterin gue balik?"
Miya mengangguk dengan penuh keyakinan. "Dia nyuruh asistennya buat terus ngehubungin gue karena semalam gue tidur lebih awal untung aja gue kebangun dan langsung kesini terus dia juga yang nyuruh gue nginep tadi malam sekalian buat jagain lo, lagian lo sejak kapan deh deket sama pejabat? Mana pejabatnya modelan Gamaliel Suryanata lagi..."
"Gak sengaja ketemu terus kenalan pas di After Midnight itu dan dia juga sempat nganterin gue balik waktu itu terus yaudah deh dari situ dia jadi sering ngehubungin gue nanyain kabar atau apalah, udah segitu aja, gak deket yang gimana-gimana kok, kita deket as a friend aja." Jelas Alana.
"Lo tau gak? Gue sampe bengong liat lo dibawa pulang sama dia, mana lo nempel banget sampai gak mau lepas dari dia udah kek simpanan pejabat."
"Mulut lo ya..."
Alana jadi makin pusing dengarnya dan bisa-bisanya ia tidak mengingat orang yang membawanya pulang adalah Gama. Ia takut melakukan hal-hal diluar nalar pada pria itu tadi malam tapi beruntung untuk saat ini ia tidak dapat mengingatnya.
Hanya untuk saat ini, sampai...
"Tapi ya, lo kan kalau mabok suka nyium-nyium orang, tadi malem lo nyium dia gak?" Celetuk Miya sambil memberikan satu cangkir teh peppermint pada Alana.
Sial.
Alana jadi kepikiran, apa tadi malem dia juga sempat mencium Gama?
Ia ingin menolak fakta itu tapi semakin ditolak otaknya malah semakin berusaha mengingat tadi malam. Hingga satu memori terlintas dibenaknya,
"Gue boleh cium lo gak?"
Pria itu diam dan bergeming bahkan saat Alana mendekat dan mencium bibirnya. Alana dengan agresif mencium hingga melumat bibir itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side
Fanfiction"As long I'm here no one can hurt you, so stay by my side." - bluesy story