Jangan tanya seberapa besar rasa paniknya Gama ketika mendengar ibu dan Alana mengalami kecelakaan di jalan tol dalam perjalanan pulang dari Bogor. Bapak sampai bersamaan dengan Gama di rumah sakit dan langsung diarahkan menuju UGD. Mereka sama-sama diselimuti oleh rasa takut dan panik karena membayangkan hal-hal menyeramkan yang mungkin saja terjadi pada ibu dan juga Alana.
"Alana!" Gama mendekat kearah Alana yang sedang mendapatkan luka jahitan di tangan bagian kirinya. "Hai, jangan panik gitu. Saya baik-baik saja kok."
"Baik-baik saja gimana? Itu tangan kamu sampai harus dijahit seperti itu? Apa lagi yang kena? Kepala kamu gimana? Pusing gak? Atau ada lu--"
"Ssst! Saya beneran tidak apa-apa, ini kena pecahan kaca aja pas jatoh didalam mobil dan tadi juga sudah CT scan sama ibu karena tadi benturannya keras banget dan untungnya tidak ada cedera yang serius, kamu tenang aja." Alana menarik tangan Gama dan mengenggam tangan pria itu dengan erat, meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.
"Saya takut kehilangan kamu sama ibu pas denger kalian kecelakaan tadi..." ucap Gama pelan.
"Semuanya baik-baik saja kok, you can trust me."
"Lukanya telah selesai saya jahit nanti setelah 5-10 hari lagi anda bisa kembali untuk melepas jahitannya. Usahakan jangan terlalu banyak beraktivitas menggunakan tangan kiri untuk sementara. Dan selama satu jam kedepan anda belum boleh pulang karena masih harus kita pantau, takutnya ada gejala lain yang dirasakan." Jelas dokter menginterupsi Gama dan Alana.
"Baik, terimakasih banyak, dok!"
"Terimakasih, dok."
"Sama-sama, saya permisi dulu."
"Baik, dok."
Gama terduduk lemas diatas kursi yang berada disamping ranjang rumah sakit. Ia menundukan kepalanya karena merasa lega Alana baik-baik saja.
"Kamu gak nyariin ibu, Mas?" Alana terkekeh ketika melihat ibu yang sudah selesai mendapatkan perawatan atas luka ringan di tangan dan kakinya.
Gama mengangkat kepalanya dan melihat ibu bersama bapak yang tengah berdiri dihadapan mereka. Kondisi ibu jauh lebih baik dari Alana. Gama lagi-lagi bersyukur melihat keduanya tidak mengalami luka yang serius.
Ketakutannya disepanjang perjalanan tadi lenyap begitu saja.
"Ibu, gimana bisa kalian kecelakaan di jalan tol tadi? Biasanya Pak Ujang sangat berhati-hati saat membawa mobil apalagi di jalan tol." Tanya Gama.
"Memang Pak Ujang sangat berhati-hati tapi tiba-tiba ada mobil yang menabrak mobil kita cukup keras dari belakang dan entah mengapa rem mobil kita blong sampai Pak Ujang kehilangan kendali dan memilih menabrakan mobil pada pembatas jalan agar tidak mengenai mobil yang ada didepan kita." Jelas ibu.
"Rem mobil blong? Kok bisa? Bukannya setiap hari mobil di cek?" Tanya Gama.
"Pak Ujang tadi bilang sudah dicek seperti biasa makanya beliau menganggap tidak ada masalah." Sahut bapak.
"Pak Ujang gimana kondisinya, bu?" Tanya Alana.
"Tadi masih harus diperiksa oleh dokter spesialis sepertinya ada tulang di tangan kanannya yang retak." Jawab ibu.
Gama menganggap ada hal yang tidak beres yang terjadi dan seseorang mungkin sedang berusaha menyakiti ibu beserta Alana hari ini. Gama sangat percaya pada Pak Ujang yang sudah bekerja cukup lama sebagai supir di keluarga mereka dan Gama sangat tahu kalau Pak Ujang tidak mungkin melewatkan pengecekan kondisi mobil sebelum berangkat kemana pun.
"Mobilnya gimana?"
"Sedang ditangani sama pihak kepolisian, tadi bapak juga sudah meminta untuk Pak Lukman untuk mengecek secara langsung."
KAMU SEDANG MEMBACA
By My Side
Fanfiction"As long I'm here no one can hurt you, so stay by my side." - bluesy story