"Sudah malam...tidur yaw...? Gak usah berfikir yang tidak-tidak".
"Iya".
"Boleh mas peluk?".
Aku menutup wajahku dengan telapak tanganku. Aku mau tidur dipeluk olehnya. Tapi rasa malunya setengah mati....
"Boleh gak...kenapa mukanya ditutup seh..kan cantiknya gak kelihatan..".
Ya Allah...sungguh aku tak percaya. Suamiku yang terkenal dengan cueknya sekarang berubah menjadi raja gombal. Ngidam apa umi mertuaku dulu saat mengandungnya??
Aku senang mas Aqlan merubah suasana hatiku menjadi lebih baik. Semoga aku nanti, suatu hari juga bisa melakukan hal sama untuknya.
"Ya udah deh..klo gak boleh. Mas peluk guling aja".
Karena tak kunjung ada jawaban dariku, mas Aqlan bersiap tidur. Dengan cepat kuraih tangannya.
"Jangan!!!".
"Jadi gimana? Peluk guling apa peluk adek?".
"Aku aja". Jawabku malu-malu mau.
Mas Aqlan memelukku.
Pelukan pertama suamiku untuk menenangkan istrinya yang sedang merasa tidak baik-baik saja. Pelukan ajaib. Rasanya nyaman. Menenangkan. Aku dibuatnya terlelap dalam hangat kasih sayangnya.
------------
Jam menunjukkan pukul 03:30.
Suhu udara mencapai 18 derajat. Sangat dingin menurutku.
Aku masih bergelung dalam selimutku. Mata rasanya seperti di lem karena semalam aku baru bisa tidur sekitar setengah dua. Melanjutkan mimpi adalah pilihan terbaik menurutku. Tapi semesta tidak mendukungku saat ini.
Dari kamarku terdengar suara orang sedang berbicara. Seperti suara ibu dan ayah yang biasa mengobrol sambil menikmati teh sebelum subuh.
Masih dengan mata tertutup, kuraba sisi sebelahku mencari keberadaan suamiku. Kosong. Kuraba lagi kearah lain. Masih kosong. Dengan mata yang sangat berat, aku mencoba mencari keberadaan mas Aqlan.
Sayup-sayup terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi. Pasti mas Aqlan disana. Tanpa mau berfikir lagi, aku masih melanjutkan tidurku.
Dalam tidur, aku masih mendengar suara pintu kamar mandi terbuka. Suara langkah kaki yang terhenti didekatku. Aku semakin mengeratkan selimutku. Apa lagi saat sesuatu yang dingin terasa menyentuh wajahku. Langsung kutenggelamkan wajahku dibalik selimut.
Kurasakan usapan lembut pada kepalaku. Dan bisikan lembut pada telingaku.
Aku tersenyum tanpa membuka mata. Aku tidak bisa membedakan ini mimpi atau nyata.
Kuraskan hawa dingin langsung menyentuh kulitku. Ada yang menyingkirkan selimut dari tubuhku. Dan sesuatu yang lebih dingin berasa pada lenganku.
"Dek... bangun yuk..kita tahajud dulu".
"Sepuluh menit lagi".
Kutunda alarm untuk membangunkanku sepuluh menit kemudian.
"Sayang...bangun yuk..".
Perlahan ku buka mata dengan sangat terpaksa. Sedikit demi sedikit . Samar-samar aku melihat sebuah wajah tepat dihadapanku. Setelah mataku terbuka, aku melihat suamiku duduk disampingku.
Aku tersenyum melihatnya. Dia memperhatikanku lengkap dengan senyumnya.
Begitu nyawaku sudah terkumpul, aku langsung duduk dan menjauh sedikit darinya. Mas Aqlan mengernyit bingung dengan perubahan cepat sikapku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutemukan Cinta
General FictionSebuah perjalanan takdir yang membawaku sampai padamu. Menawarkan sebuah harapan yang tanpa kusadari membawa perubahan besar dalam kehidupanku. Kau hadir mewarnai hariku. Tanpa izin tanpa permisi kau mengisi setiap inci pikiranku.