Lorong sekolah yang panjang sedari tadi menyuguhi pengelihatan ku. Pandanganku kosong tapi tidak dengan isi pikiranku, aku belum selesai bicara dengan Mahen semalam, masih banyak hal yang ingin ku tanyakan padanya. Ingin ku tanyakan sekarang tapi lelaki itu tidak masuk lagi.
Semalam pembicaraan ku terpotong saat Umi berteriak dari arah belakang rumah kalau Cadas terjatuh ke kolam ikan milik Abi. Katanya anak itu sedang menangkap ikan dengan pengki di pinggiran kolam, karena licin jadinya Cadas terjatuh.
Semua orang panik. Mahen sampai ikut turun ke kolam bersama Abi untuk menyelamatkan Cadas, kolam itu cukup dalam bahkan untuk ukuran Abi dan Mahen. Cadas menangis karena takut. Saat baju Cadas selesai diganti, Mahen langsung mengajak Cadas untuk pulang, jadi aku tidak punya kesempatan untuk bertanya pada Mahen. Aku harap Cadas baik-baik saja, begitupun dengan Mahen....
Di tanganku ada payung biru milik Mahen yang dipinjam Samudra, aku ingin mengembalikan ini padanya. Aku jadi tahu alasan kenapa Mahen tidak masuk sekolah di hari itu.
"Nih payung lo!" Ketus ku pada Samudra saat berhadapan langsung dengan lelaki itu.
"Hatur nu-"
"Niat lo udah bener mau nolongin gue, tapi cara lo salah!"
Timpalan omongan kuberikan pada lelaki itu, amarahku sudah di ubun ubun. Samudra seharusnya nggak perlu lakuin itu.
"Maksud kamu teh naon, Dhar?"
"Lo nggak usah pura-pura nggak tau deh, Mud. Asal lo tau ya, Mahen nggak masuk dua hari itu karena sakit. Kehujanan."
Tak mungkin Samudra tidak mengerti apa maksud dari perkataanku. Langsung ku tinggal dia, biar otaknya bekerja dan berjalan lagi, agar dia berpikir dan merenungi apa salahnya, agar hati nuraninya terbuka kembali, kalau perlu sampai iblis yang ada di dalam dirinya taubat dan sedekah.
•
•
•
"Ah motor maneh teh aya aya wae si, Jar? Motor maneh nya, satiap boncengin aing mogok deui mogok deui"
(ah motor lo tuh ada ada aja si, Jar? Motor lo ya, setiap boncengin gue mogok lagi mogok lagi)
Keluh Aep pada Wijar. Mereka berdua habis pulang dari bengkel, motor Wijar mogok di jalan waktu menjemput Aep dari sekolahnya dan besok baru bisa diambil.
"Nya teu apal atuh, Ep" Balas Wijar pasrah, wajahnya sudah cemberut sedari tadi.
( Ya nggak tau, Ep)
"Emang motor maneh teh motor butut!"
"Rangajar sia! Motor aing mah emang udah tua, tapi motor aing teh aya kodam na. Tong main main sia jeung motor aing!"
(kurang ajar lo! Motor gue mah emang udah tua, tapi motor gue ada kodam nya. Jangan main main lo sama motor gue!)
"Ahhh nanaonan deui kodam kodam?! Eta tah Lucinta Luna oge aya kodam!"
(Ahhh apa-apaan lagi kodam kodam?! Itu tuh Lucinta Luna juga ada kodam!)
"Lain kodam nu eta anjing!"
(bukan kodam yang itu anjing!)
"Lagian maneh ge pan barudak STM tapi teu bisa bantu aing benerin motor, payah anying"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAHEN
Teen Fiction"Aku ingin menjadi seseorang yang dikirim Tuhan untuk menjaga kamu sampai aku ditelan oleh tanah" Kalimat itu terlontar keluar dari mulutnya untukku, dengan suara yang amat sangat lembut. Mahen Koswara Putra Kusuma namanya, anak laki-laki aneh peny...