Suasana kajian yang hidup. Ada sesi tanya jawab. Ada keseriusan. Ada humorisnya. Aku benar-benar menikmati kajian yang menurutku sangat singkat ini.
Memang benar ya...ketika kita bersama orang yang kita suka, seolah waktu berjalan begitu singkat. Namun istimewa. Begitu sebaliknya. Ketika kita berada pada fase yang kurang enak, waktu terasa begitu lamban.
Ingin menjauh meninggalkan tapi tak bisa melangkah. Ketika ingin berhenti untuk menikmati, dunia tetap berputar. Semua akan terlewat menjadi kisah yang telah lalu.
Berputar. Terus berputar. Keterikatan hati yang tumbuh secara naluriah. Tidak saling menyapa, tapi Allah temukan do'a-do'a diatas langit sana. Dia yang mencari jawaban. Mencari kepastian. Hanya patuh dan tunduk kepada Robbnya.
Hanya sebatas ingin memiliki. Tanpa ada niatan untuk memaksakan kehendak hati.
Tapi yang terjadi seolah adalah pertanda dari Allah lewat perantara alam. Kejadian demi kejadian ingin aku pungkiri untuk tidak menaruh harap kepada ustadz Aqlan.
Tapi ada satu sisi, yang membuat keyakinanku kukuh. Seakan Allah telah membuat hati kita terikat.
Dia menjawab pertanyaan dikepalaku sebelum aku sempat menyampaikannya.
Dia menjawab kegelisahan hatiku bahkan yang dindingpun tak ku izinkan untuk tahu."Oh iya temen- temen sekedar mengingatkan karena ini malam jum'at jangan lupa sunnah Rosulnya"
Kata ustadz Aqlan ditengah sesi tanya jawab.
Sontak kalimat sunnah rosul yang dikatakan ustadz Aqlan membuat suasana menjadi gaduh kembali.
Yang jomblo menyingkir yang jomblo menyingkir , ada yang menyahutnya seperti itu.
Oh malam jum'at ya ini... , ada yang lupa hari karena sibuk dengan rutinitasnya.
Ustadz Aqlan sudah nikah diam-diam yaw... istrinya orang mana? Berani sekali mencuri start? , ada juga kalangan gadis yang mengungkapkan ketidakrelaannya bila ustadz Aqlan sudah menikah.
"Maksud saya sunnah rosul disini adalah salah satunya membaca surah Al Kahfi".
Ralatnya kemudian.
Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat Al-Kahfi, maka ia dilindungi dari dajjal." (HR Muslim)
Diriwayatkan dari Sahabat Abu Sa'id al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membaca surah Al Kahfi pada malam Jumat, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dan Baitul 'Atiq (Ka'bah)."
Aku ingin menanyakan sesuatu padanya. Tapi aku takut. Aku terlalu gugup bila harus berinteraksi dengannya.
Ustadz, apakah ada ketentuannya dalam membaca surah Al Kahfi ?
Hatiku memintaku untuk menanyakannya. Namun bibirku enggan untuk menyuarakannya.
"Za, ada yang ingin ditanyakan?", tanya Amel dengan senyum ramahnya.
Mungkin dia melihat ada tanda tanya besar yang wajahku tampilakan.
"Gak. Kamu mau nanya?", Amel menggeleng.
"Aku mau nanya, tolong tanyain ya ,Mel!", sambung Lania ditengah obrolanku dengan Amel.
"Tanya apa?".
Aku dan Amel serius mendengarkan apa yang akan Lania katakan. Ana dan El yang tak sengaja mendengar ikut bergabung dalam pembicaraan yang terkesan serius ini.
"Tolong tanyakan pada ustadz Aqlan kapan kerumah untuk halalin aku". Ucap Lania dengan entengnya. Dan tak lupa dia tertawa pada ujung kalimatnya.
"Gak beres ni anak".
Kami menghela nafas dengan kekonyolan Lania.
"Dalam membaca surah Al Kahfi ini yang utama 10 ayat pertama & terakhir, itu sunnah untuk dihafalkan.
Adapun satu surah secara keseluruhan sunnah untuk dibaca keseluruhan.
Adapun cara membacanya boleh nyicil,gak harus langsung satu surah dalam 1 waktu...wallahu a'lam".Tambah ustadz Aqlan.
Deg.
Dengar!! Kalian dengar juga kan??!! Ustadz Aqlan sudah menjawab pertanyaanku. Pertanyaan yang tersampaikan lewat hati dijawab jelas melalui lisannya sendiri.Gimana aku gak makin suka sama ustadz Aqlan kalo begini coba???
Ada kontak hati ya kita ust???
Bunga- bunga seolah bermekaran seketika. Kupu-kupu terbang mengelilingi diriku. Aku merasa pikiranku juga hatiku kini diterbangkan oleh pemikiran.
Ustadz Aqlan, mantra apa yang kau gunakan??? Sampai aku melayang hanya dengan sebuah kebetulan. Eh ini kebetulan atau benar ini adalah kontak batin kita?
Aku selalu baper dengan ustadz Aqlan. Kebetulan demi kebetulan yang tergambar dalam barisan taqdir. Entah sudah berapa kali kejadian berbeda yang mengatas namakan kebetulan akan berulang lagi.
Acara kajian telah usai. Dalam perjalanan pulang. Dalam terang lampu jalanan. Dalam bisikan angin dalam keheningan.
"Kalo udah malam gini pasti gak bisa langsung tidur?", kata Lania.
"Nyunnah rosul aja!", kata El.
"Kalo yang itu mah udah. Pinginnya nyunnah rosul yang lain". Kata Lania balik.
Lania emang suka mancing-mancing.
"Apa?", kata Ana.
"Makan pakai tangan. Memotong kuku juga rambut, mandi dan pakai parfum juga bagian dari sunnah hari Jum'at. Baca sholawat itu pun juga bisa".
Jawabku. Membuat yang lain tertawa karena berhasil menggagalkan humor yang ingin Lania buat.
"Aku mau nya sunnah rosul sama ustadz Aqlan". Jawab Lania menampilkan wajah menghayalnya.
"Sana balik ke pesantren. Trus tarik tangan ustadz Aqlan. Minta beliau bertanggung jawab!", suruh Ana pada Lania dengan sedikit dorongan kecil dibahunya.
"Bertanggung jawab untuk apa?".
"Karena ustadz Aqlan sudah membuatmu tidak waras!"
Semua jadi tertawa. Bahkan sampai ada butir air mata yang tanpa sengaja terlewat begitu saja.
Keheningan pecah seketika.
Dengan polosnya Lania hendak memutar balik langkahnya. Namun ditahan oleh Amel.
"Eh eh mau kemana?".
"Katanya suruh balik ke pesantren?!"'.
"Udah malam. Ayo pulang!".
Mungkin benar. Cinta itu buta
Dia lihat apa yang tak nampak oleh mata
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutemukan Cinta
General FictionSebuah perjalanan takdir yang membawaku sampai padamu. Menawarkan sebuah harapan yang tanpa kusadari membawa perubahan besar dalam kehidupanku. Kau hadir mewarnai hariku. Tanpa izin tanpa permisi kau mengisi setiap inci pikiranku.